Dark Mode Light Mode

Ancaman Iklim: Indonesia Harus Naikkan Target Emisi Jika Ingin Dapat Dana

Siap-siap, iklim kita lagi ngambek dan Indonesia punya PR besar nih! Kabar baiknya, ada peluang cuan gede di balik semua ini. Mari kita bahas secara mendalam!

Indonesia saat ini sedang dalam sorotan dunia terkait komitmennya terhadap isu perubahan iklim. Di tengah upaya global untuk menekan emisi gas rumah kaca, harapan besar disematkan pada Indonesia untuk menetapkan target yang lebih ambisius. Kenapa? Karena ambisi yang lebih tinggi bisa membuka pintu investasi hijau yang lebih lebar. Simpelnya, makin greget targetnya, makin banyak investor yang tertarik.

NDC: Rencana Aksi Iklim yang Bikin Kaya?

NDC, atau Nationally Determined Contribution, adalah dokumen penting yang berisi rencana kontribusi setiap negara dalam mengurangi emisi. Indonesia, seperti negara lainnya, secara berkala menyerahkan dokumen ini ke UNFCCC (United Nations Framework Convention on Climate Change). Bayangkan NDC ini seperti business plan untuk masa depan bumi; makin meyakinkan rencana kita, makin banyak yang mau invest.

NDC ini bukan sekadar dokumen formalitas. Ini adalah blueprint untuk transisi energi, dan transisi energi itu seksi di mata investor. Simon Stiell, Sekretaris Eksekutif UNFCCC, secara blak-blakan menyampaikan harapan tingginya terhadap NDC Indonesia yang baru. Katanya, NDC yang ambisius adalah sinyal kuat bagi komunitas keuangan bahwa Indonesia adalah lingkungan yang menarik untuk investasi.

Saat ini, Indonesia berkomitmen untuk menurunkan emisi sebesar 31,89% dari skenario business-as-usual dengan upaya sendiri. Jika mendapat bantuan internasional, targetnya bisa ditingkatkan menjadi 43,2%. Indonesia juga berencana memasukkan blue carbon, yaitu penyimpanan karbon di ekosistem pesisir dan laut seperti lamun dan terumbu karang, ke dalam NDC-nya. Ini ide bagus, kan?

COP30: Panggung Dunia untuk NDC Indonesia

Para pemimpin dunia akan berkumpul di Brasil pada KTT Iklim PBB COP30 bulan November mendatang. NDC akan menjadi salah satu agenda utama. Ana Toni, CEO COP30, menekankan pentingnya NDC yang investable. Artinya, NDC harus memiliki rencana detail, rencana sektoral, dan mencakup seluruh perekonomian, agar menarik investasi. Jadi, siapkan pitch deck yang memukau, Indonesia!

Indonesia selama ini aktif mendorong negara-negara kaya untuk mendukung pendanaan bagi target emisi negara-negara berkembang. Mantan Presiden Joko Widodo pernah mengatakan bahwa transisi ke energi terbarukan secara mandiri impossible bagi negara berkembang. Estimasi beliau, Indonesia membutuhkan lebih dari $1 triliun untuk mencapai net zero emission pada tahun 2060. Angka yang fantastis, kan?

Pemerintahan Prabowo Subianto juga telah menjanjikan beberapa target iklim sejak menjabat. Beliau bahkan mengklaim Indonesia bisa mencapai net zero pada tahun 2050, sepuluh tahun lebih cepat dari target Jokowi. Prabowo juga mengatakan bahwa Indonesia bisa mencapai 100% energi terbarukan pada tahun 2035. Ambisius banget!

Investasi Hijau: Bukan Sekadar Gaya-Gayaan

Lalu, bagaimana dengan pendanaan? Indonesia telah menerima beberapa janji pendanaan dari negara-negara kaya dan lembaga keuangan internasional melalui Just Energy Transition Partnership (JETP). Janji tersebut mencapai lebih dari $20 miliar. Namun, keluarnya AS dari Perjanjian Paris sempat menimbulkan kekhawatiran terkait kelanjutan pendanaan JETP. Untungnya, Jerman mengambil alih peran kepemimpinan Washington dalam pendanaan JETP untuk Indonesia.

Pemerintahan Prabowo juga mengandalkan sovereign wealth fund, Danantara, untuk menarik investasi, termasuk yang terkait dengan energi hijau. Danantara, yang menaungi PLN, baru-baru ini mengumumkan kemitraan senilai $10 miliar dengan perusahaan energi Saudi, ACWA Power. Perusahaan yang berbasis di Riyadh ini akan menjajaki investasi di energi terbarukan, green hydrogen, desalinasi air, dan lain-lain di Indonesia.

Ini bukan sekadar tren, tapi kebutuhan. Investasi hijau bukan hanya tentang menjaga lingkungan, tapi juga tentang pertumbuhan ekonomi. Dengan NDC yang ambisius dan investable, Indonesia berpotensi menjadi magnet bagi investasi hijau, menciptakan lapangan kerja baru, dan meningkatkan daya saing di pasar global.

Jadi, Apa yang Bisa Kita Lakukan?

Sebagai Gen Z dan Millenial, kita punya peran penting dalam mendorong transisi energi dan mendukung ambisi iklim Indonesia. Mulai dari hal-hal kecil seperti menggunakan transportasi umum, mengurangi sampah, hingga mendukung produk-produk ramah lingkungan. Lebih jauh lagi, kita bisa aware terhadap isu-isu lingkungan dan support inisiatif-inisiatif yang berkelanjutan.

Intinya, jangan apatis! Masa depan bumi ada di tangan kita. Dengan bersama-sama, kita bisa membuat perubahan positif dan memastikan Indonesia menjadi bagian dari solusi, bukan masalah. Ingat, no planet B, kan?

Jadi, mari kita kawal NDC Indonesia agar lebih ambisius dan investable. Dengan begitu, kita tidak hanya menyelamatkan bumi, tapi juga membuka peluang cuan yang lebih besar. Siapa tahu, kamu jadi entrepreneur energi terbarukan berikutnya!

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Samsung Electronics Raih Sertifikasi RED Uni Eropa, Bukti Kepercayaan Global

Next Post

Jambi Mengincar Dana Danantara untuk Hilirisasi Kelapa