Siap-siap, karena kita akan menyelami album terbaru BABYMETAL, Metal Forth. Bayangkan, tiga gadis imut berpadu dengan musik metal yang beringas. Kedengarannya absurd? Justru di situlah letak magisnya. Setelah 15 tahun berkarya, apakah mereka masih mampu memberikan kejutan? Mari kita bedah satu per satu.
BABYMETAL, grup yang mendobrak batasan genre dan membuat para metalhead terheran-heran, kembali dengan album keempat mereka. Mereka bukan hanya sekadar girl group; mereka adalah fenomena global. Dengan kombinasi vokal yang catchy, koreografi yang energik, dan musik metal yang powerful, BABYMETAL telah memenangkan hati jutaan penggemar di seluruh dunia.
Album ini dirilis di bawah label Capitol Records/Universal Music. Tahun 2025 ini menjadi tahun yang penting bagi BABYMETAL. Mereka bergabung dengan Capitol, menggelar tur arena Eropa perdana mereka, dan mengumumkan pertunjukan AS terbesar mereka dengan Black Veil Brides. Momentum ini membawa ekspektasi tinggi untuk Metal Forth.
Kali ini, mereka tidak bermain aman. Metal Forth menjanjikan kolaborasi yang lebih gila dari sebelumnya, mencoba memadukan identitas BABYMETAL dengan berbagai musisi metal papan atas. Pertanyaannya, apakah eksperimen ini berhasil?
Metal Forth: Terlalu Banyak Koki Merusak Sup?
Album ini penuh dengan kolaborasi yang ambisius. Bayangkan saja, BABYMETAL berkolaborasi dengan Tom Morello dari Rage Against the Machine, Bloodywood, Slaughter To Prevail, dan Polyphia. Itu baru sebagian kecil! Daftar ini panjangnya seperti antrean tiket konser Taylor Swift!
Kolaborasi dengan Tom Morello di “METALLI!!” menghasilkan perpaduan suara baru yang melengkapi gaya masing-masing. Sementara itu, kehadiran Bloodywood di “Kon! Kon!” memperkenalkan elemen folk yang menyegarkan, menjadikannya lebih menarik dari banyak rilisan mereka sebelumnya. Kolaborasi dengan Slaughter To Prevail di “Song 3” menampilkan riff eksplosif dan growl tanpa ampun yang menyala-nyala. Kedua gaya yang berbeda berpadu dengan mulus untuk mencapai ketinggian eksperimental baru.
Hal yang sama dapat dikatakan tentang ‘KxAxWxAxIxI’ dan kemitraan aneh dengan jagoan Djent Polyphia, ‘Sunset Kiss’. Dalam waktu kurang dari tiga menit, SU-METAL, MOAMETAL dan MOMOMETAL mengganti kehebatan murni yang tak terkendali dengan lebih banyak substansi dari biasanya. Alih-alih intensitas back-to-back, penekanan beralih ke flow lagu. Aspek pedas diperkenalkan secara bertahap dan fasih, dan hasil akhirnya lebih memuaskan daripada kelimpahan klise metal.
Namun, di sinilah muncul masalahnya. Terlalu banyak kolaborasi bisa membuat album terasa tidak fokus. Apakah mereka mencoba menyenangkan semua orang?
Ketika Identitas BABYMETAL Mulai Terlupakan
Sayangnya, tidak semua kolaborasi berhasil. Beberapa trek terasa forced dan pada akhirnya mengencerkan suara khas BABYMETAL. Misalnya, kolaborasi dengan Poppy di “From Me To U” kesulitan menemukan titik temu, dan malah berfokus pada menciptakan pusaran heavy metal tropes yang tidak memiliki tujuan. Hal yang sama dapat diperluas ke “RATATATA” yang sarat energi dengan Electric Callboy; hanya karena BABYMETAL dapat bergabung dengan beberapa nama besar di metal modern, bukan berarti mereka selalu harus melakukannya.
Mencoba memadukan banyak gaya dalam satu album itu seperti mencoba membuat smoothie dengan semua buah dan sayuran di kulkas. Hasilnya mungkin… unik, tapi belum tentu enak. Ada momen-momen di mana identitas BABYMETAL seolah tertelan oleh artis kolaborasi.
Ini tentu saja bukan berarti kolaborasi selalu buruk. Justru, beberapa kolaborasi di Metal Forth berhasil menciptakan momen-momen yang memorable. Akan tetapi, secara keseluruhan, album ini terasa kurang kohesif dibandingkan rilisan BABYMETAL sebelumnya.
Eksperimen Berani atau Langkah yang Salah?
Tidak ada keraguan bahwa BABYMETAL ingin membuat pernyataan terbesar mereka hingga saat ini dengan Metal Forth, dan tidak seorang pun dapat menuduh mereka bermain aman. Pilihan untuk bergabung dengan begitu banyak artis selalu merupakan risiko besar, dan sayangnya, terkadang pada akhirnya meredam pesona yang pertama kali membedakan mereka dari orang banyak.
BABYMETAL memang berani bereksperimen, dan keberanian itu patut diacungi jempol. Namun, Metal Forth terasa seperti eksperimen yang kurang matang. Terlalu banyak ide, terlalu banyak kolaborasi, dan kurang fokus pada apa yang membuat BABYMETAL unik sejak awal.
Album ini seperti pesta yang terlalu ramai. Semua orang ingin berbicara, tapi tidak ada yang benar-benar mendengarkan. Akibatnya, pesan yang ingin disampaikan BABYMETAL menjadi kabur.
Meskipun demikian, di saat-saat yang tepat, kolaborasi ini terasa epik dan menarik. Jika ada satu hal yang dapat diambil dari album keempat ini, yaitu bahwa, bahkan 15 tahun setelah diskografi mereka, BABYMETAL tidak takut untuk mendorong batasan dan masih ingin menulis ulang aturan metal.
Kesimpulan: BABYMETAL Tetaplah BABYMETAL
Metal Forth bukanlah album sempurna. Bahkan, bisa dibilang ini adalah album BABYMETAL yang paling divisive sejauh ini. Namun, satu hal yang pasti: BABYMETAL tidak pernah berhenti bereksplorasi. Mereka terus mencari cara untuk mendorong batasan genre dan menciptakan musik yang unpredictable. Album ini mungkin memiliki kekurangan, tetapi keberanian mereka untuk bereksperimen patut diapresiasi.
Apakah Metal Forth layak didengarkan? Tentu saja! Album ini adalah roller coaster emosi dan suara. Anda mungkin akan menyukainya, Anda mungkin akan membencinya, tetapi satu hal yang pasti: Anda tidak akan melupakannya. Pada akhirnya, BABYMETAL tetaplah BABYMETAL: grup yang selalu siap memberikan kejutan dan membuat kita bertanya-tanya, “Apa yang akan mereka lakukan selanjutnya?”
Jadi, siapkan telinga Anda, buka pikiran Anda, dan bersiaplah untuk Metal Forth. Siapa tahu, Anda mungkin akan menemukan permata tersembunyi di antara kekacauan ini. Atau, setidaknya, Anda akan memiliki cerita menarik untuk diceritakan tentang album BABYMETAL yang paling kontroversial.