Dark Mode Light Mode
T-Mobile Membuka Era 5G Latensi Rendah di Indonesia
Bagaimana Courtney Love Menciptakan Mahakarya Grunge di Tengah Masa Kelamnya dan Klaim Kepemilikan Super Fuzz Big Muff Sebelum yang Lain
<p><strong>Dampak Dugaan Pelanggaran Aturan oleh Pekerja Migran Indonesia di Jepang</strong></p>

Bagaimana Courtney Love Menciptakan Mahakarya Grunge di Tengah Masa Kelamnya dan Klaim Kepemilikan Super Fuzz Big Muff Sebelum yang Lain

Siapa bilang lagu rock itu cuma buat headbanging? Kadang, ada cerita yang lebih dalam dari sekadar distorsi gitar dan gebukan drum. Ambil contoh “Violet” dari Hole. Lebih dari sekadar lagu catchy, “Violet” itu teriakan kemarahan feminis yang intens, bikin merinding pendengarnya, apalagi pas Courtney Love mulai menjerit di bagian chorus. Seriously, lagu ini bisa jadi soundtrack buat ngadepin mantan atau sekadar bad day.

Tapi, di balik liriknya yang powerful, ada kisah yang cukup pelik. Lirik “Violet” konon katanya merujuk pada hubungan masa lalu Love dengan Billy Corgan dari The Smashing Pumpkins. Album Live Through This sendiri dirilis cuma seminggu setelah kematian tragis Kurt Cobain, suami Love. Kompleks banget, kan?

Asal-Usul Sebuah Mahakarya: Lahirnya “Violet”

“Violet” ditulis oleh Love bareng gitaris Hole lainnya, Eric Erlandson, sekitar tahun 1991, tiga tahun sebelum albumnya dirilis. Tahun itu, rock music lagi diguncang revolusi terbesar sejak era punk, dengan grunge band dari Seattle kayak Nirvana (Nevermind), Pearl Jam (Ten), dan Soundgarden (Badmotorfinger) merajai tangga lagu. Hole ikut nimbrung, dan “Violet” jadi salah satu amunisi andalan mereka.

Rekaman pertama “Violet” dilakukan di Maida Vale Studios, London, sebagai bagian dari sesi radio bareng DJ BBC John Peel. Sementara versi albumnya direkam hampir dua tahun kemudian di Triclops Studios, Atlanta.

Produser albumnya, Paul Q. Kolderie dan Sean Slade, direkrut karena Love ngefans sama karya mereka di album debut Radiohead, Pablo Honey (1993). Katanya, Love kepincut sama sound yang mereka ciptain buat Radiohead. Siapa yang sangka, lagu angsty dari Hole diproduserin sama orang yang juga bikin Creep?

Formula Musik yang Bikin Nagih: Rahasia di Balik “Violet”

“Violet” dimulai dengan chord E mayor yang dimainkan di sekitar fret ketujuh. Lalu, fingering yang sama digeser ke fret ketiga buat chord C mayor, dan ke senar bawah buat chord G mayor. Senar B dan E atas dibiarkan berdering buat nambahin ambience. Riff ini digandakan sama gitar lain yang memainkan versi A dari chord yang sama, dengan senar E atas di-bar sama jari pertama. Simple tapi ngena banget.

Kayak banyak lagu di era itu, “Violet” mengikuti dinamika quiet verse/loud chorus. Momen yang lebih manis diimbangi sama gitar yang menjerit dan drum yang menghentak. Pre-chorus dibangun dari power chords, dimulai dengan E5, lalu F5 dan akhirnya G5. Chorusnya mengikuti E5, C5, D5, A5. Basically, resep klasik buat lagu rock yang membahana.

Gear yang Dipakai: Rahasia Dapur Sound “Violet”

Sayangnya, nggak banyak catatan soal gitar apa aja yang dipake selama sesi rekaman. Tapi, di video musik “Violet”, Love kelihatan mainin gitar Mercury hijau vintage-nya, yang sering dia pake di panggung waktu itu. Tim George dan Danny Babbitt, pemilik Mercury yang berbasis di Atlanta, terinspirasi dari gitar Rickenbacker yang lebih kecil dan bikin desain string-through-body sendiri. Mereka juga pernah bikin instrumen buat gitaris Nirvana, Pat Smear, dan udah dapet persetujuan buat bikin gitar buat Cobain, tapi sayangnya Cobain meninggal sebelum mereka sempet ngerjainnya.

Sekitar waktu itu, Love juga dikenal sering pake Electro-Harmonix Big Muff Pi fuzz dan Boss DS-1 distortion. Efek-efek ini yang bantu nyiptain sound raw dan abrasive yang jadi ciri khas Hole.

Interpretasi Lirik: Lebih dari Sekadar Putus Cinta

Lirik “Violet” udah narik banyak perhatian dan kontroversi selama bertahun-tahun. Love sendiri bilang kalau lagu itu sebagian terinspirasi sama puisi karya Alexander Pope, khususnya The Dunciad, dan Emily Brontë. Ada juga unsur refleksi diri di dalam liriknya, yang dia deskripsiin sebagai “terjebak di antara dua cowok – mewakili malaikat dan iblis di dalam diriku, serta sifatku sendiri”. Jadi, bukan sekadar lagu putus cinta biasa, tapi juga eksplorasi identitas dan konflik internal.

Pada tahun 1995, waktu Hole nampilin “Violet” di Later… With Jools Holland, Love bilang sebagai pengantar: “Ini lagu tentang cowok brengsek, aku santet dia, sekarang dia botak.” Karena dia pernah pacaran sama Billy Corgan di awal dekade itu – seorang musisi yang rambutnya berubah drastis dari gondrong jadi botak di pertengahan ’90-an – banyak yang spekulasi kalau lirik kayak “when they get what they want, and they never want it again” ditulis tentang dia. Ouch!

Anehnya, Love dan Corgan justru kerja sama di dua album Hole berikutnya – Celebrity Skin (1998) dan Nobody’s Daughter (2010). Corgan ngerekam bagian bass di album pertama dan ikut nulis beberapa lagu di kedua album itu. Dunia emang penuh kejutan.

Klarifikasi dari Courtney Love: Bukan Cuma Tentang Billy Corgan

Namun, di tahun 2024, Love ngasih klarifikasi soal “Violet” ke NME. “Ini bukan cuma tentang Billy Corgan, seperti yang banyak orang kira,” katanya. “Ini tentang duduk di tangga darurat apartemennya, minum anggur murahan dan minum Vicodin – oh, betapa mudanya! – sementara matahari Chicago terbenam, ninggalin langit ametis yang bertaburan permata.” Jadi, ada elemen nostalgia dan refleksi diri juga di sana.

Love juga ngaku kalau komentar yang dia buat ke Jools Holland di televisi nasional “agak jahat” dan nunjukkin kalau dia lagi “bitchy beefy”. Tapi dia becandain kalau “seseorang harus menjunjung tinggi standar beef yang baik.” Classic Courtney.

Kesuksesan dan Tragedi: Masa Sulit Courtney Love

“Violet” jadi top 20 hit di tangga lagu single Inggris dan Live Through This naik ke posisi No.13. Ini masa-masa yang berat banget buat Courtney Love. Pada tanggal 16 Juni 1994, cuma dua bulan setelah Live Through This dirilis, bassis Hole, Kristen Pfaff, meninggal karena overdosis heroin. Dia berusia 27 tahun, sama kayak Cobain. Setelah tragedi kedua ini, Hole tur bareng Melissa Auf Der Maur sebagai bassis.

Sempet ada rumor kalau Cobain yang nulis album Hole. Rumor yang ngesampingin fakta kalau “Violet”, contohnya, udah direkam sebelum Love dan Cobain menjalin hubungan jangka panjang. Tahun 1998, Love ngejawab rumor itu dengan cara yang paling pas. Dia bilang ke NME: “Selama ini aku nggak pernah ngebahas ini. Tapi di sini aku akhirnya ngomong buat pertama kalinya kalau Kurt nggak [nulis] Live Through This.”

“Maksudku, for fuck’s sake, kemampuannya jauh lebih baik daripada aku waktu itu – lagunya pasti bakal jauh lebih bagus.” Truth hurts, tapi Love ngomong apa adanya.

Intinya: “Violet” bukan sekadar lagu rock biasa. Ini teriakan, refleksi, dan pernyataan sikap. Lebih dari sekadar chord dan distorsi, ini tentang being real dan owning your truth, bahkan ketika hidup lagi berantakan. Dan kadang, itulah yang kita butuhin dari sebuah lagu.

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

T-Mobile Membuka Era 5G Latensi Rendah di Indonesia

Next Post

<p><strong>Dampak Dugaan Pelanggaran Aturan oleh Pekerja Migran Indonesia di Jepang</strong></p>