Popular Now

Pandemi Agreement WHO: Apa Artinya Bagi Generasi Muda Indonesia?

Jugband Blues: Ayah Penulis Surat Kabar Terkejut Jadi Bagian dari ‘Sonic Mayhem’ Pink Floyd

Taylor Swift Dominasi SiriusXM: Hadirkan “Taylor’s Channel 13” Jelang Album Baru

101 Days in Lagos: Maraton Budaya Guncang Industri Kreatif!

Bayangkan Jakarta tanpa macet. Mustahil? Sama mustahilnya membayangkan konser metal tanpa moshing. Tapi, tunggu dulu! Pemerintah Provinsi Lagos, Nigeria punya ide gila: “101 Days in Lagos”. Sebuah maraton budaya yang diklaim bisa bikin Lagos nggak pernah tidur. Pertanyaannya, apakah ini cuma mimpi di siang bolong atau memang Lagos bakal jadi Las Vegas-nya Afrika?

Lagos: Lebih dari Sekadar “Detty December”

Selama ini, Lagos dikenal sebagai destinasi “Detty December”—bulan Desember yang penuh pesta pora. Tapi, Idris Aregbe, Special Adviser to the Lagos State Governor on Tourism, Arts and Culture, punya visi lebih besar. Katanya, Lagos itu kota yang nggak pernah tidur. Bukan cuma pas Desember doang. Ibaratnya, Jakarta itu nggak cuma macet pas jam pulang kantor, tapi 24/7. Nah, “101 Days in Lagos” ini adalah upaya untuk membuktikan omongan itu.

Program ini bukan sekadar festival random yang dijejalkan ke kalender. Ini adalah kurasi acara seni, budaya, dan pariwisata yang dirancang untuk menghibur, mempersatukan, dan—yang paling penting—menghidupi ekonomi Lagos. Dari September 2024 hingga Januari 2026, Lagos bakal dibombardir dengan kegiatan yang “properly curated”. Kedengarannya ambisius? Banget.

Agenda Lagos: Bukan Sekadar Hiburan

Pemerintah Lagos nggak mau kejadian tahun lalu terulang, di mana panggung ambruk dan artis nyaris celaka. Mereka sudah menyiapkan “The Lagos Agenda” yang mencakup manajemen lalu lintas, kesehatan dan keselamatan, lingkungan, hiburan, pariwisata, keamanan, dan tata kelola. Ibaratnya, ini bukan cuma sekadar update aplikasi, tapi upgrade sistem operasi secara keseluruhan.

Idris menegaskan bahwa pemerintah bekerja sama dengan banyak pihak. Tujuannya sederhana: memastikan Lagos nggak punya momen yang membosankan. Mereka bahkan punya program percontohan 60 hari untuk layanan dukungan pariwisata. Ada tim keamanan, KAI (semacam Satpol PP di Jakarta), LAWMA (kebersihan), dan LASTMA (lalulintas). Semua terintegrasi dalam satu ekosistem.

Banyak diaspora Nigeria yang balik kampung pas liburan enggan balik lagi ke luar negeri. Mereka lebih milih kerja remote dari Lagos. Ini bukti bahwa Lagos punya daya tarik yang kuat. Kayak main game yang bikin lupa waktu, saking serunya.

Regulasi Acara: Biar Nggak Semrawut

Pemerintah Lagos nggak cuma sekadar menggelar acara. Mereka juga mengatur regulasi untuk memastikan semuanya berjalan lancar. Sebelum bikin acara di Lagos, harus dapat sertifikasi dari pemerintah. Ini bukan birokrasi ribet, tapi upaya untuk merencanakan acara dengan baik dan memberikan dukungan yang memadai—terutama dalam hal keamanan dan manajemen lalu lintas.

Kalau mau ngumpulin lebih dari 250 orang di satu tempat, wajib daftarin acara itu. Dengan begitu, acara tersebut bakal masuk ke kalender budaya Lagos. Ibaratnya, ini kayak whitelist di server game. Biar nggak ada cheater atau gangguan yang merusak keseruan.

Highlight “101 Days in Lagos”: Dari Seni Sampai Balap Perahu Listrik

Beberapa highlight dari “101 Days in Lagos” termasuk Art X Lagos (6-9 November) dan cultural weekend (14-16 November) yang menampilkan tari, gulat, pameran seni visual, kafe makanan Nigeria, fashion, dan banyak lagi. Kedutaan Besar Amerika Serikat juga ikut andil dalam program ini.

Diplomasi Budaya dan Jazz Lincoln Center

United States Mission in Nigeria bekerja sama dengan RunwayJazz untuk menggelar konser musik pada 5 Oktober. Bakal ada Jazz at Lincoln Centre Orchestra (New York) dengan Wynton Marsalis, Weedie Braimah, Shenel Johns, Herlin Riley, Godwin Louis, Made Kuti, Yinka Davies, Jerry Omole, Timi Dakolo, dan masih banyak lagi. Ibaratnya, ini kolaborasi antara MLBB dan Transformers. Keren, kan?

Selain jazz, musisi Nigeria seperti Burna Boy, Wizkid, dan lainnya juga bakal meramaikan “Detty December”. Ini bukti bahwa musik Nigeria sudah diakui secara global.

E1 Series: Balap Perahu Listrik di Lagos

Lagos juga bakal jadi tuan rumah acara olahraga air besar bernama E1. Ini adalah kejuaraan dunia balap perahu listrik yang bakal membawa lebih dari 250 tokoh olahraga ke Lagos (3-5 Oktober). Acara ini pertama kalinya diadakan di Afrika. Lagos sejajar dengan Monaco, Venice, dan Jeddah sebagai kota tuan rumah global. Ini simbol komitmen Lagos terhadap energi bersih, aksi iklim, inovasi, pariwisata, pertukaran budaya, perdagangan, keberlanjutan, transportasi air, dan potensi olahraga.

Tanggung Jawab Bersama: Bukan Cuma Pemerintah

Idris memuji Gubernur Babajide Sanwo-Olu atas kecintaannya pada seni, budaya, dan pariwisata. Dia juga mengajak semua pihak untuk memenuhi standar yang ditetapkan oleh pemerintah. Tujuannya? Memastikan kehidupan budaya yang sehat di Lagos.

Nasib Teater Komunitas: Antara Kejayaan dan Bir Bintang

Idris juga menanggapi kondisi teater komunitas di Lagos yang memprihatinkan. Menurutnya, pendekatan individu, sikap warga, dan kurangnya kesinambungan adalah penyebabnya. Salah satu teater bahkan dibakar saat protes EndSARS. Yang lainnya diserahkan ke warga Lagos yang berjanji untuk menjaganya, tapi malah diubah jadi tempat minum bir. Sedih.

Idris menambahkan bahwa dengan pendekatan yang visioner—bekerja sama dengan semua pihak di bidang perhotelan, hiburan, dan budaya—maraton budaya ini bakal jadi kisah sukses lainnya. Semoga saja.

Lagos: Akankah Jadi Epicentrum Budaya Baru?

“101 Days in Lagos” adalah taruhan besar. Apakah Lagos bakal benar-benar jadi pusat budaya baru di Afrika? Apakah semua acara bakal berjalan lancar tanpa insiden? Kita tunggu saja. Yang jelas, satu hal yang pasti: Lagos nggak mau cuma dikenal sebagai tempat pesta. Mereka punya ambisi lebih besar dari itu. Kayak gamer yang pengen jadi pro player. Moga aja nggak cuma menang di kandang sendiri, ya.

Previous Post

Fellowship: Open Beta MODA Pertama Telah Hadir! Dungeon Seru Menantimu di Steam

Next Post

WWE Wrestlepalooza: Cody Rhodes Pertahankan Gelar di Tengah Kontroversi McIntyre!

Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *