Siapa sangka game fighting legendaris seperti Street Fighter Alpha (atau Zero di Jepang) ternyata lahir dari kisah yang cukup unik dan bahkan sedikit… kere. Bayangkan saja, di tengah hingar bingar persaingan game arcade, muncul sebuah judul yang dibuat dengan budget terbatas dan waktu pengembangan super singkat. Tapi, justru di situlah letak magisnya.
Awal Mula yang Tak Terduga: Dari Bersih-Bersih Jadi Desainer Game
Kisah ini dimulai dengan Hideaki Itsuno, seorang newbie di Capcom yang rajin datang 30 menit lebih awal untuk membersihkan mejanya. Rutinitasnya termasuk bermain King of Fighters ’94, sampai suatu hari bosnya datang dan menawarkan kesempatan untuk mengerjakan porting Street Fighter (1987) ke Super Nintendo (SNES). Dari situlah ide untuk membuat game baru muncul.
Bengus, seorang concept artist berbakat, sudah menciptakan ilustrasi keren untuk Street Fighter pertama. Ide demi ide pun bermunculan, dan akhirnya diputuskan untuk membuat game baru. Bos Itsuno, Noritaka ‘Poo’ Funamizu, mengawasi gambaran besarnya, tetapi tidak ada game designer. Kesempatan emas pun datang kepada Itsuno, meskipun baru tahun pertama di perusahaan. Proyek ini kemudian berevolusi menjadi Street Fighter Alpha.
Mengapa Street Fighter Alpha Lahir? Strategi di Balik Layar
Pada saat itu, perhatian Capcom terfokus pada Street Fighter 3, dan mereka ingin menghabiskan stok hardware arcade CPS-1 yang lama. Itsuno mengungkapkan bahwa para “jagoan” sejati dikirim ke proyek Street Fighter 3. Jadi, practically sisa-sisa inilah yang mengerjakan Alpha. Plus, dengan munculnya CPS-2, Capcom juga diminta membuat sesuatu di CPS-1 untuk menghabiskan stok yang ada. Jadi, intinya, daripada nganggur, mending bikin game, begitu kira-kira pikir mereka.
Meskipun CPS-2 adalah arcade board terbaik untuk game 2D, Capcom tetap harus mengembangkan versi untuk CPS-1. Lucunya, setelah sukses besar, barulah dibuat versi CPS-2-nya. Jadi, bisa dibilang, Alpha ini lahir karena kepepet dan strategi bisnis.
SNK Menggoda Pasar Kasual, Capcom Ikut-ikutan
Itsuno melanjutkan bahwa SNK menarik perhatian para penggemar kasual, dan Capcom mencoba menawarkan apa yang diinginkan pengguna. Capcom ingin mendapatkan fresh blood yang lebih dekat dengan penggemar dan memiliki cara berpikir serta kesadaran yang sama. Inilah alasan mengapa Itsuno diminta bergabung dengan tim.
Sejak awal, Capcom tidak pernah khawatir tentang penjualan. Mereka hanya ingin menghabiskan stok hardware. Mereka berpikir bahwa jika mereka menggunakan beberapa orang baru untuk melakukan apa yang mereka inginkan, mereka harus keluar dan melakukannya. Mirip-mirip project iseng yang ternyata jadi berlian.
Setengah Tahun yang Mendebarkan: Masa Pengembangan Kilat Street Fighter Alpha
Itsuno kemudian ditanya tentang masa pengembangan Street Fighter Alpha yang sangat singkat. Dia bergabung dengan tim pada bulan Desember, tepat sebelum Gempa Hanshin, dan mereka melakukan location test di Amerika pada bulan Mei berikutnya. Artinya, pengembangan Street Fighter Alpha hanya sekitar setengah tahun!
Proses animation, yang biasanya memakan waktu paling lama, menjadi prioritas utama, tetapi tetap membutuhkan waktu untuk diselesaikan. Mereka tidak memiliki producer untuk mengatur jadwal dan tidak tahu berapa biaya yang dibutuhkan. Mereka hanya melakukan pekerjaan dan menciptakan sesuatu tanpa memikirkan hal itu. Kerja keras, kerja cerdas, dan sedikit nekat!
Kisah di Balik Layar: Kekacauan dan Keajaiban Produksi
Proses pengembangan yang kilat dan budget terbatas menciptakan tantangan tersendiri. Itsuno mengakui bahwa mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan, tidak memiliki banyak animation, dan polish adalah sesuatu yang mereka usahakan sebaik mungkin.
Meskipun penuh tantangan, proses ini juga memicu kreativitas dan inovasi. Tim pengembang, yang terdiri dari orang-orang baru dan kurang berpengalaman, harus berpikir out of the box dan memaksimalkan sumber daya yang ada. Disinilah lahirnya ide-ide brilian yang membuat Street Fighter Alpha berbeda.
Street Fighter Alpha: Lebih Kasual dari Street Fighter 2
Street Fighter Alpha awalnya dimaksudkan sebagai jawaban atas Street Fighter 2 yang dianggap terlalu hardcore dalam hal keterampilan pemain. Tujuannya adalah membuat game yang lebih mudah diakses dan ramah bagi pemain kasual. Semacam welcoming party buat yang baru nyoba game fighting.
Namun, seiring berjalannya waktu, reputasi ini sebagian besar ditinggalkan dengan game-game berikutnya dalam seri ini. Street Fighter Alpha tetap menjadi tonggak sejarah dalam genre fighting game, tetapi ia juga menjadi bukti bahwa kesuksesan tidak selalu bergantung pada budget besar dan tim berpengalaman.
Nostalgia dan Pengaruh Street Fighter Alpha
Street Fighter Alpha memperkenalkan berbagai karakter baru dan gameplay mechanics yang segar, sekaligus memberikan sentuhan nostalgia dengan menghadirkan kembali karakter-karakter klasik dalam desain yang lebih muda. Gaya art yang unik dan soundtrack yang catchy juga menjadi daya tarik tersendiri.
Pengaruh Street Fighter Alpha masih terasa hingga saat ini. Banyak elemen dari seri ini yang kemudian diadopsi dan disempurnakan dalam game-game Street Fighter berikutnya. Ia menjadi jembatan antara generasi lama dan baru, serta membuka jalan bagi inovasi dalam genre fighting game.
Apakah Karakter Alpha akan Hadir di Street Fighter 6?
Sampai saat ini, belum ada karakter dari seri Street Fighter Alpha yang muncul di roster Street Fighter 6. Tentu saja, hal ini menimbulkan pertanyaan dan harapan di kalangan penggemar. Akankah Capcom menghadirkan kembali karakter-karakter ikonik seperti Sakura, Guy, atau Rose di update mendatang?
Semoga saja, Capcom mendengarkan suara penggemar dan memberikan kejutan yang menyenangkan. Kehadiran karakter-karakter Alpha akan menambah warna dan variasi dalam roster Street Fighter 6, serta membangkitkan nostalgia bagi para pemain veteran. Siapa tahu, mungkin ada easter egg tersembunyi yang mengisyaratkan kedatangan mereka di masa depan. Mari berharap!
Pelajaran Berharga dari Street Fighter Alpha
Kisah di balik pembuatan Street Fighter Alpha mengajarkan kita bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk meraih kesuksesan. Dengan kreativitas, kerja keras, dan sedikit keberanian, kita bisa menciptakan sesuatu yang luar biasa, bahkan dengan sumber daya yang minim. Jangan takut untuk keluar dari zona nyaman dan mencoba hal-hal baru.
Jadi, lain kali Anda memainkan Street Fighter Alpha, ingatlah kisah di baliknya. Sebuah kisah tentang kepepet, inovasi, dan semangat pantang menyerah. Sebuah kisah yang membuktikan bahwa kadang-kadang, justru di saat-saat terberatlah kita bisa menemukan potensi terbaik dalam diri kita. Intinya, jangan pernah meremehkan kekuatan ide yang lahir dari keterbatasan.