Dark Mode Light Mode

Burial Kembali ke Hyperdub: ‘Comafields / Imaginary Festival’ Menjelang Kebangkitan

Dulu, waktu pertama kali denger Burial, rasanya kayak lagi nyasar di tengah kota sendirian jam tiga pagi. Bingung, tapi kok enak? Sensasi itulah yang bikin banyak orang kecanduan sama musiknya. Nah, kabar baik buat kita semua: Burial balik lagi!

Dunia musik elektronik memang dinamis, selalu ada tren baru yang muncul setiap saat. Tapi, ada beberapa nama yang tetap relevan, bahkan semakin bersinar seiring berjalannya waktu. Salah satunya adalah Burial, produser musik misterius asal London yang sukses mempopulerkan genre hauntology dan post-dubstep. Musiknya identik dengan suara gemerisik, vokal yang sayup-sayup, dan melodi yang bikin merinding.

Buat yang belum familiar, Burial adalah proyek musik dari William Bevan. Dia dikenal karena keengganannya tampil di publik, bahkan identitasnya sempat jadi misteri selama bertahun-tahun. Tapi, justru di situlah letak daya tariknya. Musiknya berbicara lebih keras daripada penampilannya.

Burial berhasil menciptakan soundscape yang unik dan mudah dikenali. Bayangkan deh, lagi jalan-jalan di kota yang sepi, lampu jalan remang-remang, terus tiba-tiba denger suara hujan dan langkah kaki. Nah, kurang lebih begitu deh gambaran musiknya. Melankolis, tapi juga ada unsur harapan di dalamnya.

Salah satu label rekaman yang berjasa besar dalam karier Burial adalah Hyperdub. Label ini dikenal karena keberaniannya dalam merilis musik-musik eksperimental dan inovatif. Hyperdub juga menjadi rumah bagi musisi-musisi berbakat lainnya, seperti Kode9 dan Cooly G.

Karya-karya Burial seringkali dianggap sebagai refleksi dari kehidupan urban modern. Kesepian, alienasi, dan nostalgia adalah tema-tema yang sering muncul dalam musiknya. Dia berhasil menangkap perasaan-perasaan tersebut dan mengubahnya menjadi karya seni yang indah.

Lalu, apa yang bikin Burial begitu spesial? Jawabannya sederhana: dia autentik. Dia nggak berusaha menjadi orang lain atau mengikuti tren yang sedang populer. Dia cuma bikin musik yang dia suka, dan ternyata banyak orang yang suka juga.

Kembalinya Sang Maestro: “Comafields / Imaginary Festival”

Setelah sekian lama bikin penasaran, akhirnya Burial kembali dengan single terbaru berjudul “Comafields / Imaginary Festival”. Dirilis di bawah bendera Hyperdub, single ini langsung mencuri perhatian para penggemar musik elektronik di seluruh dunia. Apakah kembalinya Burial ini akan memuaskan dahaga para pendengar setia? Mari kita bedah!

“Comafields” adalah trek berdurasi 12 menit yang menawarkan pengalaman mendengarkan yang imersif. Bayangin deh, lagi rebahan di kasur, mata merem, terus dengerin suara gemerisik, synth yang berputar-putar, dan vokal yang sayup-sayup. Rasanya kayak lagi melayang di dimensi lain. Ini musik yang sempurna buat self-reflection atau sekadar melepas penat setelah seharian kerja.

Sementara itu, “Imaginary Festival” menampilkan Burial dalam mode spectral yang lebih luas. Chord yang terdistorsi, tekstur yang kasar, dan teriakan vokal yang terasa seperti gema dari sebuah acara yang nggak sempat kamu datangi. Trek ini cocok buat didengerin sambil jalan-jalan di malam hari, ngebayangin dunia yang lebih baik.

Keduanya, baik “Comafields” maupun “Imaginary Festival”, menampilkan elemen-elemen klasik Burial yang kita cintai. Suara gemerisik yang khas, vokal yang misterius, dan melodi yang bikin candu. Tapi, ada juga sedikit sentuhan baru yang bikin musiknya terdengar segar dan relevan. Burial nggak cuma mengulang-ulang formula lama, tapi juga terus bereksperimen dan mengembangkan sound miliknya.

Haunted Beauty yang Bikin Candu: Mengapa Kita Jatuh Cinta pada Musik Burial?

Salah satu daya tarik utama musik Burial adalah kemampuannya menciptakan suasana yang haunting namun tetap indah. Musiknya terasa seperti hantu yang gentayangan, tapi bukan hantu yang menakutkan, melainkan hantu yang melankolis dan penuh kenangan. Setiap lagu adalah sebuah cerita, sebuah perjalanan emosional yang mengajak kita untuk merenungkan kehidupan dan kematian.

Musiknya adalah kapsul waktu, membawa kita kembali ke masa lalu, ke tempat-tempat yang pernah kita kunjungi, dan orang-orang yang pernah kita cintai. Mungkin ini terdengar lebay, tapi coba deh dengerin musiknya sambil merem, pasti kamu bakal ngerasain hal yang sama. Musiknya punya kekuatan untuk membangkitkan kenangan dan emosi yang terpendam.

Masa Depan Hauntology: Apakah Burial Akan Terus Berkembang?

Dengan kembalinya Burial melalui “Comafields / Imaginary Festival”, banyak yang bertanya-tanya, ke mana arah musiknya selanjutnya? Apakah dia akan terus bereksperimen dengan soundscape yang haunting dan melankolis, atau mencoba sesuatu yang baru? Hanya waktu yang bisa menjawab. Tapi satu yang pasti, Burial akan terus menjadi salah satu sosok paling berpengaruh dalam dunia musik elektronik. Dia adalah trendsetter, seorang visioner yang nggak takut untuk keluar dari zona nyaman.

Kembalinya Burial dengan “Comafields / Imaginary Festival” adalah bukti bahwa hauntology belum mati. Genre ini masih relevan dan terus berkembang, berkat kontribusi dari musisi-musisi seperti Burial. Musiknya adalah pengingat bahwa masa lalu selalu hadir bersama kita, membayangi langkah kita, dan membentuk siapa kita hari ini. Jadi, mari kita nikmati musiknya sambil merenungkan kehidupan. Siapa tahu, kita bisa menemukan sesuatu yang baru tentang diri kita sendiri.

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

<p><strong>Benedikt Prand-Stritzko: Aurelia Horology Lahir di Indonesia, Mewujudkan Obsesi Jam Tangan</strong></p>

Next Post

Ketua DPR Anggap Pengibaran Bendera One Piece di Hari Kemerdekaan sebagai Upaya Memecah Belah Bangsa