Siapa bilang backing band cuma jadi pelengkap? Ini dia cerita tentang mereka yang naik level dan bikin gebrakan!
Dalam dunia musik yang penuh kejutan, seringkali kita fokus pada frontman atau solois yang bersinar di atas panggung. Tapi, tahukah kamu bahwa di balik kesuksesan seorang bintang, ada tim yang solid yang berperan penting? Mereka adalah backing band, yang selama ini mungkin hanya dianggap sebagai pelengkap, kini siap membuktikan bahwa mereka lebih dari itu.
Musik itu seperti masakan. Penyanyinya koki utamanya, tapi backing band adalah semua bumbu rahasia yang bikin hidangan itu jadi luar biasa. Sama seperti bumbu rahasia, mereka punya potensi untuk bikin resep baru yang lebih dahsyat!
Baru-baru ini, dunia musik dikejutkan dengan berita bahwa Avex Music Group, sebuah konglomerat hiburan asal Jepang, telah menandatangani kontrak dengan We the Band, backing band lama Justin Bieber. Ini bukan sekadar kontrak biasa, ini adalah pernyataan bahwa backing band memiliki potensi besar untuk bersinar sendiri.
We The Band terdiri dari Harv (bassist), DJ Tay James, Julian Micheal (gitaris), Devin “Stixx” Taylor (drummer), dan O’Neil Palmer (keyboardist). Selain menjadi DJ andalan Bieber, Tay James juga telah lama menjadi A&R (Artist and Repertoire) untuk sang bintang. Harv, di sisi lain, telah memproduseri beberapa lagu hits Bieber, termasuk "Forever" (2020) bersama Post Malone dan "Peaches" (2021) yang menampilkan Daniel Caesar dan Giveon. Keren, kan?
Keputusan Avex ini terjadi sekitar dua bulan setelah mereka menunjuk Brandon Silverstein, seorang music manager, sebagai CEO Avex Music Group dan mengakuisisi perusahaan miliknya, S10 Music Publishing. Ini menunjukkan keseriusan Avex dalam mengembangkan bakat-bakat baru dan memberikan platform bagi mereka untuk bersinar. Ini adalah contoh inovasi dalam music industry, yang selama ini didominasi oleh model tradisional.
"Melalui persahabatan dan percakapan saya dengan band dan Justin, saya melihat betapa mereka saling percaya dan menginspirasi—tidak hanya sebagai kolaborator, tetapi sebagai manusia," kata Silverstein dalam sebuah pernyataan. "Visi Harv dan Tay, dan bakat asli band, membuat jelas bahwa ini adalah sesuatu yang istimewa dengan potensi nyata. Energi itu memicu sesuatu dalam diri saya dan tim Avex. Kami benar-benar bersemangat tentang apa yang ada di depan."
Dari Belakang Panggung ke Bintang Utama: Transformasi We The Band
Langkah Avex ini menandakan perubahan paradigma dalam industri musik. Selama ini, fokus utama selalu tertuju pada penyanyi solo atau grup vokal, sementara backing band seringkali terlupakan. Namun, Avex melihat potensi besar dalam We The Band, bukan hanya sebagai backing band yang handal, tetapi juga sebagai artist yang memiliki identitas dan visi mereka sendiri.
Peran strategis backing band sering diremehkan. Padahal, mereka bukan hanya sekadar pengiring, tetapi juga kontributor kreatif yang signifikan dalam menciptakan musik yang berkualitas. Seringkali mereka punya ide-ide segar dan pengalaman yang luas dalam berbagai genre musik.
Dengan penandatanganan kontrak ini, We the Band sedang menyelesaikan album debut mereka. Avex mengkonfirmasi bahwa album tersebut akan dirilis akhir tahun ini dan akan menampilkan sejumlah special guest appearances. Ini adalah kesempatan emas bagi We The Band untuk menunjukkan kemampuan mereka yang sebenarnya dan membuktikan bahwa mereka layak mendapatkan tempat di panggung utama. Siapa tahu, mungkin ada kolaborasi dengan Bieber juga?
"Ini telah menjadi impian kami selama bertahun-tahun," kata We The Band dalam sebuah pernyataan. "Untuk membuat musik kami sendiri yang mewakili siapa kami sebagai musisi dengan dukungan dari global powerhouse seperti Avex sangat menggembirakan bagi kami semua. Kami tidak sabar menunggu penggemar kami mendengar apa yang telah kami kerjakan."
Mengapa Label Besar Melirik Backing Band?
Ada beberapa alasan mengapa label besar seperti Avex mulai melirik backing band. Pertama, backing band biasanya memiliki pengalaman bertahun-tahun bermain musik bersama, sehingga kekompakan dan chemistry mereka sudah teruji. Kedua, mereka memiliki pemahaman yang mendalam tentang musik dan industri hiburan, karena telah lama berada di belakang layar. Ketiga, mereka memiliki basis penggemar yang loyal, yang selama ini mengikuti perjalanan karier mereka sebagai backing band.
Potensi pasar backing band sebenarnya sangat besar. Banyak penggemar musik yang tertarik dengan proses kreatif di balik layar dan ingin mengenal lebih dekat orang-orang yang berperan penting dalam menciptakan musik favorit mereka.
Peluang Baru untuk Musisi Indonesia?
Fenomena We The Band ini bisa menjadi inspirasi bagi backing band di Indonesia. Banyak backing band lokal yang memiliki bakat luar biasa dan potensi besar untuk bersinar sendiri. Mungkin sudah saatnya bagi label musik di Indonesia untuk mulai melirik backing band dan memberikan mereka kesempatan untuk menunjukkan kemampuan mereka. Siapa tahu, Indonesia bisa memiliki We The Band-nya sendiri di masa depan.
Pentingnya networking dan kolaborasi juga tidak boleh diabaikan. Backing band harus aktif membangun jaringan dengan musisi lain, produser, dan label musik. Kolaborasi dengan musisi lain bisa membuka pintu bagi peluang-peluang baru.
Takeaway: Jangan Pernah Meremehkan Potensi Tersembunyi!
Kisah We The Band ini adalah bukti bahwa jangan pernah meremehkan potensi tersembunyi. Seringkali, orang-orang yang bekerja di belakang layar memiliki bakat dan kemampuan yang sama hebatnya dengan mereka yang berada di depan. Avex Music Group telah mengambil langkah berani dengan memberikan kesempatan kepada We The Band untuk bersinar. Semoga ini menjadi awal dari tren baru dalam industri musik, di mana backing band mendapatkan pengakuan dan penghargaan yang layak mereka dapatkan. Ingat, kesuksesan itu bukan cuma soal jadi frontman, tapi juga soal punya tim solid di belakangmu!