Bagi generasi Z dan Millennials, nama Michael Jackson mungkin terdengar seperti legenda dari zaman kaset pita masih berjaya. Tapi, siap-siap, karena legenda ini akan dihidupkan kembali di layar lebar! Sebuah biopic tentang sang King of Pop, berjudul Michael, sedang dalam proses pembuatan, dan siap membuat kita semua berdansa (atau berdebat) di tahun 2026. Tapi, tunggu dulu, ada sedikit drama di balik layar yang bikin film ini makin menarik untuk diikuti.
Proyek film Michael ini bukan main-main. Di belakangnya ada Graham King, produser yang sukses besar dengan Bohemian Rhapsody. Kita semua tahu kan, film itu meraup hampir 1 miliar dolar dan membawa pulang banyak piala Oscar. Nah, Michael juga menghadapi tantangan yang mirip, terutama karena sosok Michael Jackson sendiri yang kontroversial.
Film ini disutradarai oleh Antoine Fuqua, yang dikenal lewat Training Day dan The Equalizer. Skenarionya ditulis oleh John Logan, nomine Oscar yang pernah menulis Gladiator dan Skyfall. Kabarnya, film ini akan mencakup seluruh perjalanan karier Jackson, dari masa kecilnya di The Jackson 5 sampai era Thriller, Bad, dan Dangerous, hingga masa-masa terakhirnya yang penuh kontroversi.
Dua aktor dipilih untuk memerankan Michael Jackson. Juliano Krue Valdi sebagai Michael muda, dan Jaafar Jackson – keponakan Michael Jackson sendiri – sebagai Michael dewasa. Pemilihan Jaafar sempat menimbulkan tanda tanya, tapi Lionsgate yakin dengan pilihan ini. Mereka bahkan sudah memamerkan cuplikan awal film di CinemaCon 2024, dan reaksi yang diterima sangat positif.
Nia Long akan berperan sebagai Katherine Jackson, ibu Michael, sementara Colman Domingo akan memerankan Joe Jackson, ayahnya yang kontroversial. Miles Teller akan berperan sebagai John Branca, pengacara musik Michael yang sudah lama bekerja dengannya. Derek Luke akan berperan sebagai Johnnie Cochran, pengacara yang membela Jackson dari tuduhan pelecehan anak pada tahun 1993. Ini menunjukkan seberapa jauh film ini akan menggali kehidupan Jackson.
Penundaan Yang Penuh Misteri: Apa Yang Sebenarnya Terjadi?
Awalnya, Michael direncanakan tayang tahun ini, tapi kini jadwalnya diundur hingga 24 April 2026. Apa yang terjadi? Kabarnya, penundaan ini disebabkan oleh komplikasi hukum. Tapi, benarkah demikian? Kita coba ulas lebih dalam.
Salah satu isu utama yang menyebabkan penundaan adalah penggambaran tuduhan pelecehan anak tahun 1993. Menurut beberapa sumber, perjanjian antara pembuat film dan Jackson estate (yang memegang hak atas musik dan citra Jackson) melarang penggambaran dramatisasi tuduhan tersebut. Beberapa adegan diduga telah melanggar batasan ini, yang memicu konflik di balik layar dan reshoot besar-besaran selama 22 hari. Wow, 22 hari! Tapi, semua pihak yang terlibat membantah bahwa reshoot ini terkait dengan masalah hukum. Hmmm, mencurigakan…
Alasan Resmi: Film Terlalu Panjang?
Lionsgate berdalih bahwa film ini terlalu panjang untuk satu bagian. Versi awal film kabarnya berdurasi lebih dari tiga jam. Mereka memutuskan untuk membagi Michael menjadi dua film karena potensi komersialnya yang besar. Film pertama akan fokus pada masa kecil Jackson dan awal karier solonya, kemungkinan berakhir dengan perilisan album Off the Wall pada tahun 1979. Film kedua akan mencakup era Thriller dan seterusnya, termasuk puncak ketenaran Jackson, persona publiknya yang eksentrik, dan berbagai kontroversi yang menghantuinya di kemudian hari.
Strategi yang cerdik atau alibi belaka? Dengan memfokuskan diri pada bagian awal kehidupan Jackson yang lebih “aman”, Lionsgate mungkin bisa menghindari reaksi negatif di awal. Ini juga memberi mereka waktu untuk menyempurnakan materi yang lebih sensitif.
Kontroversi Menjual: Apakah Ini Taktik Marketing?
Kita semua tahu kan, kontroversi bisa jadi marketing gimmick yang ampuh. Dengan adanya drama di balik layar, Michael otomatis menjadi perbincangan hangat. Siapa tahu, ini malah bikin orang makin penasaran dan berbondong-bondong ke bioskop nanti.
Spekulasi Liar: Apa Yang Akan Kita Lihat?
Apakah film ini akan menjadi tribute yang manis atau penggambaran yang jujur (dan mungkin menyakitkan) tentang kehidupan Michael Jackson? Sulit untuk ditebak. Tapi, satu hal yang pasti, Michael akan memicu perdebatan sengit. Bagi sebagian orang, Jackson tetaplah seorang genius yang ikonik dan disalahpahami. Bagi yang lain, dia adalah sosok yang sangat bermasalah yang menggunakan ketenaran dan kekuasaan untuk menghindari pertanggungjawaban.
Mengingat film ini dibuat dengan kerja sama erat dengan Jackson estate, aman untuk berasumsi bahwa Michael akan menyajikan potret yang sebagian besar simpatik. Apakah versi peristiwa itu sesuai dengan kenyataan? Itu tergantung pada penonton untuk memutuskan.
Michael: Antara Legenda dan Kontroversi
Yang jelas, Michael adalah salah satu film yang paling dinanti dan paling diawasi dalam beberapa tahun terakhir. Film ini bukan sekadar biopic, tapi juga refleksi tentang budaya pop, ketenaran, dan bagaimana kita memperlakukan idola kita. Apakah film ini akan berhasil menangkap esensi Michael Jackson? Kita tunggu saja sampai tahun 2026. Sampai saat itu, mari kita terus berspekulasi, berdebat, dan tentu saja, mendengarkan musiknya. Karena bagaimanapun juga, he’s bad, he’s bad, and the whole world has to answer right now just to tell you once again, who’s bad.
Takeaway: Film Michael ini menjanjikan lebih dari sekadar kilas balik karier sang King of Pop. Ini adalah kesempatan untuk merenungkan warisan kontroversialnya dan bagaimana kita, sebagai penonton, memaknai sosok Michael Jackson di era modern ini.