Dark Mode Light Mode

Alam Atelier Preschool Jakarta Gelar Pameran “Jika Kau Mendengar Lebih Dekat”: Mengungkap Makna Tersembunyi

Siap-siap terkejut! Ternyata, anak-anak usia dini punya ide-ide brilian yang siap membuat kita berdecak kagum. Pameran akhir tahun ini bukan sekadar pajangan karya seni, tapi sebuah perayaan dahsyat tentang pemikiran, kreativitas, dan penemuan anak-anak usia 6 bulan hingga 6 tahun. Jadi, lupakan sejenak scrolling TikTok dan mari kita menyelami dunia anak-anak yang penuh keajaiban.

Dalam dunia pendidikan anak usia dini, pendekatan yang digunakan sangat memengaruhi cara anak belajar dan berkembang. Salah satu pendekatan yang cukup populer adalah Reggio Emilia. Pendekatan ini percaya bahwa anak-anak adalah individu yang kompeten, mampu, dan memiliki ide-ide yang kuat. Keren, kan?

Filosofi utama dari pendekatan Reggio Emilia adalah bahwa pembelajaran dimulai dengan mendengarkan. Bayangkan, betapa banyak hal yang bisa kita pelajari jika kita benar-benar mendengarkan anak-anak dengan seksama. Dari obrolan ringan hingga pertanyaan-pertanyaan filosofis, semuanya bisa menjadi sumber inspirasi.

Beberapa bulan terakhir, anak-anak di Alam Atelier Preschool Jakarta telah melakukan berbagai macam eksplorasi, yang dipicu oleh rasa ingin tahu dan ketertarikan mereka sendiri. Ini bukan sekadar kegiatan playdate biasa, tapi sebuah perjalanan ilmiah yang seru dan mendalam.

Proyek-proyek yang mereka lakukan sangat beragam, mulai dari mengenal kelinci hingga mengamati jamur di bawah mikroskop. Setiap proyek adalah hasil dari rasa ingin tahu alami anak-anak, yang kemudian difasilitasi oleh para pendidik yang penuh perhatian.

Dan, yang lebih menarik lagi, setiap anak memiliki cara unik untuk mengekspresikan diri. Ada yang melalui seni, musik, gerakan, konstruksi, bercerita, atau bahkan refleksi. Inilah yang disebut dengan The Hundred Languages of Children, sebuah konsep yang mengakui bahwa anak-anak memiliki banyak cara untuk menyampaikan ide dan pemikiran mereka.

Pameran “If You Listen Closely” bukan hanya tentang menampilkan hasil karya anak-anak, tapi juga tentang mendokumentasikan proses belajar mereka. Foto-foto, transkrip, jurnal belajar, dan display lainnya digunakan untuk menangkap pemikiran, pertanyaan, dan penemuan anak-anak. Ini seperti melihat behind the scene dari sebuah film dokumenter yang menginspirasi.

Menjelajahi Dunia Bersama Si Kecil: Proyek Kreatif di Alam Atelier

Pameran ini menampilkan berbagai proyek menarik dari berbagai kelompok usia. Kita intip yuk, apa saja yang sudah mereka lakukan:

  • Crawlers (6–15 bulan): Mengamati kelinci melalui sensory play. Gemas banget, kan, membayangkan bayi-bayi kecil berinteraksi dengan kelinci sungguhan?
  • Walkers (16–24 bulan): Menjelajahi kupu-kupu melalui tarian, cahaya, dan warna. Bayangkan betapa meriahnya!
  • Pre-Nursery (2–3 tahun): Bermimpi tentang roket luar angkasa, mengagumi bunga matahari, dan mengamati iguana. Ini seperti mini science fair yang super kreatif.
  • Nursery (3–4 tahun): Terpesona dengan jamur dan membangun desa jamur. Siapa sangka jamur bisa menjadi inspirasi untuk menciptakan karya seni yang unik?
  • Kindergarten dan Prep (4–6 tahun): Terpukau dengan siput dan mengadakan lomba balap siput. Bahkan, mereka sampai mengundang ahli taksonomi siput, lho! Ini baru namanya belajar sambil bermain yang sesungguhnya.

Kekuatan Mendengarkan: Kunci Pembelajaran Anak Usia Dini

Di balik setiap proyek yang ditampilkan, ada para pendidik yang mendengarkan dengan penuh perhatian dan mengamati dengan seksama. Mereka berperan sebagai fasilitator yang membantu anak-anak mengembangkan ide-ide mereka. Mereka tidak hanya mencatat apa yang dilakukan anak-anak, tapi juga bagaimana dan mengapa mereka melakukannya.

Setiap exhibit menjadi dialog visual antara anak dan dewasa, sebuah perjalanan bersama yang membuat pembelajaran menjadi terlihat dan membantu kita memahami bagaimana anak-anak memaknai dunia mereka. Jadi, jangan heran kalau kita merasa lebih pintar setelah mengunjungi pameran ini.

Maryati Lauw, Director of Operations di Alam Atelier School, mengatakan bahwa pembelajaran akan lebih bermakna jika dibagikan. Beliau sangat antusias untuk menyambut orang tua dan keluarga agar mereka dapat mengalami langsung cerita anak-anak. “It truly takes a village to raise a child,” ujarnya.

Lebih dari Sekadar Pameran: Menguatkan Komunitas Belajar

Pameran ini juga bertujuan untuk mempererat kemitraan antara sekolah dan rumah. Ketika keluarga hadir dan terlibat dalam pembelajaran anak-anak, mereka memperkuat komunitas yang mendukung setiap anak. Ini adalah investasi yang sangat berharga untuk masa depan anak-anak kita.

Ms Supiani Winata, Director of Alam Atelier Preschool Jakarta, menambahkan bahwa ketika kita mempercayai anak-anak dengan kebebasan untuk memimpin pembelajaran mereka sendiri, mereka akan berkembang pesat. Peran kita adalah mendengarkan, mengamati, dan menciptakan ruang bagi ide-ide mereka untuk tumbuh. Hasilnya? Bukan hanya pengetahuan, tapi juga kepercayaan diri, kreativitas, dan kebahagiaan yang tak terbatas.

Jadi, Apa yang Bisa Kita Pelajari dari Pameran Ini?

Pertama, bahwa anak-anak memiliki potensi yang luar biasa dan kita harus memberikan mereka kesempatan untuk mengeksplorasi dunia di sekitar mereka. Kedua, bahwa mendengarkan anak-anak adalah kunci untuk memahami mereka dan membantu mereka mengembangkan ide-ide mereka. Ketiga, bahwa pembelajaran akan lebih bermakna jika dibagikan dan didukung oleh komunitas yang kuat.

"Project Work ini menjadi cara belajar yang indah dan alami bagi Millie," kata Ms Claudia Adinda, orang tua dari Millie di kelas Pre-Nursery. "Saya suka bagaimana satu minat mengarah ke minat lainnya, membuka pintu ke pengetahuan dan penemuan baru. Sebagai orang tua, saya merasa sangat bahagia melihat Millie tumbuh dengan percaya diri, sadar, dan gembira melalui pengalaman belajar yang bermakna."

Invitation to Listen Closely

Inti dari “If You Listen Closely” adalah sebuah undangan untuk mendengarkan. Sebuah ajakan untuk menyelaraskan diri dengan berbagai cara anak-anak mengekspresikan diri, menjelajahi, dan belajar. Kebanyakan investigasi dimulai dengan alam itu sendiri – mengingatkan kita bahwa alam adalah guru yang mendalam. Ketika kita mengamati dunia bersama anak-anak, kita menemukan bahwa setiap daun, suara, atau siput dapat memicu keajaiban dan eksplorasi mendalam.

Pameran “If You Listen Closely” adalah sebuah pengingat bahwa dunia ini adalah ruang kelas yang tak terbatas, dan anak-anak adalah para penjelajah yang tak kenal lelah. Tugas kita sebagai orang dewasa adalah untuk menemani mereka dalam perjalanan ini, mendengarkan dengan seksama, dan memberikan dukungan yang mereka butuhkan untuk mencapai potensi penuh mereka. Jadi, mari kita mulai mendengarkan!

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Judas Priest: Lebih dari Lima Dekade Mengabdi pada Metal, Akhirnya Dibuka Segala Rahasia

Next Post

FlightFX Merombak Tampilan C750 Besar-besaran: Siap Meluncur di Indonesia