Siap-siap menyelam ke drama gaming yang lebih dalam dari Palung Mariana! Urusan Subnautica 2 ternyata lebih rumit dari sekadar mencari blueprint baru. Ada intrik, drama korporat, dan yang paling penting: potensi duit ratusan juta dolar yang bikin kepala pusing. Mari kita bedah satu per satu, siapa tahu kita bisa ikutan clueless kayak SpongeBob di dunia orang dewasa ini.
Apa Kabar Subnautica 2? Update Terbaru yang Perlu Kamu Tahu
Oke, mari kita mulai dengan background check. Subnautica, game tentang survival di planet alien bawah laut yang indah sekaligus bikin deg-degan, diciptakan oleh Unknown Worlds. Mereka kemudian merilis Subnautica: Below Zero. Kedua game ini sukses berat. Lalu datanglah Krafton, raksasa di balik PUBG, yang mengakuisisi Unknown Worlds dengan harga setengah miliar dolar pada tahun 2021. Kesepakatan ini termasuk bonus hingga $250 juta jika Unknown Worlds mencapai target performa tertentu pada akhir tahun 2025. Inilah awal mula petaka—eh, maksudnya, drama.
Setelah diakuisisi, Unknown Worlds terus mengembangkan Subnautica 2. Game ini rencananya akan dirilis dalam early access pada tahun 2025. Antusiasme pemain sangat tinggi; Subnautica 2 menjadi salah satu game yang paling diantisipasi di Steam. Tapi, di balik layar, badai mulai berkumpul.
Pada tanggal 2 Juli 2025, pendiri dan CEO Unknown Worlds, Charlie Cleveland, bersama dengan eksekutif lainnya, dipecat oleh Krafton. Posisi mereka digantikan oleh Steve Papoutsis, mantan kepala studio Callisto Protocol. Krafton tidak memberikan alasan spesifik, tetapi mengisyaratkan bahwa para pendiri tidak kooperatif dalam proses pengembangan.
Kemudian, pada tanggal 9 Juli, Krafton resmi menunda perilisan early access Subnautica 2 hingga tahun 2026. Di saat yang sama, muncul laporan tentang bonus $250 juta, yang menimbulkan pertanyaan tentang apakah penundaan ini disengaja untuk menghindari pembayaran bonus tersebut. Plot twist!
Konflik Krafton vs. Unknown Worlds: Lebih Dalam dari Sekadar Angka
Krafton kemudian menuduh para pendiri Unknown Worlds telah meninggalkan studio demi proyek pribadi, dan menuding mereka menginginkan bonus untuk diri mereka sendiri. Tuduhan ini tentu saja dibantah oleh para pendiri, yang kemudian mengajukan gugatan terhadap Krafton.
Menurut gugatan tersebut, Krafton sengaja menghambat pengembangan Subnautica 2 dan memecat para pendiri untuk menghindari pembayaran bonus. Para pendiri mengklaim bahwa Krafton mulai mencari cara untuk menyingkirkan mereka setelah mengetahui proyeksi pendapatan positif dari Subnautica 2 yang akan memicu pembayaran bonus yang besar.
Intinya, para pendiri merasa dikhianati dan bertekad untuk memperjuangkan hak mereka. Mereka ingin Krafton membayar bonus penuh sesuai kesepakatan, memenuhi kewajibannya sebagai publisher, dan mengembalikan mereka ke posisi semula di Unknown Worlds.
Bonus Ratusan Juta Dolar: Siapa yang Berhak?
Pertanyaannya sekarang adalah, siapa yang berhak atas bonus $250 juta itu? Krafton sepertinya ingin menghindari pembayaran tersebut, sementara para pendiri Unknown Worlds merasa berhak mendapatkannya, dan bahkan berencana membagikan sebagian besar bonus tersebut kepada tim mereka. Drama banget, kan?
Masalahnya menjadi semakin rumit karena klaim Krafton bahwa Subnautica 2 belum siap untuk early access, sementara para pendiri bersikeras bahwa game tersebut sudah siap. Siapa yang benar? Sulit untuk mengatakan, tetapi satu hal yang pasti: ada banyak uang yang dipertaruhkan.
Krafton sendiri telah menawarkan perpanjangan waktu untuk mencapai target bonus dan memberikan bonus profit-sharing kepada karyawan Unknown Worlds di tahun 2025. Apakah ini upaya untuk meredakan konflik dan membungkam gugatan, atau memang langkah yang tulus? Hanya waktu yang bisa menjawab.
Masa Depan Subnautica 2: Apa yang Bisa Kita Harapkan?
Jadi, apa yang bisa kita harapkan dari Subnautica 2? Dengan semua drama ini, tentu saja ada kekhawatiran tentang kualitas akhir game. Apakah game ini akan tetap menjadi pengalaman survival yang mendebarkan seperti pendahulunya, atau akan menjadi korban dari intrik korporat?
Satu hal yang pasti, para penggemar Subnautica sangat berharap yang terbaik. Mereka ingin melihat game yang mereka nantikan ini dirilis dalam kondisi terbaik, tanpa terpengaruh oleh konflik di balik layar. Kita hanya bisa berharap bahwa semua pihak yang terlibat akan mengutamakan kepentingan Subnautica 2 dan para pemainnya.
Pada akhirnya, konflik antara Krafton dan Unknown Worlds adalah pengingat bahwa industri game tidak selalu seindah gameplay yang kita lihat. Ada bisnis, ada uang, dan ada kepentingan pribadi yang seringkali lebih penting daripada kreativitas dan passion. Semoga Subnautica 2 bisa selamat dari badai ini dan memberikan kita pengalaman bermain yang tak terlupakan.
Sebagai gamer, kita hanya bisa berharap bahwa perseteruan ini akan segera berakhir dan Subnautica 2 akan dirilis sesuai harapan. Sambil menunggu, mungkin ada baiknya kita mulai re-play Subnautica pertama atau Below Zero biar nggak lupa rasanya tenggelam—eh, maksudnya, menyelam—ke dunia bawah laut yang penuh misteri. Intinya, stay tuned untuk update selanjutnya. Siapa tahu, drama ini akan lebih seru dari reality show favoritmu!