Dark Mode Light Mode

Anggota Densus 88 Ditangkap: Penguntitan Pengusaha di Hotel Borobudur Terungkap

Dunia intelijen Indonesia, gaes, lagi seru-serunya nih. Bayangin aja, kayak drama Korea tapi versi nyata dan lebih menegangkan. Terakhir ini, ada anggota Densus 88 yang ketangkap lagi gegara stalking! Bukan stalking mantan ya, tapi pengusaha. Waduh, ada apa gerangan?

Densus 88 Ketangkap BAIS TNI: Kok Bisa?

Jadi gini ceritanya, Briptu FF, anggota Densus 88, kedapatan lagi nguntit seorang pengusaha berinisial FYH di sekitaran Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Jumat, 25 Juli 2025. Katanya sih, si pengusaha lagi ketemuan sama seseorang. Mungkin urusan bisnis, mungkin juga urusan… ya, kita kan ga tau.

FYH yang merasa diintai, langsung gercep dong. HP Briptu FF dibanting karena ketahuan moto-moto aktivitasnya waktu makan siang. Kemudian, FYH diduga menghubungi seorang perwira tinggi TNI dan melaporkan kejadian tersebut.

Nah, dari sinilah drama dimulai. Perwira tinggi TNI itu langsung menerjunkan tim dari BAIS TNI (Badan Intelijen Strategis TNI) ke lokasi. Alhasil, sekitar jam 2 siang, Briptu FF dijemput paksa oleh BAIS TNI setelah diinterogasi. Setelah pertemuan antara pimpinan Polri dan BAIS TNI, anggota Densus 88 itu baru dilepaskan beberapa hari kemudian. Hmm, ada apa ini?

Kejadian ini bukan yang pertama kali lho. Sebelumnya, pertengahan tahun 2024, anggota Densus 88 juga pernah ditangkap oleh Polisi Militer (PM) karena menguntit Jampidsus (Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus) Kejaksaan Agung (Kejagung), Febrie Adriansyah. Double kill, eh, double trouble!

Deja Vu: Menguntit Jampidsus, Apa Motifnya?

Kita flashback dikit ke kejadian Mei 2024. Dua anggota Densus 88 diduga menguntit Jampidsus Febrie Adriansyah, saat lagi makan malam di sebuah restoran di Cipete, Jakarta Selatan. Sumber Tempo bilang, Febrie memang sering makan di restoran itu.

Salah satu anggota Densus 88, dengan gaya ninja, minta meja di lantai dua dengan alasan mau merokok. Padahal, doi selalu pakai masker. Febrie sendiri berada di ruang VIP dengan dinding kaca. Anggota Densus 88 itu kemudian mengarahkan alat yang diduga alat perekam ke arah ruangan Febrie.

Polisi Militer (PM) TNI yang mengawal Febrie curiga dengan gerak-gerik mencurigakan tersebut. Mengingat Jampidsus sedang menangani kasus-kasus korupsi besar, seperti kasus pertambangan, pengamanan memang diperketat. Pas anggota Densus 88 itu buru-buru cabut dari restoran, salah satunya langsung diamankan oleh PM.

Setelah mengamankan anggota Densus 88, Febrie langsung menghubungi sejumlah petinggi penegak hukum, seperti Kabareskrim Komjen Wahyu Widada, Wakil Jaksa Agung ST Burhanuddin, dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Setelah obrolan tingkat tinggi, anggota Densus 88 itu dijemput oleh Paminal (Pengamanan Internal). Tapi, semua data di HP anggota Densus 88 itu sudah dikopi duluan oleh tim Jampidsus. Pinter juga ya!

Pengusaha dan Jampidsus: Ada Hubungan Apa?

Balik lagi ke kasus terbaru, dugaan stalking pengusaha oleh anggota Densus 88 di Hotel Borobudur, diduga masih berkaitan dengan Jampidsus Febrie Adriansyah. Menurut informasi yang didapat Tempo, FYH adalah pengelola sebuah kafe yang diduga terkait dengan Febrie yang berlokasi di daerah Cipete, Jakarta Selatan. Plot twist!

Tempo sempat mengunjungi kafe tersebut. Dari luar sih ga terlalu luas, tapi pas masuk, ternyata luas banget ke belakang. Ada tangga juga menuju lantai dua. Ornamen kafe didominasi warna hijau turquoise, dan tata letak sofanya kelihatan mewah.

Pedagang sekitar yang enggan disebutkan namanya, membenarkan bahwa kafe itu milik seorang jaksa. Dua orang lainnya di sekitar kafe juga membenarkan hal yang sama. Jadi, fix ya, kafe itu diduga milik seorang jaksa. Tapi, jaksa siapa, wallahualam!

Jadi, Apa yang Sebenarnya Terjadi?

Pertanyaannya sekarang, kenapa anggota Densus 88 stalking pengusaha yang diduga terkait dengan Jampidsus? Apa ada indikasi tindak pidana? Atau cuma salah paham? Sampai saat ini, belum ada keterangan resmi yang gamblang dari pihak Polri maupun TNI.

Yang jelas, kejadian ini menimbulkan banyak tanda tanya. Kenapa Densus 88 sampai menguntit Jampidsus dan pengusaha? Apakah ada kepentingan tertentu yang dilindungi? Atau ada “permainan” di balik layar? Only time will tell, gaes!

Kejadian ini juga menunjukkan pentingnya koordinasi dan komunikasi yang baik antar lembaga penegak hukum. Jangan sampai ada “gesekan” yang ga perlu, yang justru bisa merugikan kepentingan negara dan masyarakat. Kita berharap, masalah ini bisa segera diselesaikan secara transparan dan profesional. Jangan sampai jadi sinetron yang ga jelas juntrungannya ya!

Jadi intinya, gaes, dunia intelijen itu memang penuh intrik dan kejutan. Kita sebagai masyarakat, cuma bisa berharap para penegak hukum kita bisa bekerja secara profesional dan menjunjung tinggi hukum yang berlaku. Jangan sampai ada yang abuse of power, atau memanfaatkan kekuasaan untuk kepentingan pribadi atau golongan. Keep an eye on it!

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

<p><strong>Gugatan Ijazah Palsu Jokowi Ditolak, Rektor UGM Lolos dari Implikasi Hukum</strong></p>

Next Post

Gears of War: Reloaded Siap Unduh Awal di Xbox!