Siap-siap, mind blown! Kita bakal bahas gimana AI lagi bikin geger dunia marketing dan gimana data yang segambreng bisa dipake buat deketin konsumen secara personal. Bukan stalker, tapi personalized!
AI: Bukan Cuma Robot, Tapi Juga Temen Marketing Terbaikmu
Festival Kreativitas Cannes Lions bulan ini jadi ajang pamer kehebatan AI. Semua orang ngomongin gimana AI bisa bikin sistem dan software jadi lebih powerful dan produktif. Mulai dari marketer, content creator, sampe media maven, semuanya pengen tau apa aja yang udah mungkin sekarang dan apa yang bakal dateng bentar lagi. Intinya, AI bukan lagi cuma sekadar omongan, tapi udah jadi game changer.
Podcast "Strictly Business" dari Variety juga ikut ngebahas ini secara langsung di Cannes. Topiknya? Gimana Converge by Deloitte, si raksasa analytics, lagi ngembangin layanan mereka buat fokus ke konsumen olahraga. Michelle McGuire dari Deloitte dan Ruba Borno dari AWS (Amazon Web Services) ikutan nimbrung buat ngobrolin kolaborasi mereka dalam memanfaatkan AI.
Rahasia Data: Dari Venn Diagram Sampai Propensity Modeling
Kalo ngomongin targetin konsumen olahraga, yang paling diincer marketer adalah irisan Venn diagram antara tim, liga, dan brand mereka sendiri. Converge nge-sintesis data segudang buat bikin profil penggemar olahraga yang detail banget. Ibaratnya, mereka tau siapa kita, apa yang kita peduliin, dan apa yang kita lakuin.
"Kita tau siapa kamu. Kita tau apa yang kamu peduliin," kata McGuire. "Terus, kita pake propensity modeling, IP (Intellectual Property) kita, dan pemahaman kita tentang olahraga dan fandom buat diserahin ke sponsor biar mereka bisa aktivasi dengan cara yang lebih personal. Jadi, ini tentang pemain mana yang kamu suka, merchandise apa yang kamu beli, dan gimana caranya bikin kamu terus engage sama brand sepanjang hidup kamu sebagai penggemar." Bayangin, fans garis keras auto klepek-klepek!
Nilai dari consumer data yang segede gaban kayak punya Deloitte dan AWS dateng dari kemampuan buat narik insight dari data itu. Alat pemroses AI bisa menghasilkan banyak banget insight tentang perilaku konsumen tanpa ngelanggar data privacy individu. Kemampuan AWS buat nawarin layanan "Clean Room" yang efektif buat data crunching yang sesuai aturan privasi juga lagi in demand banget. Ini salah satu kekuatan terbesar mereka. Privacy-compliant data crunching? Sounds legit!
"Clean Room": Ruang Rahasia Buat Ngutak-Atik Data Tanpa Ketahuan
"Kamu bisa bawa data dari banyak pihak, dan data mentah yang mendasarinya tetep aman dan jadi milik entitas yang bawa data itu, tapi kamu bisa narik insight dari data kolektif," jelas Borno. "Jadi, itu ngasih kita insight. Buat pelanggan, buat pengiklan – ini udah jadi table stakes (persyaratan minimum) sekarang. Makin banyak data yang kamu punya, makin bagus insight yang kamu dapet, dan kamu bisa jadi beda dari yang lain." Jadi, data bukan cuma angka, tapi kunci buat jadi yang terbaik!
Dunia fandom global di sekitar olahraga adalah sektor yang subur buat riset dan eksperimen. Soalnya, olahraga itu nimbulin passion dan engagement yang gede. McGuire belajar dari pengalamannya dengan Converge bahwa mempelajari fandom ngasih banyak pengetahuan dan petunjuk buat area lain dalam hidup konsumen. Kekuatan komputasi yang dimungkinkan oleh sistem AI bikin kemampuan audience targeting makin tajam.
Fandom: Lebih dari Sekadar Cinta Buta
"Hal yang paling menarik buatku tentang fandom adalah bahwa fandom kamu itu nggak unik," katanya. "Itu nyambung ke musik. Itu nyambung ke kebiasaan belanja dan retail kamu. Itu nyambung ke semua area dalam hidup kamu… Penggemar olahraga itu bukan monolith (sesuatu yang seragam). Mereka fanatik sama tim, liga, dan olahraga yang beda-beda. Jadi, gimana caranya kamu ngeliat mereka secara holistik sebagai penggemar dan terus bertindak berdasarkan fandom unik itu di audience of one (audiens individu) itu?" Ini kayak personalization tingkat dewa!
Deloitte udah sukses dengan Converge dengan cara nyesuain layanan mereka ke sektor yang beda-beda, kayak olahraga atau kesehatan. Buat Hollywood, catet nih: Selanjutnya, Deloitte bakal fokus ke dunia media dan hiburan yang berkembang pesat.
Media dan Hiburan: Medan Perang Baru Buat AI?
"Perbatasan berikutnya adalah media, tentu saja," kata McGuire. "Terapin konsep yang sama – pengukuran, engagement – dan nanya apa artinya buat organisasi media yang peduli sama semua hal tentang fandom buat calon subscriber, dan siapa berikutnya yang bakal jadi subscriber dan siapa yang belum subscribe sekarang, dan gimana caranya aku ngomong ke mereka dengan nada bicara yang bikin mereka turun ke funnel lebih cepet buat convert (berubah jadi pelanggan)? Aku rasa fandom kamu dalam karakter, judul, dan dunia semua memengaruhi perilaku pembelian kamu pas kamu mikirin streaming dan subscription, dan jadi buat kita, itu perbatasan berikutnya buat ngambil semua yang udah kita pelajarin dan lakuin sama AWS buat diterapin ke industri lain."
Intinya: AI dan Data Bikin Marketing Makin Personal
Jadi, apa yang bisa kita pelajarin dari semua ini? AI bukan cuma alat buat bikin kerjaan lebih cepet, tapi juga buat bikin konsumen merasa dipahami. Dengan data yang tepat dan insight yang jitu, kita bisa bikin marketing campaign yang lebih personal, relevan, dan efektif. Personalized marketing is the future, and it's powered by AI!