Bagi sebagian orang, musik indie itu seperti kopi pahit: butuh adaptasi, tapi begitu kena, susah lepas. Dan di tengah ramainya skena musik indie, muncullah Wednesday, band indie-rock yang siap bikin playlist kamu makin berwarna. Dipimpin oleh Karly Hartzman, seorang kolektor barang antik dan cerita unik, Wednesday menawarkan perpaduan suara yang heartfelt dengan sentuhan noise yang bikin nagih.
Siapa Sebenarnya Wednesday dan Karly Hartzman?
Wednesday, bukan nama hari yang membosankan, adalah proyek musik Karly Hartzman yang berawal dari iseng-iseng. Karly sendiri adalah pribadi yang menarik. Rumahnya dipenuhi koleksi, mulai dari boneka, kaset, hingga buku-buku tentang sejarah hardcore dan punk. Kecintaannya pada musik dipengaruhi oleh orang tuanya, kakaknya, dan seorang teman yang mengenalkannya pada genre shoegaze.
Awalnya, Karly hanya bermain musik solo, tapi kemudian membentuk band saat diminta tampil di pesta ulang tahun kakaknya. Sempat mengalami perubahan line-up, akhirnya Wednesday menemukan formasi solid: Xandy Chelmis pada steel guitar, Ethan Baechtold pada bass dan piano, Alan Miller pada drum, dan MJ Lenderman pada gitar. Dari situ, mereka mulai manggung di acara-acara kecil dan membangun basis penggemar.
Dari Asheville ke Greensboro: Mencari Jati Diri di Tanah Sendiri
Karly Hartzman sempat tinggal di Asheville, sebuah kota kecil yang dikenal dengan komunitas musisinya yang kuat. Namun, dia kemudian kembali ke Greensboro, kota kelahirannya. Di Greensboro, dia merasa lebih dekat dengan akar dan kenangan masa remajanya. Ia ingat betul kafe tempatnya bolos sekolah dulu. Meskipun sering bolos, Karly tetap menekankan pentingnya pendidikan. Baginya, bolos adalah kesempatan untuk belajar dengan caranya sendiri.
Walaupun Wednesday sudah mendapat pengakuan dari media sekelas Pitchfork sebagai salah satu band indie-rock terbaik, Karly tetap membumi. Ia memilih untuk menjalani kehidupan yang tenang di Greensboro, jauh dari gemerlap dunia hiburan. Mungkin itu sebabnya, musik Wednesday terasa begitu relatable dan jujur.
"Bleeds": Album Baru yang Penuh Kejujuran dan Kontradiksi
Album keenam Wednesday, "Bleeds," akan dirilis. Album ini dikatakan sebagai puncak dari perjalanan musik mereka selama ini. "Bleeds" tetap mempertahankan ciri khas Wednesday, yaitu perpaduan antara melodi yang kuat dan lirik yang naratif. Namun, kali ini, lirik-lirik Karly terasa lebih personal dan jujur, bahkan terinspirasi dari kisah-kisah masa muda.
Meskipun lagu-lagu di "Bleeds" ditulis sebelum perpisahan Karly dengan MJ Lenderman, beberapa di antaranya mengisyaratkan keretakan hubungan mereka. Lagu "The Way Love Goes," misalnya, awalnya adalah permintaan maaf karena Karly merasa tidak hadir sepenuhnya dalam hubungan tersebut. Namun, pada saat lagu itu direkam, situasinya sudah berubah.
Kisah di Balik Lirik yang Gelap dan Karikatural
Lirik-lirik di "Bleeds" dipenuhi dengan gambar-gambar kematian dan kekerasan: mayat yang terdampar, pemakaman yang disiarkan langsung, kecelakaan mobil, perkelahian pisau. Karly tidak melihat album ini sebagai album yang gelap, melainkan sebagai upaya untuk menceritakan kisah-kisah yang bagus dan jujur. Baginya, kematian selalu hadir dalam kehidupan sehari-hari.
Karly gemar mencampurkan unsur kartun dan menyeramkan dalam liriknya. Ia menyebutnya sebagai "sikap southern gothic". Ia tertarik pada kisah-kisah yang memalukan atau rahasia. Namun, ia selalu meminta izin dan mengubah nama serta detail identitas untuk melindungi pihak-pihak yang terlibat. Contohnya, "Wound Up Here (By Holdin' On)" terinspirasi dari kisah seorang teman yang pernah menjadi pemandu arung jeram, dan "Carolina Murder Suicide" terinspirasi dari sebuah true-crime podcast.
Menjaga Keseimbangan di Tengah Popularitas yang Meningkat
Setelah album "Rat Saw God" sukses besar, Karly berkomitmen untuk menjaga keseimbangan dalam kehidupan pribadinya. Ia berhenti menggunakan smartphone, keluar dari media sosial, dan membuat website pribadi bergaya Y2K. Ia merasa media sosial mengganggu fokusnya. Ia juga mengubah cara mendengarkan musik, meninggalkan algoritma dan beralih ke rekomendasi dari teman dan blog.
Di website-nya, Karly berbagi catatan harian bulanan dan daftar musik serta media yang dia nikmati. Ia juga menjawab pertanyaan dari para penggemar tentang berbagai hal, mulai dari belajar gitar hingga hubungannya dengan agama. Ia juga memiliki kotak pos tempat para pendengar dapat mengirim surat. Ia berusaha membalas sebanyak mungkin surat.
Tetap Setia pada Akar dan Identitas Lokal
Karly tidak pernah tinggal di luar North Carolina, dan ia tidak berencana untuk melakukannya. Ia mencintai tempat itu. Baginya, North Carolina adalah rumah. Ia senang karena orang-orang di sana mengenalnya sejak kecil, bukan hanya karena bandnya baru saja tampil di acara TV terkenal. Baginya, sebagian besar kejadian dalam lagu-lagunya bisa terjadi di mana saja. Ia tidak berusaha mengatakan bahwa ia memiliki latar belakang yang berbeda dari remaja lainnya.
Kunci Sukses? Jadi Diri Sendiri dan Jujur dalam Berkarya
Karly Hartzman mengerti mengapa banyak artis pindah ke kota besar untuk meraih kesuksesan artistik. Namun, dia senang bisa berakar di tempat yang begitu khas. Dia tidak suka perasaan berada di pusat kebudayaan dunia dan berpikir bahwa apa yang dia lakukan akan memengaruhi seluruh budaya. Dia lebih suka datang dari pinggiran. Kunci suksesnya mungkin adalah kemampuannya untuk tetap setia pada dirinya sendiri dan jujur dalam berkarya. Ini adalah pelajaran penting bagi semua musisi indie yang sedang berjuang untuk menemukan suara mereka sendiri.