Siapa bilang suara serak itu nggak seksi? Miley Cyrus, dengan album terbarunya Something Beautiful, membuktikan bahwa ketidaksempurnaan justru bisa menjadi kekuatan yang unik dan memikat. Kisahnya bukan hanya tentang musik, tapi juga tentang menerima diri sendiri, termasuk segala "kerusakan" yang membuat kita istimewa.
Pernah dengar tentang Reinke’s edema? Itu lho, kondisi di mana terjadi pembengkakan pada pita suara akibat penumpukan cairan. Nah, Miley Cyrus mengalaminya, ditambah lagi dengan polip di tenggorokannya. Dua kondisi ini yang membuat suaranya jadi sedikit berbeda, sedikit… raspy.
Awalnya, dia sempat menjalani operasi pada tahun 2019. Tapi, dia memutuskan untuk tidak melanjutkan operasi lebih lanjut. Alasannya? Dia takut bangun dari operasi dan tidak lagi mengenali suaranya sendiri. Deep, kan?
Suara bagi seorang penyanyi itu seperti kanvas bagi seorang pelukis. Itu adalah medium ekspresi, identitas, dan jiwa. Bayangkan jika seorang pelukis tiba-tiba kehilangan kuas kesayangannya. Pasti terasa kehilangan banget, kan? Begitu juga dengan Miley Cyrus.
Album Plastic Hearts (2020) menjadi era di mana dia merangkul suara seraknya dengan gaya glam rock ala tahun 80-an. Suaranya yang khas justru memberikan sentuhan yang unik dan berbeda. Namun, tur yang padat di tahun 2021-2022 ternyata berdampak besar pada pita suaranya.
Lalu, muncul Endless Summer Vacation (2023), sebuah album yang lebih easy listening dengan vocal tone yang lebih bersih. Single-single seperti "Violet Chemistry" juga tidak terlalu menuntut kemampuan vokal yang tinggi. Ini seperti persiapan untuk perjalanan yang lebih nyaman.
Namun, kejutan datang ketika Miley mengumumkan bahwa dia tidak akan melakukan tur lagi. Bukan karena dia nggak cinta lagi sama penggemarnya, tapi lebih karena dia ingin menjaga kesehatan suara dan pikirannya. Selain itu, dia juga ingin bisa tidur di rumahnya sendiri setiap malam. Siapa yang nggak mau coba?
Miley Cyrus: Vocal Damage dan Sebuah Mahakarya
Keputusan Miley untuk tidak melanjutkan tur memunculkan pertanyaan: lalu, untuk apa dia menjaga suaranya? Kenapa dia rela menahan rasa sakit dan vocal fry hanya untuk album yang effortless seperti ESV? Jawabannya ternyata ada pada Something Beautiful.
Album kesembilannya ini adalah bukti nyata bahwa suara yang dianggap "rusak" pun bisa menghasilkan sesuatu yang indah. Something Beautiful adalah sebuah vocal showcase yang memamerkan seluruh keunikan dan kekuatan vokal Miley Cyrus. Album ini juga penuh dengan puisi dan sentuhan konseptual yang memberikan wawasan tentang pemikirannya.
"Prelude" membuka album dengan meditasi tentang keindahan dan transisi yang terikat pada kehilangan. Liriknya puitis, meski ada beberapa bagian yang agak rumit. Bagian akhir "Prelude" menyampaikan ide yang kuat: "Keindahan yang ditemukan sendiri/ Adalah doa yang ingin dibagikan."
Lagu "Something Beautiful" adalah perpaduan antara verse ala Christina Aguilera dengan chorus yang energik ala Black Country, New Road. Ini adalah lagu yang paling berani secara sonik dalam album ini, bolak-balik antara berbagai mood. Namun, transisi ke bubblegum disco-pop dari lagu "End of the World" justru terasa lebih mengejutkan.
Eksplorasi Keindahan dalam Ketidaksempurnaan
Miley tetap setia pada mainstream bops, dan dia tidak ragu untuk meninggalkan sonik yang berisiko dan membatasi tema-temanya pada lirik. Tidak ada yang salah dengan distopia horny dari "End of the World" atau balada powerhouse dari "More to Lose." Terutama yang terakhir, menunjukkan semua vocal tone aneh dan indah yang membedakan Miley. Dia masih menjelajahi keindahan dan keburukan, kegilaan transisi; hanya saja untuk sementara waktu, kegilaan itu lebih diceritakan daripada ditunjukkan.
"Interlude 1" mengembalikan ide-ide sonik dari pembuka album, dan Something Beautiful menyadari ambisi yang paling berani. Vibraphone berdering melalui kabut angin atau statis. Sebuah pick meluncur di atas gitar seperti pisau meluncur dari sarungnya. Saat senar membengkak dan perkusi muncul dari kabut, Cyrus tidak akan mengatakan sepatah kata pun. Dalam instrumental pertama dari dua instrumental, terompet mengumumkan tarian yang memuncak hampir secepat dimulainya, memudar menjadi lonceng dalam kabut.
Jangan Takut Menjadi Diri Sendiri: Pesan dari Miley
Menerima diri sendiri adalah kunci dari Something Beautiful. Miley Cyrus mengajarkan kita bahwa suara yang serak, bahkan yang dianggap "rusak" sekalipun, bisa menjadi sumber kekuatan dan keindahan yang unik. Dia membuktikan bahwa yang terpenting adalah berani menjadi diri sendiri, tanpa peduli apa kata orang.
Inovasi musik dan eksperimen adalah fondasi album Something Beautiful. Miley Cyrus berani keluar dari zona nyamannya dan mencoba hal-hal baru yang mungkin tidak disukai semua orang. Tapi, dia tidak peduli. Dia hanya ingin berkarya dan berekspresi dengan caranya sendiri.
Suara itu identitas. Miley Cyrus memahami betul bahwa suaranya adalah bagian dari identitasnya. Dia tidak mau mengubahnya demi memenuhi standar orang lain. Dia memilih untuk merangkul ketidaksempurnaan dan menjadikannya sebagai ciri khasnya.
Pada akhirnya, Something Beautiful bukan hanya sekadar album musik. Ini adalah sebuah pernyataan tentang penerimaan diri, keberanian untuk menjadi berbeda, dan kekuatan untuk mengubah "kerusakan" menjadi sesuatu yang indah. So, embrace your flaws, guys! Siapa tahu, kekuranganmu itu justru menjadi kelebihan yang membuatmu bersinar.