Dark Mode Light Mode

Bahaya Gestur “V”: Mengapa Idol Kini Menghindarinya

Di tengah hiruk pikuk persiapan Pemilihan Presiden (Pilpres) Korea Selatan 2025, dunia hiburan mendadak jadi arena sensitif. Gesture tangan sederhana pun bisa jadi bom waktu politik. Bayangkan, niatnya cuma mau cute di depan kamera, eh, malah dituduh mendukung salah satu kandidat. Itulah realita yang dihadapi para idol K-Pop saat ini.

Mungkin kamu bertanya-tanya, kenapa sih sampai segitunya? Oke, mari kita bedah fenomena unik ini. Di Korea Selatan, konteks politik sangat kuat memengaruhi interpretasi simbol. Bahkan hal-hal sepele seperti warna dan angka bisa dikaitkan dengan partai politik tertentu. Situasi ini memaksa para public figure, termasuk idol, untuk ekstra hati-hati.

Nah, "V sign" atau simbol perdamaian (✌️) yang biasanya jadi andalan pose foto, mendadak jadi persona non grata. Kenapa? Karena di momen Pilpres, gestur ini bisa diartikan sebagai dukungan untuk Partai Kekuatan Rakyat (People Power Party) yang konservatif. Partai ini diasosiasikan dengan nomor 2 dalam surat suara dan warna merah. Bentuk "V" yang menyerupai angka 2, bikin gestur ini jadi rawan disalahpahami.

Fenomena ini bukan cuma isapan jempol. Beberapa kejadian nyata jadi bukti betapa seriusnya masalah ini. Contohnya, member NMIXX, Bae, yang langsung panik dan berteriak "Jangan V!" saat tanpa sengaja melakukan gestur tersebut saat siaran langsung di YouTube. Sullyoon, member lainnya, juga berusaha "menetralkan" pose V-nya dengan cepat menunjukkan angka 1 sampai 5. Panic mode: activated!

TXT juga menunjukkan kehati-hatian serupa. Dalam foto yang diunggah di media sosial Jepang, mereka memilih pose netral dengan mengepalkan tangan dan menatap lurus ke kamera, alih-alih menggunakan V sign seperti biasanya. Bahkan grup virtual PLAVE pun tak luput dari pengawasan. Mereka terlihat sangat berhati-hati mengatur jari-jari mereka saat berpose di foto grup. Ini bukan conspiracy theory, tapi realita yang harus dihadapi.

Bahkan member ZEROBASEONE, Kim Tae Rae, sampai repot mengedit selfienya setelah ketahuan berpose V dengan caption "Aku di Korea". Dia buru-buru menghapus foto tersebut dan menggantinya dengan alasan "mendengar bahwa kita tidak boleh melakukan V sign selama musim ini" dan menambahkan "Aku akan menetralkannya dengan casing HP biruku." Total recall! Sung Han Bin, member lainnya, juga memilih pose "pangsit" (menempelkan kepalan tangan ke pipi) daripada pose "cubit pipi" yang diminta saat konferensi pers Mnet ‘World of Dance’.

Sensitivitas Politik di Dunia Hiburan Korea: Antara Kebebasan Berekspresi dan Tanggung Jawab Sosial

Lantas, kenapa sih para idol ini sampai segitunya menghindar? Jawabannya sederhana: menjaga image dan menghindari kontroversi. Di Korea Selatan, dukungan politik terang-terangan dari selebriti bisa berdampak besar pada popularitas dan karir mereka. Fans dari kubu yang berlawanan bisa saja memboikot karya-karya mereka.

Netralitas Idol: Strategi Bisnis atau Sikap Politik Sebenarnya?

Pertanyaan ini memang menggoda untuk dijawab. Apakah para idol ini benar-benar netral secara politik, atau hanya menjalankan strategi bisnis untuk menghindari masalah? Mungkin jawabannya ada di tengah-tengah. Mereka sadar bahwa posisi mereka sebagai public figure menuntut mereka untuk berhati-hati dalam berekspresi, terutama di momen sensitif seperti Pilpres.

Dampak Pilpres Korea terhadap Gaya Berpose Idol K-Pop: Lebih Dari Sekadar Trend

Fenomena ini bukan cuma sekadar trend sesaat. Ini adalah refleksi dari betapa kuatnya pengaruh politik dalam setiap aspek kehidupan di Korea Selatan, termasuk dunia hiburan. Pilpres bukan hanya urusan memilih pemimpin, tapi juga urusan menjaga image dan menghindari kontroversi.

Menjaga Jarak Aman: Tips & Trik Idol K-Pop Menghindari Kontroversi Politik

  • Hindari gestur yang ambigu: Jika ragu, lebih baik pilih pose yang netral dan aman.
  • Perhatikan warna dan simbol: Hindari penggunaan warna atau simbol yang diasosiasikan dengan partai politik tertentu.
  • Jaga ucapan: Hindari komentar politik yang bisa disalahartikan.
  • Konsultasi dengan agensi: Pastikan agensi memberikan panduan yang jelas tentang batasan-batasan yang perlu diperhatikan.
  • Fokus pada karya: Biarkan karya yang berbicara, bukan opini politik.

RIIZE dan Dilema Ekspresi: Batasan Gesture di Ranah Politik

RIIZE's Shotaro, misalnya, bahkan dengan cepat mengubah pose tangannya setelah terkejut. Ini menunjukkan bahwa kehati-hatian bahkan perlu diterapkan secara spontan, bukan hanya dalam pose yang direncanakan.

Pelajaran Berharga dari Dunia K-Pop: Berpikir Sebelum Bertindak, Apalagi Berpose

Fenomena ini mengajarkan kita semua, bukan cuma para idol, tentang pentingnya berpikir sebelum bertindak, apalagi berpose di depan kamera. Di era digital ini, setiap tindakan kita bisa direkam, diunggah, dan diinterpretasikan dengan berbagai cara. Jadi, berhati-hatilah dengan apa yang kamu lakukan, karena bisa jadi itu adalah statement politik yang tidak kamu sadari.

Pilpres Korea 2025: Saatnya Selebriti Jadi Lebih Bijak

Pilpres Korea Selatan 2025 yang diadakan pada bulan Juni, berbeda dari biasanya karena impeachment Yoon Suk Yeol pada Desember 2024, mengharuskan semua orang, termasuk selebriti, untuk lebih bijak dalam bertindak dan berekspresi. Intinya, stay neutral, stay safe, dan tetap fokus berkarya.

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Studi Qualcomm Buktikan Chip 5G Apple Lebih Lambat, Jaringan Indonesia Bisa Jadi Korban

Next Post

Indonesia Berencana Tambah Lagi Pembelian Rafale