Pernah gak sih kepikiran kalau table manners itu bukan cuma soal garpu yang mana duluan, tapi juga soal membangun koneksi dan cerita? ARYADUTA Bali baru-baru ini membuktikan bahwa etika makan bisa jadi lebih dari sekadar formalitas.
Sapta Rasa: Ketika Cerita Terhidang di Meja Makan
Sebagai bagian dari kampanye Sapta Rasa yang mengusung tema “Story in the Table”, ARYADUTA Bali menggelar acara CSR yang unik dan inspiratif. Pada tanggal 2 Juli 2025, mereka mengundang 20 anak-anak dan guru dari Yayasan Pradnyagama untuk mengikuti kelas table manners pertama mereka. Ini bukan sekadar belajar cara makan yang benar, tapi juga tentang menciptakan pengalaman bersantap yang bermakna.
ARYADUTA Bali percaya bahwa setiap meja makan menyimpan cerita – bukan hanya soal rasa, tapi juga tentang kebahagiaan, pembelajaran, dan koneksi. Melalui inisiatif CSR ini, mereka membuka pintu bagi anak-anak dan guru dari Yayasan Pradnyagama, sebuah pusat layanan psikologi yang mendukung anak-anak dengan talenta khusus melalui konsultasi psikologis, konseling, dan pendidikan. Yayasan ini, dengan pusat utama di Denpasar dan cabang di sembilan kota di Bali serta satu di Mataram, membina pikiran dan masa depan banyak individu muda.
Bagi sebagian besar anak-anak ini, pengalaman ini adalah yang pertama kali dalam suasana makan formal. Kelas table manners memperkenalkan mereka pada three-course set menu. Mereka memulai dengan amuse-bouche berupa dinner rolls dan mentega, diikuti oleh sup kentang dan wortel creamy yang menghangatkan dengan croutons. Hidangan utama menampilkan chicken tenders dengan kentang goreng dan salad, dan makanan ditutup dengan puding pelangi berwarna-warni yang diberi rasa vanilla. Bayangkan serunya mereka mencicipi hidangan-hidangan istimewa ini!
I Komang Agus Wijaya Kusuma, F&B Outlet Manager ARYADUTA Bali, memimpin kelas dan membimbing anak-anak melalui etika makan yang tepat dengan cara yang menyenangkan, interaktif, dan menarik – menjadikan pengalaman belajar ini mendidik dan mengesankan. Ini bukti bahwa belajar table manners gak harus kaku dan membosankan.
RM Rendy Prapanca, General Manager ARYADUTA Bali, membuka acara dengan sambutan hangat dan mendorong anak-anak untuk selalu menjunjung tinggi sopan santun, bahkan di meja makan. “Respecting others at the table is as important as enjoying the food,” ujarnya. Pesan ini sederhana, tapi sangat kuat.
Gladys Monica Solang, Marketing and Communications Manager, juga berbagi pesan inspiratif. “Food is not only about flavour — it’s also about the stories we share, the laughter we create, and the moments we remember. Beautiful things happen around the table, and today, we’re writing a new story together.”
Etika Makan Bukan Sekadar Formalitas: Investasi Masa Depan Anak Bangsa
Pernah gak sih merasa kikuk saat makan di restoran mewah karena gak yakin garpu yang mana yang harus dipakai? Nah, bayangkan anak-anak ini yang baru pertama kali merasakan pengalaman seperti itu. Tapi, ARYADUTA Bali berhasil menciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan, sehingga mereka bisa belajar dengan riang gembira.
Yayasan Pradnyagama: Membangun Generasi Emas Bali
Ni Made Pradnya Amadeandra Kusuma, M.Psi., Psikolog, Ketua Yayasan Pradnyagama, mengungkapkan rasa terima kasihnya. “This is our first time being invited by a hotel for a table manners experience. The children are thrilled, and we hope this is the first of many impactful collaborations.” Kolaborasi seperti ini sangat penting untuk memberikan pengalaman berharga bagi anak-anak dan mendukung perkembangan mereka.
Dari Amuse-bouche Hingga Rainbow Pudding: Pengalaman Kuliner yang Tak Terlupakan
Mencicipi hidangan lezat adalah bagian penting dari pengalaman ini. Dari amuse-bouche yang menggugah selera hingga puding pelangi yang memanjakan mata, setiap hidangan dirancang untuk memberikan kesan yang mendalam. Lebih dari sekadar makanan, ini adalah tentang menciptakan memori indah yang akan mereka kenang selamanya.
CSR yang Berdampak: Lebih dari Sekadar Acara
Acara ini bukan hanya sekadar kegiatan CSR biasa. ARYADUTA Bali benar-benar berinvestasi dalam masa depan anak-anak dengan memberikan mereka keterampilan dan pengalaman yang akan berguna sepanjang hidup mereka. Ini adalah contoh bagaimana bisnis dapat memberikan kontribusi positif kepada masyarakat.
Kelas table manners bukan hanya tentang etika makan; itu tentang harga diri, inklusi, dan menciptakan cerita yang bermakna. Seiring ARYADUTA Bali melanjutkan perjalanan Sapta Rasa, acara ini menegaskan kembali keyakinan bahwa setiap meja menyimpan cerita yang layak untuk dibagikan.
Mengapa Table Manners Masih Penting di Era Modern?
Mungkin ada yang bertanya, di era serba digital ini, masih pentingkah table manners? Jawabannya, tentu saja! Table manners bukan hanya tentang aturan kaku, tapi juga tentang menunjukkan rasa hormat kepada orang lain, membangun relasi, dan menciptakan suasana yang nyaman. Di dunia profesional, kemampuan untuk bersantap dengan percaya diri dapat membuka pintu peluang baru.
Yuk, Dukung Inisiatif Positif Seperti Ini!
Dengan mendukung inisiatif seperti ini, kita turut berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang lebih baik. Kita bisa mulai dari hal-hal kecil, seperti mengajarkan anak-anak di sekitar kita tentang pentingnya table manners dan etika pergaulan lainnya. Ingat, setiap tindakan kecil dapat membuat perbedaan besar.
Di ARYADUTA Bali, mereka percaya bahwa meja makan bukan hanya tempat untuk mengisi perut, tapi juga tempat untuk berbagi cerita, membangun koneksi, dan menciptakan kenangan indah. Mereka menunjukkan bahwa bisnis dapat menjadi kekuatan untuk kebaikan, dan bahwa setiap orang dapat berkontribusi untuk menciptakan dunia yang lebih baik, satu hidangan pada satu waktu.