Pocket FM: Masa Depan Audio Series Ditulis oleh… AI?
Siapa bilang AI cuma bisa bikin gambar kucing lucu? Pocket FM, platform audio series asal India yang didukung Lightspeed, berambisi jadi “Netflix”-nya audio, dan mereka menggandalkan AI untuk mewujudkannya. Bayangkan ratusan episode audio yang disesuaikan dengan selera pendengar, diproduksi dengan cepat. Kedengarannya seperti mimpi? Mungkin tidak lagi.
Pocket FM ingin melepaskan diri dari belenggu produksi konten yang lambat. Mereka memberikan arsenal AI kepada para penulisnya, alat canggih yang bisa menyarankan akhir cerita yang lebih memuaskan, atau bahkan membuat narasi lebih menarik. Tujuannya jelas: mempercepat proses penulisan cerita. Kita semua tahu kan, waktu adalah uang, apalagi di dunia hiburan.
Sebenarnya, Pocket FM sudah lama bermain-main dengan AI. Mereka menggunakan tools seperti ElevenLabs untuk menghasilkan suara karakter, dan menguji coba AI untuk bantuan penulisan dan adaptasi secara internal. Sekarang, mereka siap merilis AI tools secara massal ke semua penulis.
CoPilot: Sahabat Baru Para Penulis Audio
Tools penulisan AI ini, yang diberi nama CoPilot, bisa digunakan untuk membantu siapa saja membuat cerita. CoPilot ibarat asisten pribadi yang siap 24/7 untuk membantu penulis mengatasi writer’s block.
CoPilot bukan cuma sekadar grammar checker. Ia bisa mengubah narasi menjadi dialog yang dinamis, menganalisis “beat” (irama cerita) untuk membuat cerita lebih menarik sesuai genre tertentu, dan bahkan menawarkan fitur chatbot dasar seperti “perpendek”, “perluas”, dan menghasilkan teks via prompt. Lebih dari itu, CoPilot memahami seluk beluk audio series dan tahu bagaimana membuat pendengar ketagihan.
Untuk menciptakan CoPilot, Pocket FM menganalisis ribuan jam data untuk memahami apa yang membuat pengguna lebih terlibat dengan alur cerita tertentu dalam genre tertentu. Data ini menjadi bahan bakar bagi AI untuk memberikan saran penulisan yang cerdas.
Berdasarkan analisis data, AI dapat menyarankan cara meningkatkan konflik antar karakter, merekomendasikan ending yang lebih seru, atau bahkan menyarankan sound effect yang tepat untuk menghidupkan suasana. Bayangkan betapa mudahnya sekarang membuat audio series yang memukau!
Ekspansi Global dengan Bantuan AI: Menerjemahkan Budaya, Bukan Cuma Bahasa
Selain CoPilot, Pocket FM juga meluncurkan tools adaptasi untuk berbagai pasar internasional. Tools ini bukan cuma menerjemahkan teks, tapi juga mengubah nama dan frasa agar lebih sesuai dengan budaya lokal. Ini penting banget! Bayangkan karakter bernama “Bambang” di Jerman, kan kurang nendang?
Awalnya, tools adaptasi ini diuji coba di Jerman, setelah Pocket FM kesulitan menarik perhatian pengguna di sana. Hasilnya luar biasa. Pendapatan in-app bulanan terus meningkat, hingga mencapai $700.000 di bulan Juni.
Rohan Nayak, pendiri Pocket FM, mengatakan bahwa dulu butuh 12-18 bulan untuk benar-benar hadir di pasar baru. Sekarang, dengan bantuan AI, mereka bisa melakukannya dalam waktu kurang dari tiga bulan. Sebuah percepatan yang signifikan.
Tools ini meningkatkan produktivitas penulis hingga 50% di pasar Jerman dalam hal output acara. Plus, tools tersebut membantu perusahaan membuat draf acara yang lebih bebas kesalahan yang menghasilkan retensi pengguna yang lebih tinggi untuk serial audio.
Di AS, serial yang dibuat dengan bantuan tools AI ini sekarang menyumbang 10% dari waktu putar. Plus, acara ini telah menghasilkan $7 juta dalam pendapatan dalam 12 bulan terakhir sambil mengurangi biaya produksi 2-3 kali lipat. AI beneran bikin hemat!
Masa Depan: LLM Sendiri dan Lebih Banyak Format
Berkat adopsi fitur AI, Pocket FM mampu meningkatkan produksi kontennya dengan cepat. Mereka meluncurkan hampir 1.000 pilot per bulan! Volume konten yang tinggi meningkatkan peluang menemukan hidden gem.
Tapi audio show hanyalah permulaan. Pocket FM juga sedang mengembangkan tools untuk mengubah cerita menjadi komik dengan platform Pocket Toons. Bahkan, mereka mempertimbangkan untuk merambah format video. Jangan kaget kalau nanti kamu bisa nonton sinetron ala-ala di Pocket FM.
Targetnya, tahun depan Pocket FM akan merilis large language model (LLM) sendiri, yang dilatih berdasarkan data dari acara mereka dan menggabungkan berbagai tools seperti bantuan penulisan, adaptasi, dramatisasi, dan retensi konteks cerita. Dengan LLM sendiri, mereka tidak perlu lagi melatih banyak model kecil untuk fitur terpisah.
Efek Samping AI: PHK dan Kualitas?
Adopsi AI memang punya efek samping. Pocket FM dikabarkan melakukan PHK beberapa kali dalam 12 bulan terakhir. Ada juga laporan tentang penurunan pendapatan para penulis. Dan, perusahaan menghadapi tuntutan hukum di California terkait masalah ketenagakerjaan dan upah.
Muncul juga pertanyaan tentang kualitas. Apakah AI akan menghasilkan “AI slop” – konten berkualitas rendah yang dihasilkan oleh AI? Pocket FM berpendapat bahwa cerita yang memiliki struktur yang solid akan tetap populer, meskipun dibantu oleh AI.
Namun, tetap saja ada kekhawatiran bahwa penulis bisa menjadi terlalu bergantung pada AI. Di Jerman, AI menulis lebih banyak konten per acara daripada manusia untuk judul-judul tertentu. Jika Pocket FM terus merilis tools AI, jumlah konten yang ditulis oleh AI bisa meningkat.
Pada akhirnya, balance antara efisiensi dan kualitas adalah kunci. Pocket FM harus memastikan bahwa AI tetap menjadi alat bantu, bukan pengganti kreativitas manusia. Dengan begitu, mereka bisa mencapai ambisi menjadi “Netflix”-nya audio, tanpa mengorbankan kualitas dan kesejahteraan para kreatornya.
Pocket FM mengklaim bahwa setiap konten ditinjau oleh kerangka moderasi bertenaga AI untuk memastikan kualitas dan orisinalitas. Moderasi AI juga memeriksa hal-hal seperti duplikasi, masalah hak cipta, kesehatan konten, dan ukuran kualitas lainnya sebelum menyetujui audio untuk ditayangkan. Setiap acara menerima dorongan yang sama, dan keterlibatan pengguna pada akhirnya menentukan peringkat acara.