Dark Mode Light Mode
Tahun Buruk Memang Nasibku: Set Ulang 2025 Sang Pemegang Rekor TT
“Aku Tak Mau Pun Masuk Album, Tapi Akhirnya Jadi Hits”: Kisah Alanis Morissette Menaklukkan Dunia
Delapan Tersangka dalam Kasus Suap Izin Kerja Asing Guncang Kemnaker

“Aku Tak Mau Pun Masuk Album, Tapi Akhirnya Jadi Hits”: Kisah Alanis Morissette Menaklukkan Dunia

Siapa bilang nostalgia itu haram? Bayangkan: kaset Walkman, celana cutbray, dan tentu saja, suara khas Alanis Morissette yang menemani masa remaja kita. Tiga dekade berlalu sejak album Jagged Little Pill meledak di pasaran, dan jujur saja, lagu-lagunya masih relate banget sampai sekarang. Nostalgia itu kayak Wi-Fi, kita nggak sadar betapa pentingnya sampai hilang sinyal.

Jagged Little Pill: Dari Kanada ke Puncak Dunia

Album Jagged Little Pill, yang sebenarnya adalah album studio ketiga Alanis Morissette, sering dianggap sebagai debut internasionalnya. Ini karena album inilah yang pertama kali dirilis secara global, menandai perubahan drastis dari dance pop yang menjadi ciri khas dua album sebelumnya (Alanis, 1991, dan Now Is The Time, 1992). Album ini menghadirkan sound alt-rock yang lebih berat dan catchy.

Kesuksesan album ini sungguh fenomenal. Alanis yang saat itu baru berusia 21 tahun, berhasil meraih lima penghargaan Grammy, termasuk Album Terbaik Tahun Ini. Jagged Little Pill merajai tangga lagu di 13 negara dan menghasilkan enam single hits. Yang paling ikonik? Tentu saja, "Ironic," lagu yang mengangkat namanya menjadi bintang rock/pop di pertengahan tahun 90-an. Ini adalah momen ketika Alanis Morissette benar-benar menjadi ikon budaya pop.

Sebelum kesuksesan Jagged Little Pill, Alanis sebenarnya sudah mencicipi sedikit ketenaran di usia 12 tahun lewat acara komedi Kanada, You Can't Do That. Setahun kemudian, ia merekam demo pertamanya, sebuah lagu ciptaannya sendiri berjudul "Fate Stay With Me." Pada tahun 1991, ia menandatangani kontrak dengan MCA Records (Kanada) dan merilis album debutnya, Alanis.

Meskipun album Alanis berhasil masuk ke Top 20 di Kanada, gaya musik dan rambut khas Morissette saat itu membuatnya dijuluki "Debbie Gibson dari Kanada." Album keduanya, Now Is The Time, yang bernuansa balada, ternyata kurang sukses secara komersial. Kontrak Morissette pun tidak diperpanjang, dan ia harus mencari jalan baru untuk karirnya. Ini adalah momen penting yang mengarah pada perubahan besar dalam gaya musiknya.

Titik balik datang pada tahun 1993, ketika penerbitnya memperkenalkannya kepada manajer Scott Welch. Setahun kemudian, ia pindah ke Los Angeles dan bertemu dengan produser sekaligus penulis lagu Glen Ballard. Chemistry antara Morissette dan Ballard terjalin dengan cepat. Ballard melihat bakat unik Morissette dan mendukung gaya serta sound barunya, alih-alih berusaha mengubahnya.

Kebebasan berekspresi tanpa tekanan dari label besar memungkinkan Morissette dan Ballard untuk menciptakan lagu-lagu yang akhirnya menjadi album Jagged Little Pill. Proses kreatif mereka berjalan sangat lancar, menghasilkan lagu-lagu yang jujur dan emosional. Ini adalah bukti bahwa terkadang, batasan justru bisa memicu kreativitas.

"Ironic": Antara Ironi dan Kontroversi

Lagu "Ironic" adalah lagu ketiga yang ditulis Morissette dan Ballard bersama. Mereka menciptakannya pada tanggal 26 Mei 1994, di studio rumahan Ballard di Encino, Los Angeles. Keduanya mengingat momen inspirasi di balik lagu tersebut: saat makan siang, Morissette tiba-tiba berkata, "Bukankah ironis jika seorang kakek memenangkan lotere dan meninggal keesokan harinya?".

Proses penulisan lagu mereka sangat spontan. Morissette mengenang bahwa saat menulis lagu ini, mereka hanya berusaha membuat satu sama lain tertawa. Mereka bahkan tidak memikirkan ironi sama sekali, yang mungkin merupakan hal paling ironis tentang lagu itu sendiri. Saking produktifnya, seluruh album Jagged Little Pill dilaporkan ditulis hanya dalam waktu 13 hari!

Keduanya menargetkan untuk menulis dan merekam satu lagu setiap hari, dalam sesi 12 hingga 16 jam, dengan minimal overdubbing. Vokal Morissette pun kebanyakan direkam dalam satu atau dua take saja. Bahkan, take demo vokalnya yang akhirnya digunakan dalam sesi rekaman di Signet Sound dan Westlake Studios di Hollywood.

Christopher Fogel, engineer yang pernah bekerja dengan Nine Inch Nails, juga berperan penting dalam proses rekaman "Ironic" dan album Jagged Little Pill. Ia menggambarkan kolaborasi antara Morissette dan Ballard sebagai partnership yang sangat baik. Mereka saling membantu dan melengkapi, menghasilkan sound yang unik dan kuat.

"Ironic" adalah salah satu dari lima lagu di album tersebut yang menampilkan real drums, dimainkan oleh Rob Ladd. Seperti kebanyakan lagu di Jagged Little Pill, "Ironic" dibangun dengan songwriting yang matang dan hook yang kuat. Meskipun liriknya banyak bercerita tentang hubungan pahit dan emosi yang intens, "Ironic" terasa lebih fiktif dan jenaka dibandingkan lagu-lagu lainnya.

Dari Malapropism Hingga Masterpiece

Judul dan lirik lagu "Ironic" ternyata menjadi bumerang bagi Morissette dan Ballard. Banyak kritikus yang menyoroti bahwa mereka salah mengartikan makna ironi, karena sebagian besar situasi yang diceritakan dalam lirik sebenarnya bukan ironi. Morissette menanggapi kritik ini dengan santai.

Ia menjelaskan bahwa ia melihat kata-kata sebagai cat, dan ia bebas bermain-main dengannya. Baginya, yang terpenting adalah membuat satu sama lain tertawa, berpikir, dan merasa. Ballard, yang memiliki gelar sarjana Sastra Inggris, juga mengakui bahwa penggunaan ironi dalam lagu tersebut tidak sepenuhnya tepat secara teknis. Namun, ia merasa lucu dan menikmati kontroversi yang muncul.

Formula Catchy di Balik Kesuksesan "Ironic"

Meskipun memiliki chorus yang menggelegar, verse lagu "Ironic" terasa lebih lembut dan sederhana, hanya menampilkan petikan gitar akustik Ballard dan vokal intim Morissette. Lagu ini memiliki groove yang soulful, dengan Morissette yang riffing dengan mudah di verse, beralih antara register alto rendah ke soprano tinggi.

Lagu ini dibuka dengan cadence vokal "hai-hi-hi" yang unik dari Morissette di atas petikan gitar akustik Ballard. Hanya dalam 38 detik, chorus yang powerful langsung menggebrak, menampilkan kontras loud-quiet yang dipopulerkan oleh band-band seperti Pixies. Secara instrumentasi, lagu ini memiliki sound rock yang full-throttle, dengan gitar overdrive, vokal latar yang berlapis, dan kick dan snare yang besar.

Warisan Ironic dan Jagged Little Pill

Meskipun dirilis pada tahun 1996, lagu "Ironic" tetap relevan dan memorable hingga saat ini. Kesederhanaannya, hook yang catchy, dan lirik yang relatable membuat lagu ini menjadi anthem bagi generasi 90-an dan terus dinikmati oleh generasi yang lebih muda. Ini membuktikan bahwa musik yang bagus akan selalu menemukan jalannya, tanpa peduli zaman.

"Ironic" mencapai posisi puncak di tangga lagu Kanada, nomor 4 di Billboard Hot 100 AS, dan nomor 11 di UK Singles Chart. Lagu ini juga berhasil masuk Top 10 di tangga lagu di sepuluh negara lainnya. Ironisnya, Morissette sendiri tidak terlalu menyukai lagu ini pada awalnya.

Ia bahkan tidak ingin memasukkannya ke dalam album. Namun, karena banyak orang yang memohon, ia akhirnya setuju. Ia menganggap lagu ini hanya sebagai demo untuk pemanasan. Meskipun demikian, ia tetap mencintai lagu ini dan merasakan momen yang spesial saat membawakannya di depan penonton.

Lebih dari Sekadar Lagu

Kesuksesan "Ironic" dan album Jagged Little Pill tidak hanya terletak pada melodi yang catchy atau lirik yang kontroversial. Album ini berbicara tentang kejujuran, kerentanan, dan penerimaan diri. Alanis Morissette tidak takut untuk mengungkapkan emosi dan pengalaman pribadinya, yang membuat pendengarnya merasa terhubung dengannya. Album ini lebih dari sekadar kumpulan lagu; ini adalah curahan hati seorang wanita muda yang berusaha menemukan jati dirinya.

Jagged Little Pill membuktikan bahwa musik dapat menjadi kekuatan transformatif. Album ini membantu banyak orang untuk merasa tidak sendirian dan berani menjadi diri sendiri. Ini adalah warisan yang akan terus dikenang dan dirayakan oleh generasi demi generasi. So, lain kali kalau kamu merasa down, coba putar Jagged Little Pill. Siapa tahu, kamu bisa menemukan kekuatan untuk menghadapi ironi kehidupan dengan senyuman.

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Tahun Buruk Memang Nasibku: Set Ulang 2025 Sang Pemegang Rekor TT

Next Post

Delapan Tersangka dalam Kasus Suap Izin Kerja Asing Guncang Kemnaker