Wah, The Last of Us ini memang nggak ada habisnya ya bikin kita berdebat. Masih ingat kan, ending game pertamanya bikin kita bertanya-tanya, apakah keputusan Joel itu benar atau salah? Nah, baru-baru ini ada statement dari Neil Druckmann yang bikin kepala makin pusing.
Dunia The Last of Us memang kompleks dan penuh intrik. Kita disuguhkan dengan situasi pasca-apokaliptik yang mencekam, moralitas abu-abu, dan karakter-karakter yang kuat. Game ini nggak cuma soal tembak-tembakan zombie, tapi juga soal hubungan manusia, kehilangan, dan pengorbanan. Nggak heran kalau The Last of Us jadi salah satu game paling ikonik di era modern.
Keputusan Joel di akhir The Last of Us Part 1 selalu jadi perdebatan panas. Apakah dia egois karena menyelamatkan Ellie dan menggagalkan potensi pembuatan vaksin? Atau dia benar karena melindungi orang yang sudah dianggapnya seperti anak sendiri? Interpretasi ini sangat personal dan bergantung pada sudut pandang masing-masing pemain.
Serial TV The Last of Us yang tayang di HBO juga sukses mengadaptasi kompleksitas moral dari game-nya. Serial ini bahkan memperluas beberapa aspek cerita dan karakter, sehingga memberikan dimensi baru bagi para penggemar setia. Adaptasi ini membuktikan bahwa cerita The Last of Us memang kuat dan relevan untuk berbagai medium.
Salah satu aspek yang paling membingungkan adalah kemungkinan keberhasilan Fireflies membuat vaksin. Dalam game dan serial TV, tidak ada konfirmasi eksplisit apakah mereka benar-benar bisa melakukannya. Hal ini membuka ruang interpretasi yang luas dan membuat keputusan Joel semakin kontroversial.
Namun, baru-baru ini Neil Druckmann, sang creator The Last of Us, memberikan pernyataan yang cukup mengejutkan. Ia mengungkapkan bahwa sebenarnya Fireflies memang bisa membuat vaksin. Pengakuan ini tentu saja mengguncang pandangan sebagian penggemar terhadap tindakan Joel.
Pernyataan Druckmann ini membuka kotak Pandora baru. Apakah selama ini kita salah menilai Joel? Apakah keputusannya menjadi lebih egois dan tidak dapat dibenarkan? Mari kita telaah lebih dalam konsekuensi dari pengakuan ini.
Vaksin The Last of Us: Beneran Bisa Dibuat?
Jadi, ceritanya begini. Dalam sebuah podcast, Druckmann bilang kalau niat awal mereka adalah Fireflies seharusnya bisa membuat vaksin. Dia juga mengakui kalau science di balik itu mungkin agak “shaky”, tapi intinya intended berhasil. Pengakuan ini langsung bikin heboh di kalangan penggemar.
"Apakah Fireflies bisa membuat vaksin?" kata Druckmann dalam podcast Sacred Symbols. "Niat kami adalah ya, mereka bisa. Sekarang, apakah sains kami sedikit goyah sehingga orang-orang mempertanyakannya? Tentu. Sains kami sedikit goyah dan orang-orang sekarang mempertanyakannya. Aku tidak bisa mengatakan apa-apa. Aku bisa mengatakan bahwa niat kami adalah mereka akan membuat vaksin. Itu membuat pertanyaan filosofis yang paling menarik untuk apa yang Joel lakukan."
Reaksi penggemar terhadap pernyataan ini beragam. Ada yang cuek bebek karena sudah menduga dari awal. Tapi ada juga yang kaget dan merasa pandangan mereka tentang Joel berubah total. Bahkan ada yang merasa Druckmann merusak nuansa cerita dengan memberikan jawaban yang terlalu definitif.
Beberapa penggemar menyoroti bahwa game dengan sengaja menggambarkan proses pembuatan vaksin sebagai sesuatu yang meragukan. Dokter bedah yang menangani Ellie digambarkan sebagai seorang dokter hewan yang bekerja di rumah sakit bobrok tanpa sumber daya yang memadai. Gambaran ini menimbulkan keraguan yang kuat tentang kemampuan Fireflies.
Joel Benar atau Salah? Debat Abadi di Dunia The Last of Us
Keputusan Joel untuk menyelamatkan Ellie di akhir The Last of Us Part 1 memang menyimpan grey area yang luas. Tindakan ini dipicu oleh trauma kehilangan putrinya sendiri, Sarah. Ellie menjadi pengganti Sarah, dan Joel rela melakukan apa saja untuk melindunginya, bahkan jika itu berarti mengorbankan potensi penyembuhan umat manusia.
Dari satu sisi, Joel adalah pahlawan bagi Ellie. Dia menyelamatkannya dari kematian dan memberinya kesempatan untuk hidup. Dari sisi lain, Joel adalah penjahat bagi dunia. Dia menghilangkan harapan umat manusia untuk menemukan vaksin dan menghentikan penyebaran virus Cordyceps yang mematikan.
Keputusan Joel mencerminkan konflik moral yang mendalam. Apakah kita harus mengutamakan kepentingan individu atau kepentingan kolektif? Apakah kita berhak mengambil keputusan atas hidup dan mati orang lain? Pertanyaan-pertanyaan ini tidak memiliki jawaban yang mudah dan membuka ruang untuk perdebatan tanpa akhir.
Bahkan Craig Mazin, showrunner serial TV The Last of Us, punya pandangan yang berbeda dengan Druckmann tentang keputusan Joel. Mazin mengakui bahwa dia mungkin akan melakukan hal yang sama seperti Joel, tetapi dia ingin berpikir bahwa dia tidak akan melakukannya. Inilah yang membuat ending The Last of Us begitu provokatif dan abadi.
Dampak Pengakuan Druckmann: Apa Artinya Bagi Masa Depan The Last of Us?
Pernyataan Druckmann ini berpotensi mengubah cara kita memandang karakter Joel. Jika vaksin memang benar-benar bisa dibuat, maka tindakan Joel menjadi lebih egois dan kurang bisa dibenarkan. Namun, hal ini juga bisa memperdalam konflik internal yang dialami Joel dan membuatnya menjadi karakter yang lebih kompleks.
Penting untuk diingat bahwa ini adalah pandangan pribadi Druckmann sebagai creator The Last of Us. Penggemar tetap berhak untuk memiliki interpretasi sendiri tentang cerita dan karakter-karakternya. Death of the author berlaku di sini, dan setiap orang bebas untuk memaknai The Last of Us sesuai dengan pengalaman dan keyakinan masing-masing.
Terlepas dari kontroversi ini, The Last of Us tetap menjadi salah satu karya masterpiece dalam industri game. Ceritanya yang kompleks, karakternya yang kuat, dan dunia yang imersif telah memikat jutaan pemain di seluruh dunia. The Last of Us telah menjadi fenomena budaya yang akan terus dibicarakan dan dianalisis selama bertahun-tahun ke depan.
Jadi, apakah Joel benar atau salah? Itu pertanyaan yang mungkin tidak akan pernah memiliki jawaban yang pasti. Yang jelas, The Last of Us telah memaksa kita untuk merenungkan nilai-nilai moral yang mendasar dan mempertanyakan batasan antara kebenaran dan kesalahan. Dan itu, menurutku, adalah pencapaian yang luar biasa.
Intinya, The Last of Us itu seperti rendang. Makin lama dipanaskan, makin enak (dan makin bikin debat).