Dark Mode Light Mode

Album-Album Hilang: Implikasi dari Edisi Super Deluxe

Siapa yang bilang kejutan itu cuma buat ulang tahun? Bruce Springsteen, sang showman abadi, sepertinya punya resep rahasia untuk terus bikin fansnya penasaran. Bayangkan, di tengah euforia Tracks, album kompilasi yang isinya 66 lagu, eh, dia malah ngasih kode bakal ada Tracks II. Ini namanya nggak kasih napas!

Rumor tentang album hip-hop-nya Springsteen sempat jadi bahan obrolan panas. Apalagi setelah memoir Born To Run rilis di 2016, dan wawancaranya di Rolling Stone tahun 2020, makin bikin fans garuk-garuk kepala. Sekarang, tepat sebelum rilis Tracks II yang berisi 83 track dari tujuh album yang belum pernah dirilis, eh, dia malah ngasih tau kalo volume ketiga udah di depan mata! Belum cukup? Dia juga ngebocorin eksistensi Electric Nebraska sessions bareng E Street Band. Fix, forum-forum penggemar Springsteen langsung meltdown.

Perjalanan Panjang Menuju Tracks II

Di penghujung tahun 1982, saat Nebraska nongkrong di rak-rak toko dan kerangka Born In The USA udah mulai keliatan bentuknya, Springsteen nekat melakukan road trip epik dari New Jersey ke Los Angeles. Di tengah perjalanan, dia nemu county fair kecil yang bikin dia… breakdown? Iya, di buku Born To Run, dia cerita tentang perasaan iri dan putus asa yang tiba-tiba nyerang. Dia pengen jadi bagian dari komunitas itu, tapi sadar kalo dia cuma bisa nonton dari jauh.

LA Garage Sessions ’83: Ketika Sang Boss Nge-Garage Rock

Efek dari breakdown itu kerasa banget di Tracks II. Sesampainya di Los Angeles, Springsteen nyari bantuan profesional dan masang studio 24-track di atas garasi rumah barunya. Rencananya sih mau nge-mix materi rock’n’roll buat Born In The USA. Tapi, eh, dia malah ngerjain lagu-lagu baru yang sekarang dikumpulin jadi LA Garage Sessions ’83. Buat penggemar berat, ini bukan barang baru. Bootleg-nya udah lama beredar. Beberapa lagunya juga udah dirilis resmi, kayak ‘Johnny Bye-Bye’ (B-side dari ‘I’m On Fire’), ‘County Fair’, ‘My Hometown’, dan ‘Shut Out The Light’.

Ini bukan lost album sepenuhnya, tapi ini snapshot momen penting dalam karir Springsteen. Koleksi eklektik di mana rocker ceria kayak ‘Little Girl Like You’ dan ‘One Love’ berbaur dengan lagu-lagu yang lebih berat. Setelah merasa kalo ketenaran bikin dia nggak bisa hidup normal, Springsteen nyanyi tentang orang-orang yang lagi susah (seperti di ‘Sugarland’) dan orang-orang yang dihantui masa lalu (seperti di ‘Black Mountain Ballad’ dan ‘Unsatisfied Heart’). ‘County Fair’ jadi jantung melankolis dari sesi ini.

Streets Of Philadelphia Sessions: Lebih Dalam dari yang Kita Kira

Lompat jauh ke depan, Tracks II nampilin Streets Of Philadelphia Sessions yang udah lama ditunggu-tunggu. Di enam bulan pertama tahun 1994, Springsteen ngerekam sekitar 20 demo dengan synth dan drum machine. Dia, Chuck Plotkin, dan Jon Landau nyortir lagu-lagu itu sebelum masuk studio bareng anggota band turnya. Albumnya udah siap dirilis, eh, Springsteen malah berubah pikiran! Katanya sih dia ngerasa album itu belum selesai. Mungkin Landau langsung ngaktifin Bat-Signal E Street Band, dan Springsteen ngumpulin band lamanya buat ngerekam beberapa lagu buat Greatest Hits. Alhasil, Streets Of Philadelphia Sessions ngendon di arsip.

Springsteen ngaku kalo dia berubah pikiran karena ngerasa penontonnya belum siap denger album tentang hubungan lagi setelah tiga album berturut-turut. Menyenangkan juga ya tau kalo seorang The Boss kadang salah juga. Padahal, materinya gloomy banget. ‘I Don’t Know You’ mungkin bikin kaget dengan beat ala ‘When Doves Cry’, tapi synth sedihnya udah ngasih kode kalo bakal ada masalah. Springsteen juga kedengeran jauh dan khawatir pas nanyain pasangannya tentang gaun yang nggak pernah dia liat sebelumnya. Ini lagu break-up tanpa amarah atau nyalahin, cuma perasaan kosong dan pasrah. Bikin nyesek!

Somewhere North Of Nashville: Sang Boss Jadi Anak Country

Setelah Streets Of Philadelphia Sessions, Springsteen bikin album lain yang bikin era ’90-an dia makin berwarna: Somewhere North Of Nashville. Album ini direkam barengan sama lagu-lagu folk dari The Ghost Of Tom Joad. Springsteen bilang kalo Streets Of Philadelphia ngebuka jalannya buat lagu-lagu bertema sosial. Tapi, di saat yang sama, dia juga punya sisi country yang akhirnya jadi Somewhere North Of Nashville.

Album ini dirancang sebagai hiburan sebelum ngerjain materi Tom Joad yang lebih serius. Springsteen kedengeran spontan dan kayaknya lagi seneng-senengnya. Dia teriak-teriak di lagu country-rock kayak ‘Repo Man’, ‘Tiger Rose’, dan ‘Detail Man’. Tapi, nggak semuanya honky tonk hi-jinks. ‘Poor Side Of Town’ diubah jadi lagu Southern soul, dan ‘Under A Big Sky’ ngasih kode buat Western Stars. Springsteen juga ngidupin lagi lagu-lagu lama kayak ‘Janey Don’t You Lose Heart’ dan ‘Stand On It’.

Inyo: Menyuarakan yang Terlupakan

Saat tur Tom Joad, Springsteen mulai nulis materi baru tentang California dan Texas. Dia tertarik sama perjuangan imigran Meksiko-Amerika dan penduduk asli Amerika. Lagu-lagu ini akhirnya nongol di Inyo. Springsteen cerita kalo dia seneng banget nulis lagu dengan gaya itu. Setiap malem di kamar hotel, dia lanjut nulis karena ngerasa bakal bikin album lanjutan dari The Ghost of Tom Joad. Ditambah lagi, dia lagi tinggal di West Coast saat itu, jadi berita tentang perbatasan selalu ada di Los Angeles Times.

Lagu-lagu di Inyo nggak takut ngangkat isu besar. Dampak keputusan yang dibuat atas nama kekuasaan dan uang ke pekerja, gimana keserakahan bisa ngerubah geografi dan budaya suatu tempat, dan eksploitasi imigran. Judul lagunya ngasih penghormatan buat film Chinatown-nya Roman Polanski buat nyeritain dampak perang air di California awal abad ke-20.

Faithless: Sangat Pribadi, Nyaris Terlupakan

Faithless jadi outlier di Tracks II. Album ini nggak dirilis bukan karena kemauan Springsteen. Katanya sih ini soundtrack film yang nggak jadi dibikin. Springsteen bilang kalo dia udah lama nyimpen musik ini, dan akhirnya dia memutuskan buat ngerilisnya jadi album. Direkam di akhir 2005 dan awal 2006, Faithless nampilin Springsteen dalam mode folk-gospel yang kontemplatif. Tema tentang iman dan keselamatan mendominasi album ini.

Twilight Hours: Kisah yang Hampir Terjadi

Salah satu hal yang paling menarik dari Tracks II adalah gimana album ini ngebuka elemen-elemen baru dari seni Springsteen. Tahun 2019, Western Stars ngambil inspirasi dari Burt Bacharach dan Jimmy Webb. Ternyata, dia juga punya Twilight Hours, album yang nyemplung ke pop orkestra yang mewah dan angst usia paruh baya. Twilight Hours ditulis barengan sama Western Stars. Sempet kepikiran mau dijadiin album ganda atau bagian dari album yang sama. Tapi, akhirnya dia misahin materi Western Stars dan sisanya jadi Twilight Hours.

Perfect World: Sentuhan Akhir

Perfect World ngumpulin lagu-lagu off-cut dari era belakangan. Tujuannya sih buat ngingetin penggemar tentang sisi rock dia. Mungkin ini yang paling nggak penting di antara semuanya, tapi ‘I’m Not Sleeping’ lumayan jadi anthem rock buat usia paruh baya.

Intinya: Keindahan Tracks II ada di ketidaksempurnaannya. Album ini ngasih kita kesempatan buat ngintip di balik layar dan ngasih apresiasi lebih dalam buat periode-periode yang kurang dipahami dalam karirnya Springsteen. Buat penggemar berat, ini harta karun yang nggak ternilai harganya.

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Lindholm Kembali ke ERC: Jejak Awal Terukir Kembali

Next Post

Investigasi Pemerintah Terhadap Penjualan Pulau Anambas ke Situs Asing