Dark Mode Light Mode

Blackbraid III: Warisan Blackbraid yang Semakin Mengukuhkan

Siapa bilang dunia metal itu kaku dan monoton? Kadang, kejutan datang dari arah yang tak terduga. Bayangkan, di tengah hiruk pikuk deadline dan promo album yang bikin kepala berasap, tiba-tiba muncul Blackbraid dengan single-single dari album Blackbraid I (2022). Metal dengan sentuhan Native American, anti-klise, dan langsung bikin jantung berdebar. Awalnya mungkin dianggap gimmick, tapi ternyata malah jadi sesuatu yang megah dan epik. Debut albumnya memang tidak sepenuhnya memenuhi ekspektasi, tetapi identitasnya yang unik berhasil mencuri perhatian. Blackbraid II (2023) membuktikan bahwa Sgah’gahsowáh (Jon Krieger) bukan cuma one-hit wonder. Album ini lebih konsisten, rumit, dan menarik dari sebelumnya, dengan fokus pada suara alam yang lebih epik. Hasilnya? Karir Blackbraid melesat, sampai diliput New York Times dan jadi sampul majalah Decibel. Now the question is: bisakah Blackbraid III memenuhi ekspektasi setinggi langit?

Metal dan kontroversi memang seperti dua sisi mata uang. Dengan popularitas Blackbraid yang meroket, muncul tuduhan bahwa Sgah’gahsowáh mungkin melebih-lebihkan akar Native American-nya. Ia memang punya darah Indigenous, tetapi sepertinya tidak sekuat yang awalnya diklaim. Penggunaan nama Mohawk tanpa afiliasi suku yang jelas, bagi sebagian orang mungkin dianggap sebagai upaya untuk terhubung dengan sejarahnya, sementara yang lain melihatnya sebagai cultural appropriation. Ada yang peduli, ada yang tidak. Tapi penting untuk diingat bahwa hubungan Krieger/Sgah’gahsowáh dengan identitas dan masa lalunya itu rumit. Sama rumitnya dengan mencari charger HP saat baterai tinggal 1%.

Dan inilah Blackbraid III. Menurut saya, ini adalah album terbaik Blackbraid sejauh ini. Seperti perjalanan panjang melintasi lanskap yang megah bersama sahabat, Blackbraid III berhasil menggabungkan elemen-elemen yang berbeda dari album sebelumnya menjadi satu kesatuan yang utuh. Bahan-bahan dasarnya masih sama: scorching black metal yang dipadukan dengan interlude lembut yang menyoroti alam dan instrumen Indigenous. Tapi Blackbraid III bukan atmoblack yang penuh fuzz tanpa riff yang jelas; album ini rips dengan earworm yang mudah diingat. Dari pembukaan “Wardrums at Dawn on the Day of My Death,” ada energi dan semangat yang tak henti-hentinya, dijiwai dengan visi sang pencipta tanpa terjebak dalam gimmick. Lagu-lagu lain, seperti “The Dying Death of a Sacred Stag,” jauh lebih intim, dengan momen emosi dan kerentanan yang nyata di tengah blast beat dan teriakan parau.

Blackbraid III: Epik, Intim, dan Metal Abis

Kekuatan penulisan lagu sangat terasa di seluruh album, tetapi “Tears of the Dawn” dan “And He Became the Burning Stars” adalah inti dari Blackbraid III dan mahkota permata album ini. Kedua lagu ini epik dan melodis, mengingatkan kita pada Moonsorrow atau Agalloch di masa jayanya. Aransemennya terasa matang, dan setiap instrumen memiliki ruang untuk bersinar. Production quality-nya juga patut diacungi jempol; detail kecil sekalipun terdengar jelas, menambah kedalaman pengalaman mendengarkan.

Mengupas Lebih Dalam Blackbraid III: Kelebihan dan Kekurangan

Keluhan? Ada, tapi sedikit. Interlude di Blackbraid III terasa agak panjang, yang mungkin mengganggu sebagian pendengar. Saya pribadi merasa itu adalah jeda yang menyenangkan dari intensitas musik yang lebih berat, tetapi memang tidak semenarik lagu-lagu utamanya. Setelah mendengarkan untuk kesekian kalinya, saya kadang-kadang melewati bagian ini. Lagu “God of Black Blood” juga terasa lebih lemah, baik secara musikal maupun tonal, dibandingkan lagu-lagu epik di sekitarnya. Seharusnya album ini diakhiri dengan “And He Became the Burning Stars” yang megah. Penutup “Fleshbound” terasa kurang greget dan mengakhiri segalanya dengan sedikit anti-klimaks. Mungkin kayak nungguin after credit scene di film Marvel, eh ternyata gak ada.

Blackbraid dan Identitas: Lebih dari Sekedar Musik

Kontroversi seputar identitas Sgah’gahsowáh memang tidak bisa diabaikan. Ini adalah isu sensitif yang memengaruhi bagaimana sebagian orang memandang musiknya. Bagi sebagian orang, ini adalah cultural appropriation yang tidak bisa ditoleransi. Bagi yang lain, ini adalah cara yang sah untuk terhubung dengan warisan budaya. Terlepas dari pandangan Anda, penting untuk mengakui bahwa isu ini ada dan memiliki dampak. Musik seringkali menjadi wadah untuk mengeksplorasi identitas, dan Blackbraid tidak terkecuali.

Black Metal yang Membumi: Sentuhan Alam dalam Musik Blackbraid

Salah satu hal yang membedakan Blackbraid dari band black metal lainnya adalah sentuhan alamnya. Musiknya dipenuhi dengan suara-suara alam, seperti burung berkicau, gemericik air, dan deru angin. Elemen-elemen ini menciptakan suasana yang unik dan mendalam, membawa pendengar ke lanskap yang luas dan liar. Ini bukan sekadar gimmick; alam adalah bagian integral dari identitas Blackbraid dan tercermin dalam musiknya.

Blackbraid III: Sebuah Perjalanan yang Memuaskan

Blackbraid III adalah album yang kompleks dan berlapis-lapis. Dibutuhkan beberapa kali mendengarkan untuk benar-benar menghargai semua nuansanya. Tapi percayalah, itu sepadan dengan usaha. Album ini adalah perjalanan yang memuaskan, baik secara emosional maupun intelektual. Sgah’gahsowáh terus berkembang sebagai seorang seniman, dan album-albumnya mencerminkan pertumbuhan ini. Jika Anda bisa mengesampingkan kontroversi identitasnya, Anda akan melihat bahwa salah satu bintang metal paling bersinar telah, secara ajaib, kembali menghadirkan salah satu yang terbaik tahun ini.

Kesimpulan: Blackbraid III Wajib Masuk Playlist!

Singkatnya, Blackbraid III adalah masterpiece. Album ini menggabungkan unsur-unsur black metal yang keras dengan keindahan alam dan kerentanan emosional. Ini adalah album yang akan membuat Anda berpikir, merasakan, dan mungkin bahkan sedikit merinding. Jadi, tunggu apa lagi? Masukkan Blackbraid III ke playlist Anda sekarang juga! Siapa tahu, mungkin ini akan jadi soundtrack petualangan Anda berikutnya.


Rating: 4.0/5.0
DR: 6 | Format Reviewed: 320 kbps mp3
Label: Independent Release
Websites: blackbraid.bandcamp.com | blackbraid.us
Releases Worldwide: August 8th, 2025

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Peran Tes Genetik SCN1A dalam Diagnosis Sindrom Dravet: Implikasi bagi Pasien Indonesia

Next Post

Kabinet Solid, Reshuffle Belum Jadi Sinyal Prabowo