Dark Mode Light Mode

39 Bintang Musik Akui Menyesal dengan Lagu Hits Mereka: Pengakuan Mengejutkan dari Taylor Swift hingga Ariana Grande

Dulu Hits, Sekarang Bikin Elus Dada: Lagu-Lagu yang Dibenci Penciptanya

Pernah nggak sih, kamu dengerin lagu yang super populer, terus mikir, “Kok bisa sih lagu ini booming banget?” Nah, ternyata, nggak cuma kita yang kadang bingung sama selera pasar, beberapa musisi justru benci sama lagu mereka sendiri yang notabene bikin mereka terkenal. Ironis, kan? Ibaratnya, masakannya sendiri jadi food poisoning buat koki-nya.

Mengapa Lagu Hits Bisa Jadi Musuh Sendiri?

Popularitas memang impian setiap musisi. Tapi, terkadang, kesuksesan bisa jadi bumerang. Bayangin aja, tiap konser harus nyanyiin lagu yang sama persis, berulang-ulang. Bosen, cuy! Belum lagi, kalau lagu itu overshadow karya-karya lain yang menurut mereka lebih berkualitas. Jadinya, kayak punya anak emas yang bikin anak-anak lain merasa diabaikan. Ini bisa bikin burnout dan akhirnya benci sama lagu itu sendiri.

Selain itu, konteks sosial dan personal juga bisa berubah. Lirik yang dulu dianggap edgy atau relevan, bisa jadi dianggap problematik atau nggak sesuai lagi sama pandangan hidup si musisi. Kaya’ mantan, dulu sayang sekarang… ya, gitu deh.

Katy Perry dan Penyesalan “I Kissed a Girl”

Katy Perry meroket namanya berkat lagu “I Kissed a Girl”. Lagu ini catchy abis dan sempat jadi anthem buat anak muda. Tapi, kalau dipikir-pikir lagi, liriknya mengandung stereotip tentang biseksualitas. Dulu, mungkin nggak terlalu jadi masalah, tapi sekarang, di era di mana isu gender dan seksualitas lebih terbuka dan sensitif, Katy Perry mengakui bahwa dia akan menulis ulang lagu itu kalau punya kesempatan. Dia merasa percakapan tentang isu-isu ini sudah jauh berkembang dalam 10 tahun terakhir. Perkembangan pemikiran adalah sesuatu yang wajar dan bahkan penting.

Nirvana dan Kutukan “Smells Like Teen Spirit”

“Smells Like Teen Spirit” adalah anthem generasi X. Lagu ini nge-hits banget dan membawa Nirvana ke puncak popularitas. Tapi, Kurt Cobain justru benci sama lagu ini. Dia merasa orang-orang terlalu fokus sama “Smells Like Teen Spirit” dan mengabaikan lagu-lagu lain yang menurutnya lebih bagus, seperti “Drain You”. Kurt Cobain merasa karya-karya lainnya tidak mendapatkan apresiasi yang layak. Dia bahkan sering menolak untuk memainkan lagu ini di konser. Ironisnya, lagu yang bikin dia terkenal justru jadi beban buatnya.

Radiohead dan Trauma “Creep”

Sama seperti Nirvana, Radiohead juga mengalami hal serupa dengan lagu “Creep”. Lagu ini booming banget di awal karir mereka. Tapi, lama-kelamaan, band ini merasa tertekan karena harus terus-menerus memainkan lagu yang sama. Gitaris Radiohead, Johnny Greenwood, bahkan mengatakan bahwa mereka merasa seperti mengulang-ulang empat setengah menit kehidupan mereka setiap hari. Thom Yorke, vokalis Radiohead, bahkan pernah berteriak “Fk off, we’re tired of it!” ke penonton. Tekanan untuk terus-menerus memenuhi ekspektasi penggemar bisa sangat melelahkan**.

Lady Gaga dan Dilema “Do What U Want”

Kasus Lady Gaga sedikit berbeda. Lagu “Do What U Want” yang merupakan duet dengan R. Kelly, dihapus dari platform streaming setelah R. Kelly tersandung kasus pelecehan seksual. Lady Gaga merasa lagu dan video klipnya dibuat pada masa kelam dalam hidupnya. Dia ingin menciptakan sesuatu yang provokatif karena marah dan belum bisa memproses trauma yang dialaminya. Keputusan Lady Gaga untuk menghapus lagu ini menunjukkan komitmennya terhadap nilai-nilai moral dan etika. Meskipun ada versi duet dengan Christina Aguilera, lagu versi R. Kelly tidak lagi tersedia.

Mengapa Kita Masih Mendengarkan Lagu-Lagu Ini?

Meski penciptanya sendiri benci, lagu-lagu ini tetap populer di kalangan pendengar. Ada beberapa alasan:

  • Nostalgia: Lagu-lagu ini mengingatkan kita pada masa lalu, pada kenangan-kenangan indah (atau mungkin tidak terlalu indah) yang pernah kita alami. Ibaratnya, foto-foto aib zaman SMP, malu sih, tapi tetep bikin senyum-senyum sendiri.
  • Melodi yang Catchy: Nggak bisa dipungkiri, lagu-lagu ini punya melodi yang gampang diingat dan bikin ketagihan. Guilty pleasure, deh.
  • Pengaruh Budaya: Lagu-lagu ini sudah menjadi bagian dari budaya populer. Mereka sering muncul di film, serial TV, atau iklan. Jadi, secara nggak langsung, kita terus terpapar sama lagu-lagu ini.

Perubahan Perspektif: Dari Benci Jadi… Apa ya?

Beberapa musisi, seiring berjalannya waktu, mungkin mulai menerima lagu-lagu yang dulu mereka benci. Mereka mungkin menyadari bahwa lagu-lagu itu telah memberikan dampak yang signifikan pada karir mereka dan kehidupan orang lain. Mungkin, kebencian itu perlahan berubah jadi rasa syukur, atau minimal, rasa acceptance. Kayak mantan, deh, dulu benci banget, sekarang… ya, udah lah.

Pelajaran Berharga dari Lagu-Lagu Kontroversial

Kisah lagu-lagu yang dibenci penciptanya ini memberikan beberapa pelajaran berharga:

  • Popularitas bukanlah segalanya. Kebahagiaan dan kepuasan pribadi jauh lebih penting daripada mengejar popularitas semata.
  • Konteks sosial dan personal bisa berubah. Lirik atau pesan yang dulu dianggap acceptable, bisa jadi dianggap problematik di masa depan.
  • Musisi juga manusia. Mereka punya perasaan, punya preferensi, dan punya hak untuk tidak menyukai karya mereka sendiri.

Seni Itu Dinamis: Tidak Ada Formula Abadi

Seni itu dinamis dan subjektif. Apa yang dianggap bagus oleh satu orang, belum tentu dianggap bagus oleh orang lain. Apa yang dianggap bagus hari ini, belum tentu dianggap bagus besok. Tidak ada formula abadi untuk menciptakan karya seni yang sukses. Yang terpenting adalah jujur pada diri sendiri dan terus berkarya sesuai dengan hati nurani.

Intinya, jangan terlalu heran kalau musisi favoritmu benci sama lagu yang paling kamu suka. Selera itu personal, dan perubahan adalah bagian dari kehidupan. Nikmati aja musiknya, dan jangan terlalu dipikirin! Siapa tahu, lagu yang kamu benci sekarang, malah jadi guilty pleasure kamu di masa depan. Dunia emang penuh kejutan, kan?

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Microsoft Hentikan Pembelian Film dan TV di Xbox serta Microsoft Store: Pengguna Indonesia Terdampak

Next Post

23 Tip Penting Donkey Kong Bananza untuk Pemula: Hindari Kekalahan Awal