Dark Mode Light Mode

10 Game Terlupakan yang Merintis Genre Favoritmu

Siapa bilang Pac-Man adalah kakeknya video game? Atau Space Invaders adalah buyutnya Call of Duty? Mungkin kamu kaget, tapi genre-genre video game favoritmu punya silsilah keluarga yang lebih panjang dan… well, lebih aneh dari yang kamu bayangkan. Mari kita gali lebih dalam sejarah gaming, siapa tahu kamu menemukan game baru untuk dimainkan (atau ditertawakan).

Dari Mana Asal Genre Game Favoritmu?

Video game, dibandingkan bentuk hiburan lain, sebenarnya masih anak bawang. Tapi, perkembangannya gila-gilaan! Coba deh ingat gameplay zaman Atari, jauh kan sama open world di PS5? Saking cepatnya evolusi ini, asal-usul beberapa genre jadi terlupakan. Padahal, di situlah akar dari keseruan yang kita rasakan sekarang.

Mungkin kamu lebih suka genre action yang penuh ledakan atau game strategi yang bikin otak berasap, semua itu berawal dari sesuatu yang obscure. Banyak juga yang mungkin belum pernah kamu dengar. Jadi, siap menjelajahi lorong waktu gaming?

Maze War (1973) – Pelopor First-Person Shooter (FPS)

Wolfenstein 3D dan Doom memang berjasa mempopulerkan FPS, tapi bukan mereka yang pertama! Tahun 1973, sekelompok siswa SMA di NASA Ames Research Center bikin Maze War (atau Maze), game FPS kompetitif. Bayangkan, kamu harus saling bunuh di labirin berbasis grid sampai ada yang mencapai target kill. Grafisnya mungkin bikin kamu ketawa, tapi idenya brilliant.

Yang bikin Maze War istimewa adalah fitur-fiturnya yang… surprisingly modern. Mini-map, ngintip dari balik sudut, text chat (kayak Discord zaman purba), musuh yang dikendalikan komputer, bahkan editor level! Tahun 1974, game ini bisa dimainkan multiplayer hingga delapan orang lewat ARPANET (cikal bakal internet). Imagine, FPS multiplayer sebelum internet jadi mainstream!

Power Drift (1988) – Jauh Sebelum Mario Kart

Sega melakukan apa yang Nintendon’t, termasuk menciptakan genre kart racing. Sebelum Nintendo mengukuhkan diri sebagai raja kart racing dengan Super Mario Kart tahun 1992, Sega sudah merilis Power Drift. Game arcade ini terkenal karena kecepatannya yang gila dan lintasan yang seru dengan banyak elemen vertikal. Setiap lintasan akan membuatmu ngebut mendaki bukit, melompat dari ramp, dan drifting di sekitar tebing sempit.

Setiap arcade Power Drift punya platform hidrolik yang mengayunkan tempat dudukmu mengikuti gerakan kart. Power Drift adalah awal yang kuat untuk kart racers, tetapi mudah untuk melihat mengapa Mario Kart tetap memimpin. Sementara Power Drift dimainkan seperti game balap arcade standar, Super Mario Kart memantapkan kart racers sebagai kelasnya sendiri dengan memperkenalkan kekacauan kotak barang, boost pad, dan bahaya panggung.

Rising Zan: The Samurai Gunman (1999) – Aksi Stylish Sebelum Terkenal

Buat penggemar character action game (seperti Devil May Cry atau Bayonetta), Rising Zan: The Samurai Gunman punya tempat spesial. Rising Zan berlatar di wild west Amerika. Kamu jadi Zan, mantan sheriff bersenjata pedang dan pistol, yang balas dendam pada samurai yang mengalahkannya dalam duel.

Layaknya game character action lain, kamu harus menembak, menebas, dan bergaya melawan musuh. Setiap level berakhir dengan boss fight. Rising Zan memperkenalkan Devil Trigger-like special meter yang terisi saat kamu mengalahkan musuh. Meter ini bisa dipakai untuk jurus spesial atau mengaktifkan “Hustle Mode,” yang memberikan Zan pedang lebih besar, kecepatan meningkat, dan damage yang drastis. Ada juga sistem ranking mirip “style meter” di Devil May Cry. Memang, Rising Zan masih kasar, tapi idenya cemerlang.

Blockade (1976) – Ular Sebelum Nokia Terkenal

Pasti kamu pernah main Snake, kan? Game klasik ini muncul di semua platform, dari mobile Nokia sampai Tetris versi digital. Tapi, tahukah kamu kalau Snake itu sebenarnya “knockoff” dari game yang kurang terkenal bernama Blockade?

Dirilis di arcade tahun 1976, Blockade punya perbedaan tipis dengan Snake, tapi hampir semua elemen penting Snake berasal dari sini. Blockade dimainkan dua orang. Kamu dan lawanmu berusaha menjebak satu sama lain dengan membuat jejak dinding yang saling terhubung. Siapa pun yang menabrak dinding, kalah. Blockade memang kurang sukses di arcade, tapi melahirkan banyak imitasi yang memodifikasi formula dasarnya dan membuka jalan bagi popularitas Snake.

The Dragon & Princess (1982) dan Dungeon (1983) – Lahirnya JRPG

Bukan rahasia lagi kalau RPG zaman dulu terinspirasi dari tabletop role-playing games (TTRPG), terutama Dungeons & Dragons. RPG western seperti Ultima dan The Elder Scrolls menekankan world-building dan pilihan pemain, sementara RPG eastern (Jepang) seperti Dragon Quest dan Megami Tensei fokus pada sistem battle dan cerita linear. Alhasil, Japanese role-playing games (JRPG) jadi genre tersendiri.

RPG pertama yang dibuat di Jepang adalah The Dragon & Princess, dirilis untuk PC-88 tahun 1982. Game ini punya elemen JRPG yang familiar seperti random encounters, preset party, dan grinding level. Tapi, sebagian besar gameplay berupa text-adventure. Navigasi peta, bicara dengan karakter, atau beli perlengkapan dilakukan lewat text prompts. Kontrol langsung diberikan saat battle turn-based. Formula JRPG baru mulai terbentuk tahun berikutnya, saat Koei merilis Dungeon. Dungeon bukan template JRPG, karena meminjam ide dari Ultima. Tapi, Dungeon adalah JRPG pertama dengan overworld map, dungeon-crawling, kota dengan NPC, quest, dan kemampuan mengalokasikan experience points ke stats.

AX-2: Uchū Yusōsen Nostromo (1981) – Horor di Luar Angkasa Sebelum Resident Evil

Resident Evil mungkin memperkenalkan banyak pemain ke horor survival, tapi genre ini punya sejarah panjang sejak era 80-an. Alone in the Dark (1992) sering disebut sebagai salah satu game horor survival pertama, tapi ada Sweet Home (1989). Bahkan, ada Haunted House dari Atari, dirilis tahun yang sama dengan Sweet Home (film). Tapi, AX-2: Uchū Yusōsen Nostromo (atau Space Freighter Nostromo) adalah pelopornya.

Terinspirasi dari film horor Alien (1979), AX-2 menjebakmu di pesawat luar angkasa yang ditinggalkan. Alien pembunuh sedang mencari kamu. Untuk kabur, kamu harus mengumpulkan perlengkapan yang tersebar di ruangan penyimpanan, sambil menghindari alien. Kamu hanya bisa membawa lima item, jadi harus bolak-balik ke escape hatch. Lebih parah lagi, aliennya tidak terlihat sampai berdiri di depanmu! Visualnya memang sederhana, tapi rasa takut dikejar makhluk tak terlihat bikin game ini surprisingly terrifying.

Utopia (1981) – Strategi Real-Time Sebelum Warcraft

Utopia dianggap sebagai titik awal genre real-time strategy (RTS), tapi game ini unik. Dirilis eksklusif untuk Intellivision tahun 1981, Utopia menempatkanmu sebagai penguasa pulau kecil. Tugasmu adalah mengembangkan pulau itu menjadi peradaban yang maju. Kamu harus membangun pertanian dan pabrik untuk menghasilkan makanan, membangun perumahan untuk menambah populasi, dan membangun bangunan lain untuk memenuhi kebutuhan pulau. Kamu juga bisa memancing dengan mengendalikan perahu nelayan.

Utopia lebih mirip SimCity daripada RTS lain, tapi ada satu elemen yang membuatnya jadi game strategi. Kamu bersaing dengan pemain lain yang membangun pulau mereka sendiri. Utopia dimainkan dalam beberapa round, dan pemenangnya adalah pemain dengan skor tertinggi. Skor dihitung dari kebahagiaan dan keuntungan pulau. Kamu juga bisa menghabiskan sumber daya untuk memicu pemberontakan di pulau lawan atau membangun benteng untuk melindungi pulaumu. Memang, tidak ada base-building atau strategi militer seperti di Warcraft dan Command & Conquer, tapi Utopia memainkan peran penting dalam membentuk genre RTS.

The Sumerian Game (1964) – SimCity Zaman Sumeria

Tahun 1964, IBM bekerja sama dengan New York State’s Board of Cooperative Educational Service (BOCES) untuk melihat apakah komputer dan game bisa jadi alat pendidikan. Hasilnya? Bisa! IBM dan BROCES mengajak guru untuk mendesain game berdasarkan mata pelajaran. Salah satunya adalah The Sumerian Game, simulator manajemen kota kuno yang dirancang oleh guru kelas 4 bernama Mable Addis dan diprogram oleh William McKay dari IBM.

Di The Sumerian Game, kamu memerintah kota-negara Lagash. Tugasmu adalah mengelola kota selama beberapa generasi, yang dibagi menjadi 30 round. Kamu harus memastikan warga cukup makan, menghasilkan makanan di pertanian dan tempat penyimpanan, mengelola pekerja, dan berdagang dengan wilayah lain.

The Sumerian Game hanya dipakai dua kali untuk studi IBM dan BOCES. Tapi, game ini menyebar di kalangan developer dan melahirkan imitasi seperti King of Sumeria dan Hamurabi. Sayangnya, game aslinya hilang. Untungnya, sejarawan Andrea Contato membuat remake gratis The Sumerian Game berdasarkan dokumentasi aslinya. Sekarang, kita bisa merasakan game yang menjadi dasar dari semua city-builder favorit kita.

Island of Kesmai (1985) – Sebelum Ada World of Warcraft

Sebelum MMORPG seperti World of Warcraft dan Final Fantasy XIV mencuri ribuan jam hidup kita, multi-user dungeon (MUD) menghadirkan pemain secara online. MUD adalah pendahulu MMO berbasis teks. Pemain membuat avatar, menjelajahi dunia virtual, dan bertarung bersama pemain lain dalam battle turn-based. Island of Kesmai bukan game pertama di genre ini, tetapi menandai transisi online gaming dari MUD ke MMO.

Dibandingkan MUD lain, Island of Kesmai sangat besar, baik dari segi ukuran dunia maupun konten yang ditawarkan. Pemain bisa menjelajahi berbagai wilayah untuk menemukan ribuan lokasi unik, makhluk, dan NPC. Island of Kesmai bisa menampung hingga 100 pemain. Game ini juga memperkenalkan quest ke online games, mendorong pemain untuk bekerja sama. Sementara Ultima Online, Meridian 59, dan Everquest adalah game pertama yang resmi mendapat label MMO, Island of Kesmai adalah game pertama yang mendefinisikan genre ini.

Beneath Apple Manor (1978) – Roguelike Sebelum Rogue

Penggemar roguelike mengira genre ini dimulai tahun 1980 dengan Rogue. Padahal, ide randomized levels dan permadeath mechanics muncul dua tahun sebelumnya di Beneath Apple Manor.

Kamu berperan sebagai petualang yang menjelajahi labirin di bawah Apple Manor. Tujuanmu adalah mencapai dasar dan mendapatkan apel emas mistis. Beneath Apple Manor dibagi menjadi beberapa lantai yang dibuat secara procedural. Mati berarti karaktermu hilang dan harus memulai dari awal. Tapi, Beneath Apple Manor lebih pemaaf. Kamu bisa membeli “brain scan” untuk hidup kembali di lantai sebelumnya, tapi kehilangan semua uang dan stats turun permanen.

Bahkan, genre roguelike mungkin lebih tua dari Beneath Apple Manor. Game yang dibuat untuk komputer mainframe juga punya procedurally generated levels dan permadeath, seperti Star Trek (1971) dan pedit5 (1975). Tapi, fitur roguelike di game ini muncul karena keterbatasan memori. Beneath Apple Manor bukan hanya roguelike pertama untuk komputer rumahan, tapi juga game pertama yang menggunakan mekanisme ini sebagai pilihan desain.

Intinya, butuh beberapa kali percobaan untuk menyempurnakan sebuah ide. Gamegame ini mendahului zamannya, memperkenalkan ide inovatif dan menciptakan genre baru. Tapi, gamegame yang terinspirasi dari mereka yang menyempurnakan fondasi dasarnya. Tetap saja, kita harus memberi kredit pada game yang memelopori genre favorit kita. Jadi, lain kali kamu main game, ingatlah para pionir yang membuka jalan. Siapa tahu, kamu terinspirasi untuk menciptakan genre baru?

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Festival Pacu Pertumbuhan Ekonomi UMKM Sumatera Utara

Next Post

Bocoran Galaxy S25 FE Ungkap Warna dan Pilihan Memori