Kita semua tahu laut itu keren. Bukan cuma tempat liburan estetik, tapi juga penopang hidup planet ini. Tapi, ada kabar yang kurang menyenangkan: "gurun" laut semakin meluas. Bayangkan, area luas yang tadinya penuh kehidupan, sekarang jadi sepi kayak dompet akhir bulan. Serem kan?
Masalahnya, gurun laut ini bukan cuma sekadar mengurangi spot foto instagramable. Perluasannya mengancam ekosistem laut dan bahkan iklim Bumi. Kurangnya nutrisi di area ini bikin rantai makanan terganggu, dan kemampuan laut menyerap karbon dioksida (CO2), gas rumah kaca penyebab pemanasan global, juga berkurang. Double whammy!
Kenapa bisa terjadi gurun laut ini? Salah satu penyebab utamanya adalah kenaikan suhu global. Air yang lebih hangat cenderung lebih stabil, yang berarti nutrisi dari dasar laut sulit naik ke permukaan. Akibatnya, kehidupan laut jadi susah cari makan dan populasi mereka pun menurun.
Sebenarnya, "gurun" laut ini adalah wilayah yang disebut subtropical gyres. Wilayah ini mencakup lebih dari 60% permukaan laut. Pertumbuhan area ini unprecedented, mencapai lima juta kilometer persegi per dekade. Setara dengan luas Hutan Amazon atau seluruh Uni Eropa! Bayangkan dampaknya.
Untungnya, ada secercah harapan. Para ilmuwan sedang berusaha mencari solusi untuk masalah ini. Salah satunya adalah dengan meneliti peran mikroorganisme yang disebut diazotrophs. Mereka ini kecil-kecil cabe rawit, punya kemampuan "memfiksasi" nitrogen dari udara menjadi nutrisi yang bisa digunakan oleh organisme lain.
Tim ilmuwan dari National Oceanography Centre (NOC) di Inggris sedang memimpin proyek penelitian selama lima tahun, didukung dana sebesar USD$3.5 juta. Mereka akan meneliti apakah diazotrophs ini bisa memperlambat atau bahkan membalikkan perluasan gurun laut. Proyek ambisius ini diberi nama EXPAND.
Fokus utama penelitian EXPAND adalah Indian Ocean subtropical gyre, yang merupakan gurun laut yang paling sedikit dipahami. Proyek ini melibatkan kolaborasi dengan peneliti dari berbagai negara, termasuk Prancis, Amerika Serikat, Kanada, dan Afrika Selatan. Jadi, ini bukan cuma urusan satu negara saja, tapi masalah kita semua.
Gurun Laut: Ancaman Nyata Bagi Ekosistem Laut
Gurun laut memang terdengar dramatis, tapi ini bukan sekadar istilah keren. Ini adalah masalah serius yang mengancam keberlangsungan hidup di laut dan bahkan iklim global. Pengurangan produktivitas laut akan sangat berdampak pada rantai makanan, mulai dari plankton sampai ikan-ikan besar yang kita konsumsi.
Bayangkan kalau ikan-ikan pada hilang, terus kita mau makan apa? Sushi dari rumput? No way! Selain itu, berkurangnya kemampuan laut menyerap CO2 juga akan mempercepat pemanasan global. Jadi, kalau laut sudah bermasalah, kita semua juga ikut kena getahnya.
Dr. Mar Benavides, ilmuwan senior dari NOC yang memimpin proyek EXPAND, menekankan pentingnya memahami faktor-faktor yang mendorong perluasan gurun laut dan apakah fiksasi nitrogen biologis dapat membantu mengatasi dampaknya. "Dengan mengungkap hubungan antara fiksasi nitrogen dan produktivitas laut, kita dapat menyempurnakan model perubahan iklim dan meningkatkan prediksi tentang bagaimana ekosistem laut merespons perubahan lingkungan," jelasnya.
Mengulik Diazotrophs: Pahlawan Mikro Penyelamat Laut?
Lalu, apa sebenarnya yang membuat diazotrophs ini begitu istimewa? Mereka punya kemampuan unik untuk mengubah nitrogen dari udara menjadi amonia, yang kemudian bisa digunakan oleh organisme lain untuk tumbuh dan berkembang. Proses ini disebut fiksasi nitrogen. Bayangkan mereka ini pabrik pupuk alami di tengah laut.
Di wilayah yang kekurangan nutrisi seperti gurun laut, diazotrophs bisa menjadi sumber utama nitrogen bagi ekosistem. Kalau populasi mereka cukup banyak, mereka bisa membantu memulihkan produktivitas laut dan mendukung kehidupan organisme lain.
Tapi, pertanyaannya adalah: apakah diazotrophs ini powerful banget sampai bisa melawan perluasan gurun laut? Inilah yang sedang diteliti oleh para ilmuwan. Mereka akan mempelajari aktivitas dan keanekaragaman diazotrophs di Indian Ocean subtropical gyre selama setahun penuh, menggunakan peralatan observasi laut otomatis yang canggih.
Misi Laut: Petualangan Mengungkap Misteri Gurun Laut
Sebagai bagian dari proyek EXPAND, para peneliti akan melakukan dua ekspedisi menggunakan kapal riset R/V Marion Dufresne. Ekspedisi ini akan melibatkan para ahli di berbagai bidang, mulai dari biogeokimia, mikrobiologi, oseanografi fisik, hingga teknik kelautan. Mereka akan mengumpulkan data penting dari Samudra Hindia untuk memahami lebih dalam tentang gurun laut dan peran diazotrophs.
Data yang dikumpulkan akan digunakan untuk membuat model yang lebih akurat tentang bagaimana ekosistem laut merespons perubahan iklim. Dengan model yang lebih baik, kita bisa memprediksi dampak perluasan gurun laut dan mencari cara untuk mengatasinya. Siapa tahu, kita bisa menemukan cara untuk mengubah gurun laut menjadi oase kehidupan kembali.
Masa Depan Laut di Tangan Kita
Proyek EXPAND adalah bagian dari upaya global yang lebih besar untuk memahami dan melindungi laut. Proyek ini didukung oleh berbagai organisasi internasional, termasuk Second International Indian Ocean Expedition (IIOE-2), Integrated Marine Biosphere Research project (IMBeR), dan International Study of the Marine Biogeochemical Cycles of Trace Elements and Their Isotopes (GEOTRACES). Ini membuktikan bahwa masalah laut adalah masalah global yang membutuhkan solusi kolektif.
Pada akhirnya, masa depan laut ada di tangan kita. Dengan dukungan penelitian ilmiah dan kesadaran masyarakat, kita bisa mengatasi ancaman perluasan gurun laut dan menjaga laut tetap sehat dan produktif. Kalau laut sehat, bumi juga ikut sehat. Jadi, mari kita jaga laut bersama-sama! Ingat, laut itu bukan cuma tempat liburan, tapi juga sumber kehidupan kita.