Popular Now

Pandemi Agreement WHO: Apa Artinya Bagi Generasi Muda Indonesia?

Jugband Blues: Ayah Penulis Surat Kabar Terkejut Jadi Bagian dari ‘Sonic Mayhem’ Pink Floyd

Budaya Asli Amerika Dirayakan di Discovery Park 2025

Benny Blanco: Selera Musik Remaja, Tapi Raksasa di Industri Musik

Banyak yang bilang, untuk jadi ikonik di industri musik, harus punya strategi rumit, riset pasar tujuh hari tujuh malam, atau bahkan mantra rahasia. Tapi, siapa sangka, seorang maestro pop smashes punya resep yang jauh lebih simpel dan, jujur saja, sedikit absurd? Benny Blanco, produser berusia 37 tahun yang namanya sudah melekat di balik mega-hit global, membuka rahasia mindset di balik kesuksesan puluhan tahunnya yang ternyata, ya, sesantai itu.

Pikiran Remaja, Portofolio Miliaran Dolar

Dalam sebuah wawancara eksklusif untuk edisi Icons majalah Harper’s Bazaar, Benny Blanco membeberkan bahwa insting kreatifnya selalu berakar pada satu hal: kesenangan murni dan intuisi. Ia tidak pernah memaksakan diri atau memikirkan tren yang sedang hits. Filosofinya seakan berkata, “Kalau saya suka, siapa tahu orang lain juga suka.”

“Rasanya seperti pikiran saya dan pikiran seorang gadis berusia 15 tahun sangat mirip dalam hal selera musik,” ujar Benny. Pernyataan ini tentu saja memicu senyum, namun sekaligus menjelaskan mengapa sentuhan tangannya selalu menghasilkan lagu-lagu pop yang catchy dan disukai banyak orang dari berbagai generasi. Sebuah metafora yang cukup unik untuk menggambarkan target pasarnya.

Dari sudut pandang ini, kita bisa melihat bahwa ia tidak memikirkan batasan genre yang kaku atau formula yang terlalu akademis. Sebaliknya, ia mengejar esensi musik yang bisa membuat orang tersenyum, bergoyang, atau sekadar merasa senang. Pendekatan ini adalah antitesis dari apa yang seringkali kita bayangkan tentang proses kreatif di balik lagu-lagu nomor satu dunia.

Filosofi “Nggak Peduli Amat” yang Mengguncang Tangga Lagu

Benny Blanco mengakui bahwa dorongan utamanya selalu tentang bersenang-senang dan membuat sesuatu yang membuatnya merasa baik. Ini adalah inti dari “filosofi santai” yang telah membentuk jejak karirnya. Tidak ada tekanan untuk mencapai kesempurnaan atau standar yang ditetapkan oleh orang lain, hanya kebahagiaan dari proses menciptakan.

“Jika akhirnya menjadi sesuatu yang disukai orang lain, itu keren bagiku. Jika tidak, itu juga keren bagiku,” tambahnya. Pernyataan ini menegaskan bahwa validasi eksternal bukanlah pendorong utamanya. Dalam dunia yang serba validasi, sikap ini adalah napas segar yang mungkin jadi kunci keberlangsungan kreatifnya.

Ia kemudian menyimpulkan pandangannya dengan lugas: “Kurasa menjadi ikonik adalah tidak peduli amat.” Sebuah kalimat yang kuat dan penuh karakter, mencerminkan keyakinan bahwa keaslian dan kebebasan berekspresi jauh lebih penting daripada ambisi mengejar gelar ikonik. Ini adalah paradoks yang menarik di tengah persaingan industri musik.

Dari Studio Santai Menuju Mega-Hit Tak Terduga

Nama Benny Blanco tercatat sebagai penulis dan produser di balik sejumlah mega-hit yang tak lekang oleh waktu. Sebut saja “Teenage Dream” milik Katy Perry, “Diamonds” dari Rihanna, “TiK ToK” kepunyaan Kesha, hingga “Moves Like Jagger” yang dinyanyikan Maroon 5 berkolaborasi dengan Christina Aguilera. Daftar ini cukup panjang dan membuktikan jangkauan musiknya.

Ia mengingat momen ketika menciptakan “Teenage Dream,” sebuah lagu yang kini dianggap sebagai salah satu lagu pop ikonik sepanjang masa. “Ketika kami membuat ‘Teenage Dream’, kami tidak tahu itu akan menjadi lagu ikonik yang akan dibicarakan orang selamanya,” aku Benny. Ini adalah pengakuan jujur tentang ketidaksengajaan di balik kesuksesan besar.

Proses pembuatannya jauh dari kesan serius atau penuh perhitungan. Benny menggambarkan sesi itu sebagai waktu di mana mereka “hanya membuat lagu dan bersenang-senang serta minum-minum.” Gambaran ini melukiskan suasana studio yang lebih mirip pesta kecil daripada sesi kerja keras yang melelahkan, sebuah vibe yang sangat relevan dengan Gen Z.

Resep Sukses Tanpa Tekanan: Ketika Kesenangan adalah Kunci

Pengakuannya ini membongkar mitos bahwa lagu hits lahir dari proses yang steril dan terencana. Justru, seringkali, karya terbaik muncul dari momen-momen spontan dan tanpa beban. Menurutnya, “Ini bukan ilmu roket. Terkadang kamu kebetulan berada di tempat yang tepat pada waktu yang tepat.”

Pernyataan ini bukan berarti mengecilkan bakat atau kerja keras, melainkan menyoroti pentingnya flow dan intuisi. Benny Blanco mengajarkan bahwa ketika pikiran bebas dari tekanan dan ekspektasi, kreativitas bisa mengalir dengan lebih alami dan menghasilkan sesuatu yang luar biasa. Ini adalah pelajaran berharga bagi para seniman muda yang seringkali terjebak dalam tuntutan komersial.

Filosofi ini juga mungkin menjadi kunci mengapa Benny Blanco mampu mempertahankan relevansinya selama puluhan tahun. Di tengah industri yang terus berubah dan genre yang silih berganti, ia tetap konsisten dengan pendekatan yang berpusat pada kesenangan pribadi. Sebuah fondasi yang kuat untuk karir yang panjang dan berkelanjutan.

Ikonik Itu Cuma Bonus, Bukan Tujuan Utama

Rilisan terbarunya adalah album kolaborasi bersama tunangannya, Selena Gomez, berjudul I Said I Love You First, yang diluncurkan pada bulan Maret lalu. Album ini sekali lagi membuktikan kemampuannya untuk beradaptasi dan terus menciptakan musik yang relevan. Keberhasilan kolaborasi ini juga menunjukkan bahwa filosofi santainya masih bekerja dengan baik.

Bahkan dalam urusan personal yang besar seperti pernikahan, sikap santai Benny Blanco tampaknya tidak banyak berubah. Ia sempat mengungkapkan preferensi Selena Gomez terkait makanan di hari pernikahan mereka, sebuah detail kecil yang memperlihatkan sisi relaksnya di luar panggung. Segalanya terasa lebih mudah ketika tidak ada beban yang terlalu berat dipikul.

Benny Blanco membuktikan bahwa jalan menuju status ikonik tidak selalu harus berliku dan penuh strategi. Terkadang, kuncinya justru terletak pada kemampuan untuk membiarkan diri bersenang-senang, mengikuti insting, dan tidak terlalu peduli dengan ekspektasi orang lain. Ketika proses penciptaan menjadi sebuah permainan, hasilnya mungkin bisa lebih spektakuler dari yang pernah dibayangkan.

Previous Post

Microsoft Flight Simulator 2024: Era Baru Terbang dengan Sim Update 3

Next Post

Imbas Rencana CIS: 100+ Acara Budaya Siap Guncang 2026-2028

Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *