Di era digital yang konon katanya sudah mendeklarasikan ‘kematian’ televisi linear, banyak yang berpikir panggung-panggung megah hanya akan bersemayam di alam streaming. Penonton memang sudah terbiasa mencari hiburan di ujung jari, tak lagi terpaku pada jadwal siaran konvensional. Namun, tunggu dulu! Ternyata kabar kematian TV agak dilebih-lebihkan, setidaknya dalam kasus panggung musik paling meriah ini. Justru di tengah hiruk-pikuk disrupsi yang tak henti, muncul berita gembira yang seolah membuktikan bahwa chemistry antara musik dan layar kaca masih sangat kuat, bahkan bisa dibilang “Ketika Musik dan Layar Kaca Berjodoh Lagi: AMAs Bikin Komitmen Jangka Panjang!”
Ketika Layar Kaca Belum Mau Pensiun Dini: Komitmen Jangka Panjang AMAs
Berita paling fresh dari industri hiburan adalah kesepakatan monumental antara CBS dan American Music Awards (AMAs). Keduanya telah meneken perjanjian lima tahun. Ini berarti, acara penghargaan musik yang prestisius ini akan terus tayang di jaringan televisi tersebut. Kontrak baru ini menunjukkan kepercayaan besar dari kedua belah pihak terhadap kekuatan konten hiburan langsung.
Perjanjian ini melibatkan Dick Clark Productions, selaku produsen AMAs, dan CBS sebagai broadcast network utama. Lebih dari itu, kesepakatan ini juga mencakup siaran bersamaan melalui layanan streaming Paramount+. Jadi, para penonton punya opsi fleksibel untuk menikmati panggung musik favorit mereka. Ini adalah langkah strategis di tengah lanskap media yang terus berubah.
Kesepakatan yang baru ini akan mulai berlaku efektif pada gelaran AMAs tahun 2026. Dengan durasi lima tahun, AMAs akan terus menghiasi layar CBS hingga tahun 2030. Ini memberikan kepastian jangka panjang bagi acara yang telah menjadi ikon musik global. Stabilitas semacam ini jarang ditemukan di industri televisi saat ini.
Apa yang membuat kesepakatan ini begitu krusial? Jawabannya ada pada performa terbaru AMAs. Ajang penghargaan tahun 2025, yang disiarkan pada akhir Mei, mencatatkan angka penonton yang impresif. Ini menunjukkan bahwa meskipun banyak yang meramalkan sebaliknya, acara penghargaan langsung masih memiliki daya tarik kuat.
Gelaran AMAs 2025 berhasil mengumpulkan rata-rata 4,86 juta penonton. Angka ini merupakan total tertinggi bagi acara penghargaan tersebut sejak tahun 2019. Bahkan, jumlah penonton ini melonjak sekitar 38 persen dibandingkan siaran terakhirnya di ABC pada tahun 2022. Ketika ditambah dengan tayangan ulang di saluran Paramount lain dan penonton tunda, total audiensnya bisa mencapai lebih dari 10 juta. Ini adalah angka yang sulit ditolak.
Sebenarnya, kolaborasi antara CBS dan Dick Clark Productions bukan hal baru. Keduanya pertama kali bekerja sama pada tahun 2024 untuk sebuah acara spesial. Acara tersebut merayakan 50 tahun eksistensi AMAs, meskipun tidak ada penghargaan yang diberikan saat itu. Namun, acara non-penghargaan ini saja sudah mampu menarik sekitar 6 juta penonton. Ini membuktikan bahwa hubungan keduanya memang sudah teruji dan menghasilkan chemistry yang pas.
Strategi Anti-Patah Hati: Mengobati Luka Kehilangan Grammy
Perjanjian jangka panjang ini datang di saat yang sangat strategis bagi CBS. Kesepakatan ini berfungsi sebagai “obat penenang” di tengah kabar kurang menyenangkan lainnya. Pasalnya, CBS akan kehilangan hak siar Grammy Awards ke Disney mulai tahun 2027. Sebuah pukulan telak yang butuh penyeimbang.
Grammy Awards memang seringkali dianggap sebagai ajang penghargaan musik paling bergengsi dan paling banyak ditonton. Kehilangan hak siar sebesar itu tentu saja akan meninggalkan lubang besar dalam jadwal siaran CBS. Namun, AMAs, dengan sejarah dan fanbase yang solid, hadir sebagai pengganti yang potensial.
Meskipun mungkin bukan yang terbesar seperti Grammy, American Music Awards telah terbukti menjadi “magnet” penonton yang konsisten selama bertahun-tahun. Ini bukan hanya sekadar acara pengisi slot kosong. AMAs adalah properti yang berharga. Hal ini penting untuk menjaga daya saing CBS di pasar yang sangat kompetitif.
Layar Kaca dan Streaming: Duel yang Berujung Mesra
Keputusan untuk tetap menaruh kepercayaan pada acara penghargaan di televisi linear adalah sinyal menarik. Di tengah eksodus penonton ke platform digital, acara live seperti AMAs masih memiliki kekuatan unik. Mereka menciptakan momen kebersamaan dan percakapan real-time yang sulit ditiru oleh konten on-demand. Para penonton tidak ingin ketinggalan spoiler atau momen viral.
Model siaran ganda, yaitu di televisi tradisional dan streaming simultan di Paramount+, menunjukkan adaptasi cerdas. Ini bukan lagi pilihan antara “TV atau streaming,” melainkan tentang “TV dan streaming.” Pendekatan hibrida ini mengakomodasi preferensi beragam dari audiens modern. Ini juga memperluas jangkauan dan potensi pendapatan.
Daya tarik acara penghargaan langsung terletak pada elemen kejutan dan kemeriahan yang hanya bisa dinikmati secara real-time. Dari red carpet hingga penampilan panggung, setiap momen adalah bagian dari pengalaman kolektif. Ini adalah semacam “ritual” bagi para penggemar musik. Mereka bisa merasakan vibe yang sama dengan jutaan orang lainnya.
Otak di Balik Kemegahan: Siapa Sebenarnya Pemilik AMAs?
Di balik kesuksesan produksi AMAs ada nama Dick Clark Productions. Perusahaan ini adalah raksasa di balik banyak acara penghargaan dan pertunjukan live. Menariknya, Dick Clark Productions sendiri merupakan bagian dari konglomerasi media yang lebih besar, menunjukkan kekuatan jejaring di industri hiburan.
Dick Clark Productions dimiliki oleh Penske Media Corporation (PMC). Sebagai catatan, PMC juga merupakan perusahaan induk dari The Hollywood Reporter, salah satu media hiburan terkemuka. Kepemilikan ini berada di bawah usaha patungan anak perusahaan antara Penske Media dan Eldridge. Ini menunjukkan sinergi kuat di dalam ekosistem media yang luas.
Perjanjian AMAs-CBS ini menegaskan bahwa masa depan broadcast network mungkin tidak sekelam yang diramalkan. Dengan strategi yang tepat, termasuk berkolaborasi dengan platform streaming dan mengakuisisi konten berkualitas, televisi linear masih bisa relevan. Apalagi, acara musik langsung memiliki daya pikat yang abadi. Mereka mampu menawarkan pengalaman tak tergantikan bagi para penikmat musik dan hiburan.
Pada akhirnya, kesepakatan jangka panjang antara CBS dan American Music Awards ini adalah bukti bahwa di tengah badai disrupsi digital, ada hal-hal yang tetap relevan. Acara penghargaan musik, terutama yang disiarkan langsung, masih mampu menggaet jutaan pasang mata. Ini adalah pengingat bahwa strategi adaptif, bukan sekadar mengikuti tren, adalah kunci untuk bertahan di hutan belantara media modern. Jadi, bagi mereka yang sudah meramal ‘akhir zaman’ televisi, mungkin perlu menunda selebrasi kemenangan streaming sejenak, karena layar kaca masih punya banyak kartu As.