Dark Mode Light Mode

ADRIAN SMITH IRON MAIDEN Ungkap Kemudahan Ciptakan Lagu Bareng BRUCE DICKINSON

Siapa bilang musisi rock cuma bisa berantem dan bikin onar? Kisah persahabatan dan kolaborasi epik antara Adrian Smith dan Bruce Dickinson dari Iron Maiden ini bukti nyatanya. Dari sekadar teman nongkrong sampai jadi duo pencipta lagu legendaris, mari kita kulik rahasia dapur mereka.

Kisah Bromance di Balik Panggung Iron Maiden: Adrian & Bruce

Dibalik ganasnya musik Iron Maiden, tersimpan kisah persahabatan erat antara gitaris Adrian Smith dan vokalis Bruce Dickinson. Chemistry mereka bukan cuma di atas panggung, tapi juga di balik layar, di mana mereka menciptakan karya-karya abadi. Jadi, jangan kaget kalau habis baca ini, kamu pengen bikin band sama sahabatmu sendiri!

Persahabatan mereka bersemi sejak Bruce pertama kali bergabung dengan Iron Maiden pada tahun 1982. Setelah latihan band usai, alih-alih langsung pulang, mereka berdua justru memilih untuk menghabiskan waktu bersama. “Dulu, setelah latihan, biasanya semua langsung cabut. Tapi gue sama Bruce malah nongkrong, minum bir, main biliar,” kenang Adrian dalam sebuah wawancara. Momen-momen santai inilah yang menjadi fondasi kuat bagi kolaborasi mereka.

Adrian, yang memang gemar menulis lagu, sering memainkan riff-riff gitarnya kepada Bruce. Dari situ, ide-ide mulai bermunculan dan mereka pun mulai menulis lagu bersama. Proses kreatif ini ternyata sangat menyenangkan dan produktif. Bruce selalu antusias menanyakan riff baru yang dimiliki Adrian setiap kali mereka mengerjakan album.

Kekuatan Bruce terletak pada kemampuannya menciptakan melodi dan lirik dengan cepat. Adrian sendiri mengakui betapa mudahnya bekerja sama dengan Bruce. “Dia itu easy to write with. Dia bisa langsung kepikiran sesuatu dengan cepat. Kita nulis lagu bisa cepet banget.” Selain itu, Adrian juga sangat mengagumi jangkauan vokal Bruce yang luar biasa.

Dari Iron Maiden ke Proyek Solo: Kolaborasi Tanpa Batas

Di era 90-an, ketika Adrian sedang fokus dengan proyek solonya, Bruce justru mengajak Adrian untuk bergabung dengan band solonya. Adrian sangat terkesan dengan lagu-lagu yang ditulis Bruce bersama gitaris Roy Z untuk album “Chemical Wedding”. Akhirnya, Adrian memutuskan untuk bergabung dan menikmati petualangan musik yang baru.

Pengalaman bersama Bruce di proyek solo memberikan Adrian banyak pelajaran berharga. Dia banyak belajar dari Roy Z, terutama tentang drop-D tuning, sebuah teknik tuning gitar yang menghasilkan suara lebih berat. "Gue belajar banyak dari Roy. Dia juga guru gitar, seorang virtuoso. Dia kasih gue beberapa pointers," ujar Adrian. Bekerja dengan orang yang berbeda memang selalu membuka wawasan dan mendorong pertumbuhan.

Kolaborasi ini membuktikan bahwa chemistry musikal mereka tidak terbatas hanya pada Iron Maiden. Mereka mampu menciptakan musik yang hebat di berbagai genre dan format. Ini menunjukkan fleksibilitas dan kemampuan adaptasi mereka sebagai musisi.

Rahasia Dapur Penciptaan Lagu: Riff Gitar dan Buku Lirik

Adrian mengungkapkan bahwa dia adalah orang pertama di Iron Maiden yang memiliki multi-track recorder di era 80-an. Alat ini membantunya merekam demo lagu-lagunya. Ketika Bruce baru bergabung, mereka sering menghabiskan waktu bersama setelah latihan, menciptakan lagu di sela-sela kesibukan.

Proses penulisan lagu mereka sangat organik dan saling melengkapi. Adrian biasanya memiliki riff gitar atau melodi, sementara Bruce memiliki buku lirik yang selalu siap sedia. "Gue cuma nulis lirik kalau terpaksa, soalnya ribet. Tapi Bruce selalu bawa buku lirik ke mana-mana. Jadi, kalau gue punya sesuatu [musikal], dia pasti langsung punya sesuatu [lirik]," jelas Adrian.

Terkadang, Adrian juga memberikan ide judul lagu, seperti "Speed of Light" atau "Writing on the Wall", yang kemudian menginspirasi Bruce untuk menulis lirik. Proses ini berjalan bolak-balik, saling memberi dan menerima ide, menciptakan sinergi yang luar biasa.

Mengapa Kolaborasi Mereka Begitu Sukses?

Lantas, apa rahasia di balik kesuksesan kolaborasi Adrian dan Bruce? Jawabannya terletak pada beberapa faktor kunci:

  • Persahabatan yang kuat: Hubungan mereka lebih dari sekadar rekan kerja. Mereka adalah teman yang saling mendukung dan menginspirasi.
  • Keterbukaan terhadap ide: Mereka tidak takut untuk mencoba hal-hal baru dan saling menerima masukan.
  • Saling melengkapi: Adrian ahli dalam menciptakan riff gitar, sementara Bruce mahir dalam menulis lirik dan melodi.
  • Kecintaan terhadap musik: Mereka berdua memiliki semangat yang sama untuk menciptakan musik yang hebat.

Pelajaran Berharga dari Duo Legendaris

Kisah Adrian Smith dan Bruce Dickinson adalah inspirasi bagi kita semua. Bahwa kolaborasi yang sukses membutuhkan lebih dari sekadar bakat. Dibutuhkan persahabatan, keterbukaan, dan semangat untuk terus belajar dan berkembang. Jadi, cari teman yang sefrekuensi, jangan takut berkreasi, dan siapa tahu, kamu bisa jadi duo legendaris berikutnya! Jangan lupa, dengarkan terus musik Iron Maiden dan proyek solo mereka. Dijamin, semangatmu langsung membara!

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Game Pass Bangkitkan Nostalgia: Lebih dari 50 Game Klasik Activision Era 80-90an Hadir!

Next Post

Papua Barat: Banjir Bandang dan Tanah Longsor Tewaskan 10, 10 Hilang