Dunia kuliner itu penuh kejutan, ya kan? Ibarat drama Korea, ada naik turunnya, ada romansa, dan yang pasti, ada bumbu-bumbu yang bikin kita penasaran. Nah, kali ini kita ngobrolin soal Humble Chicken, restoran yang bikin heboh jagat kuliner London. Dari warung yakitori sederhana, eh, tiba-tiba jadi bintang Michelin. Tapi, tunggu dulu, kok habis dapat bintang malah tutup? Plot twist!
Dari Yakitori Ke Tasting Menu: Transformasi Humble Chicken
Dulu, Humble Chicken itu chill banget. Bar yakitori yang asik buat nongkrong sambil ngemil sate ayam. Tapi, jiwa ambisius Chef Angelo Sato bergejolak. Dia merasa stuck kalau cuma jualan sate. Makanya, di tahun 2023, Humble Chicken reboot. Menu sate dihilangkan, diganti dengan tasting menu mewah. Ibaratnya, dari Kijang Innova langsung upgrade ke Ferrari.
Upgrade ini ternyata disambut baik. Pelanggan setia tetap setia, plus datanglah pelanggan baru yang lebih sophisticated. Angelo Sato mulai unjuk gigi, dan Michelin mulai melirik. Tahun 2024, bintang pertama berhasil diraih. Congrats!
Bintang Dua dan Misteri Penutupan
Setahun kemudian, kejutan datang lagi. Humble Chicken dapat bintang Michelin kedua! Double congrats! Tapi, anehnya, habis dapat bintang, restoran ini malah tutup. Katanya sih, cuma sebulan, tapi kok lama banget? Banyak yang bertanya-tanya, ada apa gerangan? Apakah ini strategi marketing tingkat dewa?
Ternyata, Chef Angelo punya rencana besar. Bukan sekadar refurbishment biasa, tapi transformasi total. Humble Chicken versi 3.0 ini ibarat rumah yang direnovasi habis-habisan. Lebih mewah, lebih eksklusif, dan tentunya, lebih mahal.
Humble Chicken 3.0: Lebih Mewah, Lebih Mahal?
Perubahan paling mencolok ada pada interior. Dulu, tempatnya agak sempit, sekarang lebih luas dan lega. Jumlah kursi juga dikurangi, dari 18 jadi 13. Tujuannya? Supaya pelayanan lebih personal dan chef punya lebih banyak waktu berinteraksi dengan tamu. Warna merah tua diganti dengan biru tua yang cool, dan counter baru yang elegan.
Menunya juga dirombak. Beberapa hidangan andalan tetap dipertahankan, karena menurut Chef Angelo, “They’re fucking amazing!”. Tapi, banyak juga hidangan baru yang lebih inovatif dan mewah.
Harga Naik, Apa Kata Dunia?
Jangan kaget, harga di Humble Chicken 3.0 juga ikutan naik. Dulu, set menu sekitar £98. Sebelum tutup, jadi £185. Sekarang? £225! Chef Angelo memperkirakan, sekali makan di sini bisa habis sekitar £450 per orang. “You’re looking at about £450 [approx. $610] a head when all is said and done,” ujarnya.
Kenaikan harga ini sempat jadi perdebatan. Ada chef lain yang bilang, “Gak mungkin lah habis dapat bintang langsung naikin harga.” Tapi, Chef Angelo punya argumen sendiri. Dia bilang, dia tidak memaksa siapa pun untuk makan di restorannya. Lagipula, dia mengurangi jumlah kursi, jadi secara keseluruhan, pendapatannya malah berkurang. “Raising the price was a necessary evil to stay alive,” katanya.
Lebih dari Sekadar Makanan: Pengalaman yang Tak Terlupakan
Buat Chef Angelo, yang terpenting dari sebuah restoran bukanlah harga, atau bahkan makanannya. Tapi, pengalamannya. Dia mengaku pernah makan di 10 restoran bintang tiga, tapi dia tidak ingat satu pun hidangan yang dimakannya. Yang dia ingat justru momen-momen kecil saat pelayan membuat lelucon atau mencoba berinteraksi dengannya.
Hal inilah yang ingin dia ciptakan di Humble Chicken. Pengalaman makan yang personal, intim, dan tak terlupakan. Bukan cuma soal rasa, tapi juga soal koneksi. Manager Aiden Monk bahkan memberikan rekomendasi restoran lain, Chef Angelo membagikan resep masakan ibunya, dan tamu mendapatkan playlist Spotify baru.
Mengejar Bintang Ketiga: Ambisi yang Membara
Humble Chicken sudah buka lagi, turis sudah berdatangan, dan kursi selalu penuh. Tapi, Chef Angelo tidak mau berpuas diri. Ambisinya adalah meraih bintang Michelin ketiga. “It was always the goal,” katanya.
Tidak ada resep rahasia untuk meraihnya. Yang bisa dia lakukan hanyalah terus meningkatkan kualitas dan memberikan yang terbaik. “As long as I know I’ve done everything in my power to get it, I can live with the results,” ujarnya. Apakah Humble Chicken berhasil meraih bintang ketiganya? Waktu yang akan menjawab.
Intinya: Dunia kuliner itu dinamis. Ada inovasi, ada ambisi, dan ada keberanian untuk mengambil risiko. Humble Chicken adalah bukti nyata bahwa perubahan itu penting, dan kadang-kadang, kita harus keluar dari zona nyaman untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi. Jadi, berani coba hal baru, ya kan?