Pernah merasa kayak lagi ghosting diri sendiri? Badan di sini, pikiran entah di mana? Nah, kayaknya Bad Suns juga ngerasain hal yang sama sebelum akhirnya comeback dengan album terbaru mereka, Accelerator. Ini bukan sekadar album baru, tapi kayak restart total setelah beberapa tahun kayak lagi nyari Wi-Fi di tengah hutan.
Bad Suns, band indie pop asal Los Angeles ini, udah lumayan lama malang melintang di dunia musik. Dulu mereka dikenal dengan lagu-lagu catchy yang bikin semangat, tapi belakangan kayaknya lagi banyak mikir. Kayak kita-kita lah, generasi Z dan Millennial, yang seringkali lebih banyak overthinking daripada taking action.
Beberapa album terakhir mereka terasa kayak lagi nyari jati diri, mencoba berbagai macam sound tapi belum nemu yang pas. Ibarat kata, kayak lagi scrolling aplikasi dating, banyak pilihan tapi nggak ada yang bikin klik. Mereka mencoba bereksperimen dengan musik mereka, kadang berhasil, kadang nggak.
Titik balik kayaknya terjadi ketika gitaris Ray Libby keluar dari band setelah 10 tahun bersama. Wah, ini sih kayak putus cinta yang bikin nyesek. Tapi, dari situ Bad Suns justru menemukan kekuatan baru sebagai trio. Mereka mulai recalibrate diri dan fokus pada apa yang benar-benar penting.
Accelerator adalah hasil dari proses self-discovery tersebut. Album ini terasa lebih jujur, lebih raw, dan lebih personal dari album-album sebelumnya. Christo Bowman, vokalis Bad Suns, nggak ragu untuk berbagi pengalaman pribadinya, termasuk perjuangannya melawan kecanduan dan perubahan hidupnya setelah menjadi seorang ayah.
“Communicating”: Lebih dari Sekadar Lagu
Lagu “Communicating” adalah representasi yang tepat tentang struggle Bad Suns. Liriknya, “Body and mind on separate vacations,” menggambarkan perasaan terpecah antara fisik dan mental. Ini kayak lagi zoom meeting tapi lupa nyalain kamera, hadir tapi nggak sepenuhnya ada. Lagu ini relatable banget buat kita yang sering merasa nggak sinkron antara apa yang kita kerjakan dan apa yang kita rasakan.
Album ini penuh dengan pengakuan dan refleksi diri. Bowman nggak ragu untuk mengakui kesalahan masa lalu dan belajar darinya. Ini kayak uninstall aplikasi yang nggak berguna dan fokus sama apps yang beneran penting. Single ini memberi petunjuk ke mana arah album ini berjalan, sebuah journey introspeksi yang relatable bagi pendengar.
Bangkit dari Keterpurukan: “Ready to Take Flight”
“Ready to Take Flight” adalah lagu yang menggambarkan titik balik dalam hidup Bowman. Dia menceritakan tentang masa-masa sulitnya dan bagaimana dia hampir menyerah. Tapi, kemudian dia menyadari bahwa dia punya alasan untuk tetap bertahan, yaitu keluarganya. Ini kayak dapet notification dari orang tersayang pas lagi down, langsung semangat lagi!
Lagu ini juga menandai perubahan dalam sound Bad Suns. Ada sentuhan hyperpop yang bikin lagu ini terasa lebih segar dan energik. Mereka nggak takut untuk bereksperimen dan mencoba hal-hal baru. Ini kayak ganti hairstyle setelah putus cinta, biar keliatan fresh dan move on.
Menerima Masa Lalu: “Postcard” dan “Back to Zero”
Di lagu “Postcard,” Bowman merenungkan hubungan masa lalunya dan mengakui kesalahannya. Dia menyadari bahwa dia nggak selalu benar dan bahwa dia harus belajar dari pengalamannya. Ini kayak buka album foto lama dan menyadari bahwa ada beberapa foto yang sebaiknya dibakar aja.
“Back to Zero” adalah lagu tentang belajar dari kesalahan dan memulai dari awal. Bowman mengakui bahwa dia seringkali gagal dalam rencananya, tapi dia nggak menyerah. Dia mencari bantuan dan mencoba untuk memperbaiki diri. Ini kayak instal ulang operating system di komputer, biar semuanya balik normal dan lebih cepat.
Refleksi Diri: “Why Am I Like This?”
Lagu ini adalah pertanyaan yang seringkali kita tanyakan pada diri sendiri. Kenapa sih gue kayak gini? Bowman mengeksplorasi perasaan insecure dan ketidakpuasan terhadap diri sendiri. Dia juga menyadari bahwa dia beruntung masih hidup dan bahwa dia harus menghargai hidupnya. Lagu ini kayak lagi ngaca dan jujur sama diri sendiri, nggak pake filter.
Accelerator menunjukkan bahwa Bad Suns nggak takut untuk jujur dan terbuka tentang struggle mereka. Mereka juga menunjukkan bahwa perubahan itu mungkin dan bahwa kita bisa belajar dari kesalahan masa lalu.
Eksplorasi Sound Baru: “Just Like Magic”
“Just Like Magic” adalah salah satu lagu yang paling eksperimental di album ini. Ada sentuhan house music tahun 90-an yang bikin lagu ini terasa danceable banget. Ini kayak lagi dengerin lagu di klub malam dan nggak bisa berhenti joget. Lagu ini juga menunjukkan kemampuan Miles Morris, drummer Bad Suns, yang semakin berkembang.
Intinya, Accelerator membuktikan bahwa Bad Suns masih punya banyak hal untuk ditawarkan. Mereka berhasil melewati masa-masa sulit dan comeback dengan album yang jujur, personal, dan refreshing. Album ini adalah pengingat bahwa kita semua punya struggle, tapi kita juga punya kekuatan untuk bangkit dan menjadi lebih baik.
Album ini memang worth untuk didengarkan. Karena Bad Suns berani jujur dan membuka diri. Mereka seperti teman kita yang lagi curhat, tapi dibalut dengan musik yang asik.
Pencarian Jati Diri: Lebih dari Sekadar Musik
Bad Suns telah menemukan kembali passion mereka dalam bermusik dan menemukan sound yang baru yang lebih sesuai dengan diri mereka sekarang. Accelerator bukan hanya sekadar album, tetapi sebuah perjalanan pencarian jati diri yang relatable dengan banyak orang.
Accelerator adalah bukti bahwa Bad Suns masih relevan dan bahwa mereka punya banyak hal untuk ditawarkan di dunia musik. Album ini adalah reminder bahwa kita semua bisa comeback lebih kuat setelah melewati masa-masa sulit. Jadi, keep listening dan keep shining, guys!