Pernah nggak sih merasa kayak lagi main game simulasi kehidupan, tapi kok quest-nya nggak ada yang jelas? Tujuan hidup kayak easter egg yang disembunyiin developer-nya, bikin kita garuk-garuk kepala sambil mikir, “Ini sebenarnya game-nya tentang apa, sih?” Nah, mungkin album terbaru Asher White, 8 Tips for Full Catastrophe Living, bisa jadi walkthrough-nya. Atau setidaknya, memberi kita teman senasib sepenanggungan dalam menghadapi absurditas hidup.
Asher White: Desainer Interior Lagu yang Bikin Penasaran
Mendengarkan Asher White itu kayak lagi masuk ke rumah yang lagi direnovasi. Semua perabotan ditata ulang, dipindah-pindah, kadang nggak nyambung, tapi entah kenapa tetap terasa nyaman. Bayangin aja, ada suara mesin slot di kamar mandi, bassline yang bikin ketagihan, dan dentingan piano ala Fiona Apple nyempil di antara suara gamelan. Aneh? Banget. Tapi justru di situlah letak magisnya Asher White.
White emang dikenal jago banget menggabungkan elemen-elemen yang seharusnya nggak cocok jadi satu. Selama satu dekade terakhir, dia udah merilis lebih dari satu album per tahun, berevolusi dari kolase suara lapangan jadi chamber pop maksimalis dengan sentuhan elektronik dan orkestra. Di 8 Tips for Full Catastrophe Living, dia menyalurkan keahliannya dalam menciptakan lanskap suara dinamis ke dalam eksplorasi tentang saling ketergantungan, dinamika hubungan yang tegang, dan kerja keras yang penuh cinta.
Dalam album ini, kita akan bertemu dengan sosok “kekasih tanpa nama” yang jadi benang merah di sepanjang lagu. Dia hadir sebagai foil bagi narator White, mengeksplorasi kesenjangan gender dan batas antara kehidupan publik dan privat. Di akhir lagu “The sink thank you,” kita mendengar ucapan yang manis sekaligus menyindir: “Did you clean the sink?/Thank you/I can’t stand to love you all like this/And when I have a child/I will raise her to wake early like you.” Ini kayak kode rahasia dalam hubungan, di mana kekurangan si narator dipantulkan balik oleh sifat-sifat ideal kekasihnya.
Ketika Urusan Dapur Jadi Medan Perang Batin
Bisa dibilang album ini adalah serangkaian petualangan domestik yang tragis sekaligus menggelikan. Di lagu “Beers with my name on them,” White memainkan peran sebagai ibu rumah tangga yang menyimpan ketidakpuasan di balik ketenangannya. “There’s a surprise waiting in the foyer/The fall of another personal empire today/I do the dishes/I do not shave my legs/And I wait for you to come home,” nyanyinya dengan suara malaikat, tapi dengan represi ala Betty Draper. Di sekelilingnya, ada umpan balik gitar dan drum yang meniru suara mesin cuci yang berputar kencang. Ini kayak lagi nonton film drama keluarga, tapi dengan soundtrack yang lebih eksperimental.
Lagu “Cobalt Room: Good Work / Silver Saab,” yang jadi centerpiece album ini, mengingatkan kita pada karya-karya jam-based yang lebih noise dari teman-teman tur White, Deerhoof dan Black Country, New Road. Kemudian, post-rock industrialnya hancur menjadi breakdown jazz, sementara narator White merindukan bantuan domestik dan kasih sayang fisik: “Cobalt color, ugly room/Won’t you paint it white for me?/Husband, if you come back soon/Won’t you kiss me tenderly?” Ini kayak lagi curhat sama teman di warung kopi, sambil nungguin tukang tambal ban selesai nambal ban motor kita.
Soundscape Rumah Tangga: Antara Cinta dan Cucian Kotor
Asher White berhasil menangkap esensi kehidupan rumah tangga yang seringkali absurd dan kontradiktif. Dia nggak takut untuk menggabungkan elemen-elemen yang nggak nyambung, menciptakan soundscape yang unik dan personal. Ini kayak lagi masak mie instan, tapi ditambahin topping keju, cokelat, dan tabasco. Aneh? Iya. Enak? Tergantung selera. Tapi yang jelas, nggak bakal ada yang nyamain.
Di album ini, White nggak cuma bercerita tentang cinta dan hubungan, tapi juga tentang pekerjaan rumah, kelelahan, dan harapan. Dia nggak berusaha untuk memberikan solusi atau jawaban yang pasti, tapi lebih mengajak kita untuk merenungkan kompleksitas hidup dan menemukan keindahan di tengah kekacauan. Ini kayak lagi main game yang nggak ada menangnya, tapi kita tetap semangat nge-grinding demi skin yang keren.
8 Tips for Full Catastrophe Living adalah album yang jujur, intim, dan eksperimental. Asher White nggak takut untuk keluar dari zona nyaman dan menciptakan musik yang unik dan personal. Dia adalah seorang desainer interior lagu yang brilian, yang mampu mengubah rumah tangga kita menjadi soundscape yang penuh warna dan kejutan. Jadi, siapkah kita untuk masuk ke dalam rumah Asher White dan menghadapi kekacauan hidup bersama-sama?