Dark Mode Light Mode

9 Hal Penting dari Ericsson Mobility Report: Implikasi untuk Operator Telekomunikasi

Bayangkan masa depan di mana smartphone Anda bukan hanya untuk scroll TikTok, tetapi juga jadi asisten pribadi yang super cerdas. Tapi, semua kecerdasan buatan (Artificial Intelligence – AI) ini butuh koneksi internet yang super ngebut. Nah, pertanyaannya, siapkah jaringan kita?

Perkembangan pesat generative AI (GenAI) sedang mengubah cara kita berinteraksi dengan internet. Dari membuat konten hingga memberikan rekomendasi yang dipersonalisasi, GenAI menawarkan berbagai kemungkinan baru. Namun, semua keajaiban ini membutuhkan infrastruktur jaringan yang kuat dan adaptif.

Laporan Ericsson Mobility Report edisi Juni 2025 menyoroti pergeseran fundamental dalam pola lalu lintas jaringan yang disebabkan oleh GenAI. Laporan ini memberikan wawasan berharga tentang bagaimana adopsi GenAI memengaruhi jaringan seluler, termasuk implikasi pada spektrum, perencanaan jaringan, dan investasi.

Saat ini, lalu lintas GenAI hanya menyumbang sebagian kecil dari total lalu lintas data jaringan, sekitar 0,06%. Meskipun kecil, persentase ini diperkirakan akan meningkat seiring dengan semakin luasnya adopsi GenAI di berbagai perangkat dan aplikasi. Jadi, masih kecil, tapi potensinya besar, guys!

Salah satu perubahan paling signifikan yang dibawa oleh GenAI adalah pergeseran rasio uplink/downlink dalam lalu lintas jaringan seluler. Secara tradisional, lalu lintas jaringan didominasi oleh downlink, dengan rasio sekitar 90% downlink dan 10% uplink. Namun, lalu lintas AI memiliki persentase uplink yang jauh lebih tinggi, yaitu 26% uplink dan 74% downlink.

Meskipun masih didominasi downlink, pergeseran ini signifikan. Pengguna mengirimkan permintaan (uplink), dan model GenAI memberikan respons yang dipersonalisasi (downlink). Beberapa aplikasi GenAI, terutama yang menghasilkan konten video, bahkan memiliki rasio downlink-to-uplink setinggi 99% banding 1%.

GenAI: Biang Kerok Perubahan Lalu Lintas Jaringan?

Perbedaan utama antara lalu lintas GenAI dan lalu lintas tradisional terletak pada sifat dua arah (bi-directional) interaksinya. Lalu lintas GenAI cenderung lebih bidirectional dan context-sensitive, membutuhkan komunikasi konstan antara perangkat pengguna dan server AI.

Lalu, bagaimana dengan pengalaman imersif? Ericsson menyoroti bahwa augmented reality (AR) dengan agent AI yang terintegrasi, bakal banjir uplink dengan video, data sensor, dan percakapan suara. Gaming imersif multi-user dengan streaming dan pembuatan konten konstan juga termasuk kategori ini. Ini akan membutuhkan jaringan yang lebih responsif dan kapasitas uplink yang lebih besar. Siap-siap upgrade!

Aplikasi AI Berkembang Pesat: Siapkah Jaringan Kita?

Jumlah aplikasi AI terus bertambah. Ericsson mencatat ada 115 juta unduhan aplikasi AI pada bulan Desember 2024 saja, naik 81% dari tahun sebelumnya. Hampir setengah dari 29.000+ aplikasi seluler AI di Apple App Store dan Google Play baru dirilis tahun lalu.

Namun, Ericsson memperingatkan bahwa tidak semua pengalaman yang ditenagai GenAI akan memberikan dampak yang signifikan. Hanya aplikasi dengan adopsi tinggi dan kebutuhan data rate tinggi yang akan memengaruhi pertumbuhan lalu lintas jaringan seluler secara global.

Aplikasi seperti chatbot berbasis teks mungkin tidak terlalu membebani jaringan. Namun, asisten AI berbasis video, yang membutuhkan video langsung dua arah dan pemahaman bahasa serta konteks yang kompleks, berpotensi menyebabkan dampak jaringan yang signifikan.

ChatGPT: Raja Aplikasi AI, Lalu Bagaimana Dampaknya?

ChatGPT mendominasi lanskap aplikasi AI seluler. Dengan 250 juta instalasi dan 546 juta pengguna aktif bulanan pada April 2025, ChatGPT menyumbang 60% dari total lalu lintas AI dan 70% dari semua lalu lintas AI di uplink.

Lalu lintas ChatGPT didistribusikan 71% di downlink dan 29% di uplink. Aplikasi GenAI lain, seperti DeepSeek dan Microsoft Copilot, memiliki distribusi lalu lintas yang lebih simetris. Sementara itu, aplikasi seperti Invideo AI, yang membuat konten video, didominasi lalu lintas downlink (99%).

Masa Depan Jaringan: Spektrum Baru dan AR

Ericsson menyatakan bahwa dampak lalu lintas GenAI masih dapat dikelola dengan spektrum 5G saat ini. Akan tetapi, operator perlu merencanakan pertumbuhan baru yang diproyeksikan oleh penggunaan GenAI. Hal ini mungkin memerlukan spektrum tambahan di midband dan upper midband atau centimeter-wave range untuk mendukung kebutuhan uplink.

Aplikasi augmented reality, seperti smart glasses, kemungkinan akan mendorong penggunaan seluler dan hands-free, sehingga berpotensi meningkatkan konsumsi lalu lintas melalui 5G dibandingkan Wi-Fi di dalam ruangan. Jadi, bukan cuma gadget baru, tapi juga infrastruktur baru!

Secara keseluruhan, GenAI menghadirkan tantangan dan peluang bagi operator jaringan. Dengan memahami tren lalu lintas yang muncul dan merencanakan investasi dan alokasi spektrum yang tepat, mereka dapat memastikan bahwa jaringan mereka siap mendukung pertumbuhan GenAI dan aplikasi imersif di masa depan. Ini bukan cuma soal kecepatan, tapi juga bandwidth, latensi, dan fleksibilitas. Singkatnya, jaringan kita harus makin pintar biar bisa ngimbangin AI.

Jadi, guys, siap-siap saja dengan perubahan yang bakal terjadi. Jangan sampai jaringan ngadat pas lagi asyik pakai AI!

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Implikasi Keberadaan Fragile dan Lou di Death Stranding 2

Next Post

Animal Collective Rilis Lagu Baru "Love on the Big Screen": Dengarkan, Era Baru Musik Dimulai