Dark Mode Light Mode

Bagaimana Aku Jadi Penggemar Benson Boone Alias Seorang Booner

Siapa bilang akhir-akhir ini nggak ada kabar baik? Di tengah berita yang bikin dahi berkerut, ada satu nama yang bikin kita (nggak nyangka) semangat: Benson Boone. Album terbarunya, American Heart, dirilis dan entah kenapa, kita jadi excited banget sama musiknya. Tiba-tiba, kita jadi seorang Booner! Siapa yang nyangka, coba?

Sebelumnya, kita cuma tahu Benson Boone itu mantan Mormon yang kadang-kadang cosplay jadi Freddy Mercury (dengan alasan yang kurang jelas), dan yang paling ikonik: dia selalu salto di setiap penampilan atau red carpet yang dia datangi. Intinya, dia punya suara yang bagus, wajah yang lumayan, dan sesuatu yang bikin dia beda dari male pop star lainnya. Tapi, jujur aja, album-album sebelumnya nggak terlalu ngena. Lagunya well-produced sih, tapi terlalu serius dan lambat. Boone seolah-olah punya banyak feelings yang harus dia salurkan lewat musiknya. Ada lagu yang judulnya "Cry" dan "Slow It Down". Di lagu "Slow It Down," dia nyanyi, "Only girl that’s never left me is my mother." Yah, bagus deh buat Benson, tapi kita di sini pengen have fun, bukan ikut sesi terapi.

From Zero to Booner: Mengapa Kita Mendadak Suka Benson Boone?

Cover album American Heart menampilkan Boone yang bertelanjang dada dengan bendera Amerika sebagai latar belakangnya, kayak handuk pantai. Lucu, kan? Itu dia, Benson Boone, American banget! Lagu pembuka, "Sorry I’m Here for Someone Else," bercerita tentang pertemuan nggak sengaja dengan seseorang dari masa lalu. Alih-alih melodrama yang lembek, Boone justru ngebut dengan tempo yang lebih cepat. Drumnya berdebar-debar kayak soundtrack video senam aerobik – dan jadi lebih seru. Refrrain "Benny, don’t do it" adalah intipan yang menarik ke dalam psike-nya, atau setidaknya memberi tahu kita bahwa dia menyebut dirinya "Benny". Kegelisahan batinnya, yang diiringi dengan backbone lagu yang menghentak, membuatnya jadi semakin asyik. Ini adalah panic attack untuk naratornya, tapi dance number buat kita semua.

American Heart, di saat terbaiknya, menghadirkan nuansa album pop yang menyenangkan lainnya: Voicenotes-nya Charlie Puth (walaupun nggak se-horny), 24K Magic-nya Bruno Mars (sebelum "Uptown Funk" jadi pasaran dan masuk ke live-action Lilo & Stitch), atau Midnight Memories-nya One Direction (yang juga terinspirasi dari musik Queen). Dia punya beberapa turn of phrase yang absurd – "You feel like moonbeam, ice cream, taking off your blue jeans" di "Mystical Magical" – yang mengeksploitasi betapa goofy dan tulusnya musiknya. Bayangkan, lirik seperti ini bisa lolos dari saringan selera kita? Unbelievable!

Sentuhan Retro yang Menyegarkan dalam Musik Pop Modern

Kenapa album ini bisa resonate dengan kita? Mungkin karena American Heart membawa angin segar di tengah dominasi musik pop yang generik dan overproduced. Boone nggak takut untuk bereksperimen dengan sound yang mengingatkan kita pada era keemasan musik pop, sambil tetap mempertahankan sentuhan modern yang relevan. Coba dengerin beat di "Sorry I'm Here for Someone Else" atau melodi di "Mystical Magical" – dijamin bikin kaki pengen goyang!

Di album yang penuh dengan kerinduan, Boone juga menyempatkan diri untuk memasukkan lagu yang lumayan dull, yaitu "Momma Song," dan single barunya, "Mr Electric Blue," yang bukan riff dari "Mr. Blue Sky," melainkan lagu tentang menjadi cowok Amerika tulen yang kerja keras dan terinspirasi oleh ayahnya. Video klipnya menampilkan dia "membalas" para haters yang mengira dia cuma bisa salto dan menulis lirik yang buruk. Dia menari, dia berpose konyol, dia nongkrong di jendela truk es krim. Boone menikmati hidupnya dengan ini – kenapa kita tidak?

Kenapa Harus Booner? Alasan yang Lebih Dalam dari Sekadar Salto

Kita kekurangan fun pop star akhir-akhir ini, terutama yang cowok. Jonas Brothers membatalkan konser, Shawn Mendes menghilang, Alex Warren cuma bikin bits di Instagram sambil nyanyiin lagu radio paling membosankan – saatnya untuk sedikit keceriaan. Boone menjanjikan semua itu dan lebih dari itu dengan lagu-lagu pop yang konyol dan penuh cinta, dan cukup horny untuk membenarkan dia bertelanjang dada di sampul album.

Dia berusaha keras, baik dalam musiknya maupun saltonya. Saat dia di luar sana, berparade dengan kumis dan payetnya, memberi tahu kita betapa dia mencintai ibunya, kita percaya dan kita menyukainya. Dia tidak meminta kita untuk menganggapnya serius; dia meminta kita untuk memastikan dia tidak kejedot kepalanya saat melakukan salto. Yakin deh, balada di American Heart memang membosankan, tetapi upbeat track lebih dari sekadar menggantikannya jika kamu membiarkannya. Kita jadi bertanya-tanya, apakah ini akhir dari era musik pop yang terlalu serius? Mungkinkah Boone adalah messiah yang akan membawa kita kembali ke masa-masa kejayaan musik pop yang menyenangkan dan tanpa beban?

American Heart: Lebih dari Sekadar Album, Ini adalah Statement!

Lagu terakhir, yang merupakan title track dengan tambahan kata "Young," adalah ode untuk, yah, dirinya sendiri. "I don’t mind if this is gonna take a million days," dia bernyanyi dalam "Mystical Magical", "I know you’ll come around to me eventually." Dia benar. Untungnya, tidak butuh jutaan hari – lebih seperti 100. American Heart bukan cuma sekadar album, tapi statement. Boone seperti ingin bilang: "Gue nggak sempurna, gue kadang konyol, tapi gue enjoy dengan apa yang gue lakukan, dan gue harap kalian juga!" And you know what? We appreciate that! Dia tidak mencoba menjadi orang lain; dia embrace keunikan dan kekurangannya, dan itu adalah sesuatu yang sangat relatable bagi kita.

Efek Benson Boone: Bagaimana Musik Bisa Menjadi Mood Booster Kita

Fenomena Benson Boone ini mengingatkan kita akan kekuatan musik sebagai mood booster. Di tengah dunia yang penuh dengan tantangan dan tekanan, musik bisa menjadi pelarian yang menyenangkan dan menyegarkan. Musik Boone mungkin bukan masterpiece yang mengubah dunia, tapi musiknya punya kemampuan untuk membuat kita tersenyum, menari, dan melupakan sejenak masalah hidup. And that's a pretty powerful thing!

Humor dalam Musik: Ketika Lirik Absurd Justru Menjadi Daya Tarik

Salah satu daya tarik musik Boone adalah sentuhan humornya. Lirik-liriknya yang kadang absurd, seperti "You feel like moonbeam, ice cream, taking off your blue jeans," justru menjadi daya tarik tersendiri. Dia nggak takut untuk terlihat konyol, dan itu adalah sesuatu yang sangat refreshing di dunia musik yang seringkali terlalu serius. Humor dalam musik bisa menjadi cara yang efektif untuk menyampaikan pesan dan terhubung dengan pendengar. Musik Boone membuktikan bahwa kita bisa menikmati musik yang cerdas dan menghibur tanpa harus mengorbankan kualitas artistik.

Salto dan Simbolisme: Lebih dari Sekadar Aksi Panggung

Salto yang sering dilakukan Boone bukan sekadar aksi panggung belaka, tapi juga bisa dilihat sebagai simbol keberanian dan kebebasan. Dia seperti ingin menunjukkan bahwa dia tidak takut untuk mengambil risiko dan keluar dari zona nyaman. Salto ini juga bisa diartikan sebagai metafora untuk perjalanan hidupnya, yang penuh dengan lika-liku dan tantangan, tapi selalu dihadapi dengan semangat dan optimisme.

Boone dan Generasi Z: Kenapa Dia Resonate dengan Kita?

Benson Boone punya sesuatu yang bikin dia resonate dengan Gen Z. Mungkin karena dia otentik, jujur, dan nggak takut untuk menjadi dirinya sendiri. Dia nggak mencoba untuk mengikuti tren; dia menciptakan trennya sendiri. Dia juga sangat aktif di media sosial, yang memungkinkan dia untuk terhubung langsung dengan para penggemarnya. Boone memahami bahasa dan nilai-nilai Gen Z, dan itu adalah kunci keberhasilannya.

Kesimpulan: Benson Boone, He's Here to Stay!

Mungkin kita memang sudah convert jadi Booner. Bukan karena dia bisa salto (walaupun itu nilai plus), tapi karena musiknya yang fun, otentik, dan relatable. American Heart adalah bukti bahwa musik pop masih bisa menyenangkan dan relevan di era digital ini. Jadi, next time kamu butuh mood booster, jangan ragu untuk dengerin Benson Boone. Siapa tahu, kamu juga jadi Booner! He’s here to stay, folks!

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Kementerian Dorong Sinergi Koperasi Desa dan Usaha Tingkatkan Dampak Ekonomi

Next Post

Kebebasan Pers Terancam, Jurnalis Hadapi Pembatasan Baru di Indonesia