Dark Mode Light Mode

Berbincang dengan Mobile Satellite Services Association (MSSA): Masa Depan Komunikasi Satelit Seluler

Siapa yang sangka, di era 5G dan Wi-Fi kencang, masih ada zona hilang sinyal? Bayangkan lagi asyik scrolling TikTok, eh, tiba-tiba “No Service”. Menyebalkan, kan? Tapi tenang, Direct-to-Device (D2D) satellite communication hadir sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, siap menyelamatkan kita dari keterasingan digital.

D2D: Jurus Pamungkas Koneksi Satelit Langsung ke HP Kamu

D2D adalah teknologi yang memungkinkan ponsel pintar (smartphone) kita terhubung langsung ke satelit tanpa melalui menara seluler (base transceiver station/BTS). Ini seperti punya Wi-Fi pribadi yang orbitnya ratusan kilometer di atas sana. Bayangkan, sinyal tetap kuat walau lagi mendaki gunung atau nyasar di hutan! Keberadaan D2D menjadi semakin penting seiring meningkatnya kebutuhan konektivitas global, khususnya di area-area terpencil.

Pemain Besar di Arena D2D

Beberapa nama besar di industri satelit dan telekomunikasi sudah terjun ke dunia D2D. Sebut saja AST SpaceMobile yang bekerja sama dengan AT&T dan Verizon, Globalstar yang sudah mendukung Emergency SOS Apple, Iridium Communications dengan Syniverse, Lynk Global dengan SES, dan SpaceX Starlink dengan T-Mobile. Viasat juga tidak mau ketinggalan, mereka sedang mengembangkan ekosistem D2D sendiri dengan menggandeng produsen chipset, MNO (Mobile Network Operator), dan OEM (Original Equipment Manufacturer). Persaingan semakin seru, konsumen yang diuntungkan!

Bagaimana D2D Bekerja?

Secara sederhana, D2D menggunakan satelit sebagai BTS raksasa di langit. Teknologi ini menggunakan spektrum frekuensi radio untuk berkomunikasi dengan ponsel. Beberapa perusahaan menggunakan satelit LEO (Low Earth Orbit) yang lebih dekat ke Bumi, sementara yang lain menggunakan satelit GEO (Geostationary Orbit) yang lebih jauh tetapi cakupannya lebih luas. Intinya, ponsel kamu bisa “menelepon” satelit, walau sinyal operator seluler lagi cuti.

MSSA: Garda Terdepan Standarisasi dan Regulasi D2D

Mobile Satellite Services Association (MSSA) adalah organisasi nirlaba yang berfokus pada pengembangan D2D dan Internet of Things (IoT). Mereka mengadvokasi penggunaan spektrum Mobile Satellite Service (MSS) yang sudah ada, daripada berbagi spektrum terrestrial dengan MNO. MSSA ingin memastikan D2D berjalan lancar dan tidak mengganggu jaringan seluler yang sudah ada. Mereka juga aktif dalam standarisasi 3GPP dan advokasi regulasi.

Kerja Sama MSSA dengan GSMA dan ESA

MSSA menjalin kolaborasi strategis dengan berbagai organisasi, termasuk GSMA (asosiasi operator seluler global) dan ESA (European Space Agency). Kerja sama ini bertujuan untuk menciptakan ekosistem D2D yang terbuka, interoperable, dan sesuai dengan standar internasional. ESA memberikan dukungan teknologi Eropa, sementara GSMA berfokus pada integrasi jaringan terrestrial dan non-terrestrial. Bersama, mereka mewujudkan konektivitas tanpa batas.

Tantangan Regulasi dan Standarisasi

Salah satu tantangan utama D2D adalah regulasi. Pemerintah di seluruh dunia perlu menyelaraskan kerangka regulasi untuk mendukung inovasi ini, sambil tetap melindungi dari masalah seperti interferensi frekuensi. MSSA berperan aktif dalam menyampaikan masukan kepada badan regulasi di berbagai negara. Regulasi yang tepat akan membuka jalan bagi pertumbuhan D2D.

D2D di Langit: Peluang dan Tantangan di Dunia Penerbangan

D2D memiliki potensi besar di berbagai sektor, termasuk penerbangan. Bayangkan penumpang pesawat bisa tetap terhubung meski terbang di atas samudra. Namun, ada tantangan teknis dan regulasi yang perlu diatasi.

Tantangan Teknis di Pesawat Terbang

Pesawat terbang terbuat dari material konduktif yang memblokir sinyal radio (efek Faraday cage). Selain itu, kecepatan pesawat yang tinggi juga menyulitkan koneksi satelit. Solusinya mungkin memerlukan antena eksternal atau teknologi khusus lainnya. Menurut CEO Iridium, Matt Desch, koneksi langsung smartphone ke satelit di dalam pesawat mungkin sulit terwujud.

Potensi Manfaat D2D di Penerbangan

Meski ada tantangan, MSSA percaya D2D bisa memberikan manfaat di dunia penerbangan, seperti layanan baru yang canggih. Namun, perlu ada hardware dan regulasi khusus untuk memenuhi kebutuhan industri penerbangan. D2D berpotensi meningkatkan keselamatan dan kenyamanan penumpang.

Alternatif Wi-Fi di Pesawat

Untuk saat ini, Wi-Fi onboard tetap menjadi pilihan utama bagi penumpang pesawat yang ingin terhubung. Wi-Fi onboard menggunakan antena eksternal untuk terhubung ke satelit atau jaringan darat. Wi-Fi onboard memberikan pengalaman yang lebih stabil dan bandwidth yang lebih besar.

Masa Depan D2D: Lebih dari Sekadar Panggilan Darurat

D2D bukan hanya tentang panggilan darurat di daerah terpencil. Teknologi ini memiliki potensi untuk merevolusi konektivitas global dan membuka peluang baru di berbagai industri.

Integrasi dengan 5G New Radio (5G-NR)

MSSA mengadvokasi penggunaan spektrum MSS untuk mendukung layanan 5G-NR. Ini akan memungkinkan integrasi yang lebih erat antara jaringan terrestrial dan non-terrestrial. D2D akan menjadi bagian penting dari ekosistem 5G masa depan.

Narrowband Internet of Things (NB-IoT)

Spektrum MSS juga cocok untuk layanan NB-IoT. Ini akan memungkinkan koneksi perangkat IoT di daerah terpencil, seperti sensor pertanian atau pelacak aset. D2D membuka peluang baru untuk IoT global.

Konektivitas Tanpa Batas

Dengan D2D, kita bisa mengucapkan selamat tinggal pada zona hilang sinyal. Teknologi ini akan memastikan kita tetap terhubung, di mana pun kita berada. Masa depan konektivitas ada di tangan kita, dan di langit! Dengan D2D, dunia ada dalam genggamanmu, literally.

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Pangeran Biru di Summer Games Done Quick Menginspirasi Lahirnya Esport Baru di Indonesia

Next Post

The Lot Radio New York Buka Kembali Setelah Delapan Bulan Vakum: Dampak Bagi Skena Musik Lokal