Dark Mode Light Mode
Perahu wisata terbalik di Bali, Indonesia; 89 penumpang selamat
Borderlands 2 Gratis di Steam, EULA Baru Picu Ulasan Negatif Massal untuk Seluruh Seri
750 Juta Pengguna Windows Terancam: Pembaruan Berakhir

Borderlands 2 Gratis di Steam, EULA Baru Picu Ulasan Negatif Massal untuk Seluruh Seri

Siapa yang tidak suka barang gratis? Gearbox Software lagi bagi-bagi Borderlands 2 gratis di Steam. Tapi, tunggu dulu! Sebelum kamu langsung download dan asyik main, ada drama seru yang lagi berlangsung. Kayak sinetron, tapi ini versi gamer.

Borderlands 2 Gratis, Tapi Ada Apa dengan EULA?

Meskipun Borderlands 2 bisa kamu dapatkan tanpa keluar duit sepeser pun, ulasan di Steam justru berbanding terbalik. Dari yang dulunya "Sangat Positif", sekarang jadi "Didominasi Negatif". Kenapa? Ternyata biang keroknya adalah perubahan Terms of Service (ToS) alias Ketentuan Layanan yang dilakukan oleh Take-Two Interactive, perusahaan induk Gearbox.

Perubahan ToS ini, terutama yang terjadi sekitar bulan Februari 2025, memicu gelombang protes dari para gamer. Mereka khawatir soal beberapa hal, mulai dari larangan penggunaan mod, cheat, dan VPN, sampai isu pengumpulan data pribadi yang dianggap berlebihan. Bayangin aja, lagi asyik main, eh, data kita malah di- harvest. Kan nggak lucu!

Salah satu ulasan populer di Steam bahkan menyebutkan bahwa Borderlands 2 kini seperti diinjeksi spyware gara-gara ToS baru. Para gamer merasa dipaksa menerima ketentuan yang mengkhawatirkan demi bisa memainkan game yang mereka sukai. Ini namanya forced arbitration, dan banyak yang menganggapnya licik.

Intinya, masalahnya bukan soal gameplay, bugs, atau server yang bermasalah. Tapi soal kebijakan perusahaan yang bikin resah para pemain. Banyak yang merasa privasi mereka terancam dan mempertanyakan kenapa game yang sudah berumur belasan tahun tiba-tiba harus punya ToS yang lebih "ketat". Apa jangan-jangan, Gearbox mau tahu password Wi-Fi kita? (Cuma bercanda, kok!)

Review Bombing: Aksi Protes Ala Gamer

Aksi review bombing ini jadi bentuk protes yang cukup efektif. Para gamer ramai-ramai memberikan ulasan negatif untuk Borderlands 2 dan seri Borderlands lainnya di Steam. Tujuannya jelas, menarik perhatian Gearbox dan Take-Two agar mereka mempertimbangkan kembali kebijakan ToS yang kontroversial itu.

Bahkan, ada daftar keluhan yang di- copy-paste di berbagai ulasan. Keluhan itu berisi kekhawatiran soal data pribadi yang dikumpulkan Take-Two, seperti nama, alamat email, alamat IP, detail tagihan, nomor telepon, dan lain-lain. Serem juga, ya?

Randy Pitchford Turun Tangan: Pembelaan atau Pembenaran?

CEO Gearbox, Randy Pitchford, mencoba meredakan situasi dengan memberikan klarifikasi melalui akun X/Twitter-nya. Ia meyakinkan para gamer bahwa tidak ada perubahan software yang bisa membuat Borderlands jadi spyware.

“Tidak ada yang berubah atau akan berubah pada software,” ujarnya. “Saya rasa tim legal penerbit hanya berjaga-jaga, tapi itu tidak ada hubungannya dengan apa yang kami lakukan. Saya tidak bisa mengubah EULA – itu diputuskan di tingkat penerbit. Tapi saya bisa memastikan bahwa tidak ada spyware di dalam software.”

Namun, klarifikasi ini justru menuai reaksi beragam. Ada yang percaya, ada juga yang skeptis. Beberapa gamer merasa bahwa Pitchford hanya berusaha menutupi masalah yang sebenarnya. Yang jelas, situasi ini makin panas dan menambah bumbu drama di dunia Borderlands.

Overreacting atau Kewaspadaan yang Beralasan?

Beberapa pihak berpendapat bahwa reaksi para gamer ini berlebihan. Mereka berargumen bahwa EULA (End-User License Agreement) Borderlands sebenarnya tidak banyak berubah dari tahun-tahun sebelumnya. Beberapa ketentuan yang dipermasalahkan sekarang bahkan sudah ada sejak lama.

Namun, di sisi lain, kewaspadaan para gamer juga bisa dimaklumi. Di era digital ini, isu privasi data memang sangat sensitif. Apalagi, kasus kebocoran data dan penyalahgunaan informasi pribadi semakin marak terjadi. Jadi, wajar kalau para gamer merasa perlu melindungi diri mereka dari potensi ancaman.

Take-Two sendiri belum memberikan tanggapan resmi terkait review bombing ini. Kita tunggu saja, apakah mereka akan mengubah kebijakan ToS mereka atau tetap bersikukuh dengan pendiriannya. Yang jelas, drama Borderlands ini masih akan terus berlanjut.

Modding dan VPN: Hak Kreatif atau Ancaman Keamanan?

Salah satu poin yang diprotes adalah larangan penggunaan mod dan VPN. Bagi sebagian gamer, mod adalah cara untuk memperluas dan memperkaya pengalaman bermain. Dengan mod, mereka bisa menambahkan konten baru, mengubah tampilan game, atau bahkan memperbaiki bugs.

Sementara itu, VPN sering digunakan untuk melindungi privasi dan keamanan saat bermain online. Dengan VPN, alamat IP asli gamer disembunyikan, sehingga mereka terhindar dari potensi serangan hacker atau doxing.

Larangan penggunaan mod dan VPN ini dianggap membatasi kreativitas dan kebebasan para gamer. Mereka merasa hak mereka untuk memodifikasi dan mengamankan diri saat bermain game dirampas.

Offline Mode: Solusi Sementara atau Penghalang?

Bagi mereka yang menolak menyetujui ToS baru, masih ada opsi untuk bermain Borderlands 2 secara offline. Namun, tentu saja, ini bukan solusi ideal. Dengan bermain offline, para gamer tidak bisa menikmati fitur co-op atau multiplayer yang menjadi daya tarik utama Borderlands.

Selain itu, bermain offline juga berarti tidak bisa mendapatkan update atau patch terbaru. Akibatnya, pengalaman bermain bisa jadi kurang optimal. Jadi, opsi offline ini hanya cocok untuk mereka yang benar-benar anti terhadap ToS baru, meskipun harus mengorbankan beberapa fitur penting.

Borderlands 4: Akankah Drama Berlanjut?

Drama ToS ini kemungkinan besar akan berlanjut hingga peluncuran Borderlands 4. Para gamer khawatir bahwa mereka akan dipaksa menerima ToS yang sama untuk bisa memainkan Borderlands 4 secara online.

Jika Take-Two tidak mengubah kebijakannya, bukan tidak mungkin Borderlands 4 akan mengalami nasib serupa dengan Borderlands 2, yaitu dibombardir ulasan negatif. Ini tentu saja bisa mempengaruhi penjualan dan reputasi game tersebut. Borderlands 4 direncanakan rilis pada 12 September 2025 di PC (via Epic Games Store), PlayStation 5, dan Xbox Series X|S, dengan versi Nintendo Switch 2 menyusul kemudian.

Pelajaran dari Drama Borderlands: Privasi Lebih Penting dari Loot?

Drama Borderlands ini memberikan kita pelajaran penting tentang privasi data di era digital. Para gamer semakin sadar akan hak mereka untuk melindungi informasi pribadi mereka dari potensi penyalahgunaan. Mereka tidak segan-segan untuk melakukan aksi protes jika merasa hak mereka dilanggar.

Ini juga menjadi peringatan bagi para pengembang dan penerbit game. Mereka harus lebih transparan dan bertanggung jawab dalam mengelola data para pemain. Jangan sampai mengejar keuntungan semata dengan mengorbankan privasi konsumen. Ingat, gamer itu pintar dan kritis!

Intinya, sebelum tergiur dengan Borderlands 2 gratisan, pastikan kamu baca baik-baik ToS-nya. Pertimbangkan apakah kamu rela memberikan data pribadimu demi bisa menikmati loot dan aksi tembak-menembak ala Borderlands. Pilihan ada di tanganmu!

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Perahu wisata terbalik di Bali, Indonesia; 89 penumpang selamat

Next Post

750 Juta Pengguna Windows Terancam: Pembaruan Berakhir