Dark Mode Light Mode

Bruce Springsteen Tracks II: Album-Album Terbuang dan Potensi yang Hilang

Bayangkan jika Bruce Springsteen, sang legenda, merilis album penuh dengan nuansa synth dan drum machine setelah kesuksesan "Streets of Philadelphia" di tahun 1994? Atau, bagaimana jika ia mengejutkan dunia dengan album Great American Songbook-nya daripada Western Stars? Tracks II: The Lost Albums, sebuah box set yang baru dirilis, adalah kotak Pandora berisi realitas alternatif dan kejutan musikal, mengingatkan kita betapa luasnya kemampuan bermusik The Boss di luar hingar bingar stadion dengan E Street Band. Ini seperti menemukan resep rahasia Nasi Goreng favoritmu, tapi dengan nada yang lebih artsy.

Album kompilasi ini bukan sekadar kumpulan B-sides atau outtakes yang dibuang sayang. Ini adalah potongan-potongan timeline alternatif dari karir Springsteen, memberikan kita gambaran tentang jalan yang tidak ia tempuh. Setiap lagu memiliki cerita tersendiri, sebuah visi yang mungkin saja mengubah arah musiknya selamanya. Kita semua pasti punya "Tracks II" dalam hidup kita, kan? Jalan yang tidak kita ambil, kesempatan yang terlewatkan.

Salah satu aspek menarik dari Tracks II adalah misteri di balik lagu-lagu yang akhirnya tidak dirilis. Mengapa Springsteen menyimpan materi-materi ini selama bertahun-tahun? Apakah karena tidak sesuai dengan citra rocker kelas beratnya? Atau karena ia merasa belum siap untuk membagikan sisi eksperimentalnya kepada dunia? Mungkin juga karena dia sedang mikirin cicilan KPR, who knows?

The Lost Albums: Mengintip Alam Semesta Paralel Springsteen

Pertanyaan besar yang muncul adalah: Mengapa album-album ini disimpan rapat? Menurut analisis, salah satu alasannya adalah kesulitan dalam merancang tur yang sesuai. Bayangkan, bagaimana cara menggabungkan lagu-lagu uptempo rock dari Human Touch dan Lucky Town dengan atmosfer Streets of Philadelphia Sessions? Mungkin perlu tim kreatif sekelas Avengers untuk memecahkan masalah ini.

Album balada Twilight Hours yang terinspirasi Burt Bacharach juga menimbulkan tantangan tersendiri. Apakah Springsteen siap tampil dengan setelan jas dan croon diiringi orkestra? Ini seperti membayangkan Joe Rogan tiba-tiba membawakan puisi Chairil Anwar. Konsep yang menarik, tapi mungkin agak awkward.

"Waiting on the End of the World", sebuah lagu yang akhirnya ditemukan, diperkirakan merupakan upaya awal Springsteen untuk membuat lagu untuk soundtrack film Philadelphia. Kesamaan liriknya terlalu kentara untuk diabaikan. Mungkin, lagu ini adalah upayanya untuk memenuhi permintaan sutradara Jonathan Demme untuk sebuah lagu rock anthem yang dapat menghubungkan cerita film dengan heartland Amerika.

Faithless: Ketika Springsteen Bertemu dengan Dunia Spiritual Barat

Album Faithless, yang ditulis untuk film "spiritual Western" yang tidak pernah terwujud, membantu memecahkan misteri seputar album Wrecking Ball (2012). Springsteen pernah menulis bahwa lagu "Shackled and Drawn" dan "Rocky Ground" berasal dari "proyek film gospel". Faithless hampir pasti adalah kumpulan lagu yang dimaksud. Jadi, ini seperti menemukan kunci yang hilang untuk membuka sebuah peti harta karun musik.

Krisis psikologis yang dialami Springsteen sekitar tahun 1983, yang akan diceritakan dalam film biografi Deliver Me From Nowhere, menjadi inti dari lagu-lagu dalam L.A. Garage Sessions '83. Setelah merilis Nebraska (1982), Springsteen menyadari bahwa ia harus melihat ke dalam dirinya sendiri sebelum bisa melangkah maju. Kita bisa merasakan beban eksistensial tersebut dalam lagu-lagu seperti "Unsatisfied Heart" dan "County Fair".

Nineties: Masa Hilang atau Evolusi Musik Springsteen?

Springsteen sendiri tampaknya mengubah pandangannya tentang karyanya di era 90-an selama proses pengerjaan box set ini. Ia bahkan menolak anggapan bahwa ia mengalami "masa hilang" di era tersebut. Padahal, ia sendiri yang menggunakan istilah itu dalam wawancara dengan Rolling Stone pada tahun 2009. Mungkin ini bukti bahwa bahkan seorang legenda pun bisa self-aware dan mengubah pikirannya seiring berjalannya waktu.

Penggunaan musik mariachi dalam lagu "The Lost Charro" ternyata sangat tepat waktu, mengingat popularitas musik regional Meksiko saat ini. Lagu ini, yang berasal dari album Inyo, sangat berbeda dari karya-karya Springsteen lainnya. Ini seperti menemukan mole sauce di antara hidangan steak and potatoes. Unik dan tak terduga.

Kronologi yang Membingungkan: Kapan Lagu Ini Dibuat?

Kronologi album-album ini bisa sangat membingungkan. Sebagian besar lagu di Inyo berasal dari tahun 1997-98, tetapi beberapa lagu sebenarnya direkam selama sesi Western Stars/Twilight Hours sekitar tahun 2012. Album rockabilly Somewhere North of Nashville bahkan lebih membingungkan. Sebagian besar direkam pada tahun 1995, tetapi judul lagunya berasal dari tahun 2010-an, sementara lagu-lagu lain ditulis di era Born in the U.S.A. dan direkam ulang pada tahun '95. Ini seperti mencoba merakit furniture IKEA tanpa instruksi.

Tracks II: The Lost Albums adalah bukti bahwa bahkan seorang rocker sekelas Bruce Springsteen pun memiliki sisi eksperimental dan vulnerable. Album ini memberikan kita kesempatan untuk melihat ke dalam proses kreatifnya dan menghargai keberaniannya untuk mengambil risiko.

Jadi, apa key takeaway dari semua ini? Jangan takut untuk bereksperimen dan mengambil risiko. Siapa tahu, mungkin karya terbaikmu justru tersembunyi di album "yang hilang". Dan kalaupun gagal, setidaknya kamu punya cerita seru untuk diceritakan.

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Tekken 8 Unjuk Gigi di Showcase Bandai Namco, Fans Indonesia Bersiap

Next Post

Aktor Pengisi Suara Edward Kenway Kode Keras Soal Remake Assassin's Creed Black Flag