Dark Mode Light Mode
Ketersediaan Konsol & Game: Jangan Sampai Kehabisan
Barry Manilow Sebut Penulisan Lagu Berubah, Pilih Tak Mengikuti: Implikasi bagi Masa Depan Musik Pop
RI dan Prancis Perkuat Kemitraan Ekonomi Digital Demi Keamanan Online

Barry Manilow Sebut Penulisan Lagu Berubah, Pilih Tak Mengikuti: Implikasi bagi Masa Depan Musik Pop

Oke, ini dia artikelnya:

Dunia musik selalu berubah, dan kadang perubahan itu bikin kita garuk-garuk kepala. Seperti perubahan selera ngopi dari kopi tubruk ke latte art yang sayang diminum, begitulah kira-kira evolusi songwriting di era sekarang. Apakah evolusi ini bikin musisi legendaris geleng-geleng kepala? Bisa jadi.

Evolusi Musik: Dari Verse-Chorus Sampai Run-On Sentence?

Perubahan dalam penulisan lagu memang jadi topik hangat. Barry Manilow, sang legenda, baru-baru ini mengungkapkan pendapatnya tentang style penulisan lagu generasi sekarang. Katanya, "Anak muda sekarang nggak nulis lagu seperti dulu. Nggak ada verse yang masuk ke chorus, balik lagi ke verse, terus ending, ganti kunci. Mereka nggak gitu. Mereka mulai lagu, terus… kayak run-on sentence buatku. Aku nggak nemu hook-nya. Nggak nemu chorus-nya. Jalan terus, terus selesai." Hmm, jadi penasaran, kan?

Dulu dan Sekarang: Perbandingan Gaya Songwriting

Dulu, kita kenal banget struktur lagu yang jelas: verse, chorus, bridge, ending. Semua tertata rapi kayak jadwal pelajaran zaman sekolah. Sekarang? Banyak lagu yang terasa fluid, nggak kaku, bahkan kadang nggak ada chorus yang eksplisit. Beberapa lagu lebih fokus pada groove atau chord progression yang diulang-ulang. Apakah ini kemunduran atau justru inovasi? Tergantung selera pendengar, sih. Intinya, musik adalah bahasa universal yang terus berkembang.

Apakah Produksi Musik Menggantikan Songwriting Tradisional?

Di era digital ini, produksi musik memegang peranan penting. Sentuhan sound engineer bisa mengubah lagu biasa jadi earworm yang nempel di kepala. Beberapa berpendapat bahwa simplicity dalam penulisan lagu diimbangi dengan aransemen dan produksi yang kompleks. Ini seperti masak mie instan: bumbunya sederhana, tapi kalau ditambahkan topping yang beragam, rasanya jadi luar biasa. Apakah ini berarti songwriting tradisional jadi kurang relevan? Belum tentu juga.

Manilow vs. Generasi Z: Clash of the Titans?

Pernyataan Manilow bukan berarti dia anti anak muda atau musik kekinian, kok. Dia cuma mengungkapkan perbedaan style dan approach dalam penulisan lagu. Ini wajar, mengingat background dan pengalaman yang berbeda. Bayangkan kakek-nenek kita yang bingung dengan TikTok, tapi tetap sayang sama kita. Begitu juga dengan musisi legendaris, mereka tetap menghargai musik, meskipun nggak selalu relate dengan trend terbaru.

Musik tradisional memiliki nilai sejarah dan estetika yang tak ternilai. Lagu-lagu klasik seringkali punya lirik yang mendalam dan melodi yang abadi. Di sisi lain, musik modern mencerminkan perkembangan teknologi dan perubahan sosial. Keduanya punya tempat di hati pendengar, kok.

  • Musik Tradisional: Struktur jelas, lirik mendalam, melodi abadi.
  • Musik Modern: Fluid, inovatif, mencerminkan perubahan zaman.

Seni Merangkai Kata di Era Digital

Penulisan lagu bukan sekadar soal struktur atau teknik, tapi juga soal menyampaikan pesan dan emosi. Di era digital, penulis lagu dituntut untuk lebih kreatif dan adaptif. Mereka harus bisa menciptakan hook yang kuat, lirik yang relatable, dan melodi yang catchy dalam waktu singkat. Persaingan ketat, bro!

Jangan Lupakan Hook!

Hook, atau bagian lagu yang paling mudah diingat, adalah senjata ampuh dalam dunia musik. Hook yang bagus bisa bikin lagu viral dan nempel di otak pendengar berhari-hari. Bayangkan hook "Baby Shark" atau "Old Town Road". Sederhana, tapi efektif banget, kan?

Lirik yang Relatable

Lirik lagu yang relatable bisa membuat pendengar merasa terhubung dengan lagu tersebut. Lirik yang jujur, otentik, dan menyentuh bisa membangkitkan emosi dan menciptakan ikatan yang kuat antara penyanyi dan pendengar. Ini seperti curhat sama teman: kita merasa lega dan dipahami.

Melodi yang Catchy

Melodi yang catchy adalah kunci utama untuk membuat lagu mudah diingat dan dinyanyikan. Melodi yang sederhana, tapi unik, bisa membuat lagu jadi anthem yang dinyanyikan oleh jutaan orang. Contohnya, melodi "We Will Rock You" dari Queen yang ikonik.

Menulis lagu di era digital itu seperti memasak: kita harus menggabungkan bahan-bahan yang berbeda untuk menciptakan hidangan yang lezat. Kita harus menggabungkan teknik, kreativitas, dan emosi untuk menciptakan lagu yang berkesan.

Kualitas Tetap Nomor Satu

Meskipun trend musik terus berubah, satu hal yang tetap konstan adalah kualitas. Lagu yang berkualitas akan tetap didengarkan dan dihargai, meskipun sudah bertahun-tahun berlalu. Lagu yang berkualitas adalah investasi jangka panjang, bukan cuma sekadar hit sesaat. Seperti fashion item klasik: nggak pernah ketinggalan zaman.

Intinya, evolusi musik itu wajar dan nggak perlu ditanggapi dengan terlalu serius. Baik songwriting tradisional maupun modern punya kelebihan masing-masing. Yang penting, terus berkarya dan menciptakan musik yang berkualitas. Siapa tahu, lagu kamu yang selanjutnya jadi anthem generasi Z!

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Ketersediaan Konsol & Game: Jangan Sampai Kehabisan

Next Post

RI dan Prancis Perkuat Kemitraan Ekonomi Digital Demi Keamanan Online