Siap-siap terseret ke dunia hauntological yang bikin merinding sekaligus nagih! Burial, sang maestro musik elektronik bawah tanah, kembali lagi dengan EP terbarunya. Tapi, apakah Comafields dan Imaginary Festival ini sekadar ulangan formula lama, atau ada sesuatu yang berbeda yang ditawarkan? Mari kita selami lebih dalam, sambil ditemani secangkir kopi pahit (biar makin terasa atmosfernya).
Burial: Dari Kuburan Digital ke Ladang Koma
Sudah 18 bulan sejak EP terakhirnya, dan Burial langsung menjatuhkan kita di tengah dataran tandus yang mencekam. Droning yang keruh berputar-putar, angin menderu, dan sebuah suara yang penuh firasat alkitabiah bergumam, “Aku melihat sesuatu… bunga, mekar dari ketiadaan.” Entah apa arti “Comafields” bagi Burial, track berdurasi 12 menit ini jelas menunjukkan netherzone luas dan terlarang yang membentang gelap di luar alam kesadaran.
Mungkin Anda akan berkata, ini semua sesuai dengan jalur hauntological, dan Anda tidak salah. Dengan “Comafields,” William Bevan melakukan semua trik lamanya—keresekan vinyl, sampel unquantized, synth yang terkikis dengan sedih yang terdengar seperti telah dikeruk dari kuburan berair. Tapi meskipun demikian, track ini—bukan lagu, melainkan mini-suite yang dirangkai seperti Frankenstein, seperti sebagian besar output terbarunya—terasa berbeda.
Setelah breakbeat keras dan nostalgia rave yang cemberut dari EP Dreamfear / Boy Sent From Above tahun lalu, “Comafields” sangat ramping. Dibangun dari arpeggio synth yang runtuh dengan sedih dan kick 4/4 yang lugas, urutan elegi yang secara berkala memberi jalan kepada bleeping yang tergesa-gesa yang mengingatkan pada denyut nadi mesin rumah sakit yang khawatir.
Lagu ini dipenuhi dengan potongan-potongan spoken-word yang menunjukkan wahyu, atau kunjungan ilahi, atau mungkin berkas surgawi dari pengalaman near-death (“Aku masih bisa melihat”; “strobelight”). Bagian tengahnya adalah hook vokal sedih yang ditembak dengan kerinduan: “Kau merangkulku,” time-stretched dan basah oleh reverb, seperti malaikat yang lelah menawarkan kelegaan.
Siapa di Balik Suara Angker Itu?
Para “detektif” Reddit memperdebatkan apakah suara itu adalah Jens Lekman, Sinéad O’Connor, atau mungkin keduanya, dijalin bersama dalam keselarasan surgawi. Apapun yang Bevan lakukan dengan sampel vokal itu, “Comafields” adalah salah satu track yang paling menyentuh yang pernah ia berikan kepada kita—ambient trance sebagai selimut pemberat untuk jiwa. Bayangkan saja, tidur nyenyak ditemani hantu-hantu melankolis. Creepy, tapi nyaman!
Imaginary Festival: Rave dalam Mimpi Buruk
Sementara “Comafields” menawarkan soundscape yang lebih lembut dan introspektif, “Imaginary Festival” membawa kita kembali ke kegelapan dan hiruk pikuk rave bawah tanah. Track ini menggabungkan breakbeat yang patah-patah dengan melodi synth yang menghantui, menciptakan suasana yang sama-sama euforia dan menakutkan.
Bayangkan Anda tersesat di sebuah festival ilegal yang diadakan di reruntuhan gedung pencakar langit. Lampu sorot berkedip-kedip, bass berdentum di tulang Anda, dan Anda tidak yakin apakah Anda sedang berdansa atau melarikan diri dari sesuatu. Itulah sensasi yang dihadirkan “Imaginary Festival”. Perfect untuk mereka yang suka clubbing sambil merenungkan eksistensi.
Lebih dari Sekadar Nostalgia: Evolusi Suara Burial
Meskipun Burial dikenal karena estetika hauntological dan kecintaannya pada sampling, EP ini menunjukkan bahwa ia terus bereksperimen dan mendorong batasan suaranya. “Comafields” menghadirkan tekstur yang lebih halus dan aransemen yang lebih kompleks, sementara “Imaginary Festival” menawarkan intensitas yang lebih tinggi dan sound design yang lebih inventif.
Ini bukan sekadar nostalgia untuk rave masa lalu, tetapi interpretasi ulang yang berani dan pribadi. Burial tidak hanya mengulang-ulang formula lama; ia membangunnya kembali, menambahkan lapisan makna dan emosi yang baru.
Mengapa Burial Tetap Relevan di Era Streaming?
Di era musik yang serba cepat dan algoritmik, Burial tetap menjadi sosok misterius dan berpengaruh. Dia menolak untuk mengikuti tren, memilih untuk mengeksplorasi kedalaman emosi manusia melalui suara yang unik dan khas.
Mungkin inilah yang membuat musiknya begitu abadi dan beresonansi dengan pendengar dari berbagai generasi. Burial tidak hanya menciptakan musik; ia menciptakan pengalaman. Pengalaman yang membuat Anda merenung, merasa, dan mungkin sedikit ketakutan.
Kesimpulan: Mendengarkan Burial adalah Ziarah Batin
Jadi, apakah EP terbaru Burial ini layak didengarkan? Tentu saja. Jika Anda mencari musik yang menantang, menghantui, dan mendorong Anda untuk berpikir, maka Comafields dan Imaginary Festival adalah pilihan yang tepat.
Mendengarkan Burial adalah seperti melakukan ziarah ke dalam jiwa. Siapkan diri Anda untuk perjalanan yang gelap, indah, dan tak terlupakan. Jangan lupa, matikan lampu, pakai headphone, dan biarkan suara-suara itu membawa Anda ke dunia lain. Siapa tahu, Anda mungkin menemukan sesuatu yang baru tentang diri Anda sendiri di sana.