Popular Now

Jugband Blues: Ayah Penulis Surat Kabar Terkejut Jadi Bagian dari ‘Sonic Mayhem’ Pink Floyd

Pandemi Agreement WHO: Apa Artinya Bagi Generasi Muda Indonesia?

Taylor Swift Dominasi SiriusXM: Hadirkan “Taylor’s Channel 13” Jelang Album Baru

Bohemian Rhapsody: Brian May Ungkap Tantangan Abadi di Usia Emas Lagu Ikonik Ini

Lima puluh tahun “Bohemian Rhapsody” berdendang di telinga kita, dan gitaris Queen, Brian May, masih harus mikir keras tiap kali memainkannya. Bayangkan, lagu yang sudah jadi anthem sejuta umat ini ternyata tetap bikin Brian May keringat dingin! Apakah ini pertanda bahwa kita semua selama ini cuma sok tahu nyanyi “Galileo, Galileo”? Mari kita kulik lebih dalam.

“Bohemian Rhapsody”: Rumitnya Bikin Brian May Mikir Keras

Bukan rahasia lagi kalau “Bohemian Rhapsody” itu kompleksitasnya nggak kaleng-kaleng. Bayangkan saja, durasinya hampir enam menit, isinya campur aduk antara ballad, opera, dan rock. Belum lagi solo gitar Brian May yang legendaris itu. Semua elemen ini bersatu padu menciptakan sebuah karya yang mempesona sekaligus menantang. Bahkan, Brian May sendiri mengakui kalau dia harus “keep my wits about me” setiap kali memainkan lagu ini. Kalau Brian May saja masih merasa tertantang, bagaimana dengan kita yang cuma modal nekat karokean?

Menurut Brian May, ide untuk bagian instrumental di “Bohemian Rhapsody” muncul saat dia mendengarkan Freddie Mercury mengembangkan lagu tersebut. Freddie memang punya cara berpikir yang unik dan nggak terduga. Brian May merasa lebih mudah bermain di lagu-lagu Freddie karena ada banyak stimulasi yang datang. Ibaratnya, Freddie itu developer game, dan Brian May adalah gamer yang dikasih quest super seru.

Gitar Red Special dan Keajaiban “Wet/Dry/Wet”

Solo gitar Brian May di “Bohemian Rhapsody” memang ikonik. Suaranya yang khas dihasilkan dari kombinasi gitar Red Special kesayangannya, Dallas Rangemaster treble booster, custom-built Deacy amp, dan setup “wet/dry/wet” dari beberapa Vox AC30 combo. Konon, setup “wet/dry/wet” ini bikin suara gitar Brian May jadi lebih tebal dan kaya. Ibaratnya, kalau masak mie instan, ini tuh level premium dengan topping melimpah.

Brian May pernah bilang kalau solo gitarnya di “Bohemian Rhapsody” itu ibarat “menyanyikan sebuah verse dengan gitar”. Dia ingin gitarnya berbicara dan menyampaikan emosi yang sama seperti vokal Freddie Mercury. Dan hasilnya? Sebuah solo gitar yang nggak cuma teknis, tapi juga penuh perasaan dan cerita. Nggak heran kalau solo ini sering disebut sebagai salah satu solo gitar terbaik sepanjang masa.

Inspirasi The Beatles di Balik Harmoni Vokal “Bohemian Rhapsody”

Selain kompleksitas musiknya, bagian vokal di “Bohemian Rhapsody” juga nggak kalah rumit. Brian May mengungkapkan kalau harmoni vokal di lagu ini terinspirasi dari The Beatles, terutama lagu “Because” dari album Abbey Road. Brian May terpesona dengan harmoni tiga suara John Lennon, Paul McCartney, dan George Harrison yang begitu indah dan berani. Dia ingin menciptakan efek serupa di “Bohemian Rhapsody”, tapi dengan skala yang lebih besar.

Queen pun melakukan overdub vokal berkali-kali untuk menciptakan efek paduan suara yang megah. Teknik ini terinspirasi dari cara The Beatles menumpuk harmoni vokal mereka di studio. Selain “Because”, Brian May juga menyebut lagu “This Boy” sebagai salah satu inspirasi Queen dalam menciptakan harmoni vokal. Bagi Queen, The Beatles adalah kiblat dan sumber inspirasi utama. Mereka merasa bisa melanjutkan apa yang sudah dirintis oleh The Beatles.

Brian May Lebih Pilih Manggung di Sphere Las Vegas daripada Tur

Meskipun ulang tahun ke-50 “Bohemian Rhapsody” dan album A Night at the Opera jadi alasan yang pas untuk tur reuni, Brian May mengaku nggak terlalu berminat. Di usia 78 tahun dan sempat mengalami stroke di tahun 2024, Brian May lebih memilih untuk berada di rumah. Dia merasa sudah cukup dengan 50 tahun tur keliling dunia. Brian May nggak suka dengan ide bangun di kamar hotel dan merasa terjebak.

Beberapa waktu lalu, ada kejadian di rumah yang membuatnya nggak bisa langsung pulang. Hal ini membuatnya berpikir ulang tentangPrioritasnya. Brian May merasa sudah terlalu sering mengorbankan kebebasannya. Karena itu, dia nggak ingin tur lagi. Tapi, dia tetap ingin bermain musik dan berinovasi. Salah satu ide Brian May adalah menggelar residensi di Sphere Las Vegas. Dia terinspirasi dengan visual 360 derajat Sphere setelah menonton konser Eagles di sana.

Sphere Las Vegas: Panggung Masa Depan Queen?

Brian May merasa kalau Queen bisa memberikan sesuatu yang stupendous di Sphere Las Vegas. Visual yang luar biasa dan teknologi canggih Sphere bisa menjadi wadah yang sempurna untuk menampilkan musik Queen dengan cara yang baru dan spektakuler. Brian May bahkan bercanda dengan mengatakan, “Saya duduk di sana menonton Eagles, berpikir, Kita harus melakukan ini. Hal-hal yang bisa kita bawa ke sini akan sangat luar biasa.”

Saat ini, Queen sedang dalam pembicaraan untuk mewujudkan ide residensi di Sphere Las Vegas. Jika terwujud, ini akan menjadi pengalaman konser yang tak terlupakan bagi para penggemar Queen. Bayangkan saja, “Bohemian Rhapsody” dimainkan dengan visual 360 derajat yang memukau. Pasti bikin merinding!

“Bohemian Rhapsody”: Sebuah Warisan yang Tak Lekang Waktu

Lima puluh tahun berlalu, “Bohemian Rhapsody” tetap menjadi lagu yang dicintai dan dihormati. Kompleksitas musiknya, liriknya yang puitis, dan harmoni vokalnya yang megah menjadikannya sebuah karya seni yang abadi. Brian May mungkin merasa kesulitan memainkannya, tapi bagi kita, “Bohemian Rhapsody” adalah lagu yang selalu bisa membuat kita bernyanyi dengan semangat. Bahkan, meskipun kita nggak tahu artinya.

Brian May dan Queen telah memberikan kontribusi besar bagi dunia musik. Mereka telah menginspirasi jutaan orang dengan musik mereka yang inovatif dan berani. “Bohemian Rhapsody” adalah salah satu bukti nyata dari kejeniusan mereka. Lagu ini akan terus hidup dan menginspirasi generasi mendatang.

Jadi, meskipun Brian May harus “keep my wits about me” setiap kali memainkan “Bohemian Rhapsody”, kita tetap bisa menikmati lagu ini dengan santai. Sambil sesekali salah lirik dan sok tahu nyanyi “Galileo, Galileo”. Yang penting, semangatnya tetap ada!

Previous Post

Earbuds Galaxy Buds3 FE: Alternatif AirPods Terbaik untuk Samsung Fanboy?

Next Post

AI Cerdas di Perangkat Edge: Masa Depan Komputasi Lokal yang Lebih Efisien

Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *