Siap-siap, para gamer! Kabar terbaru dari Capcom baru saja mendarat, dan ada beberapa petunjuk menarik tentang masa depan Street Fighter 6 dan dunia fighting game secara umum. Mari kita bedah bersama, tanpa basa-basi.
Capcom baru-baru ini mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan ke-46, di mana mereka menjawab berbagai pertanyaan tentang arah perusahaan, termasuk yang berkaitan dengan fighting game. Pertanyaan-pertanyaan tersebut menyinggung tentang Street Fighter 6, pengembangan konten, masalah optimasi, hingga isu yang cukup mengejutkan: doping di eSports.
Apa Kabar Street Fighter 6 di Masa Depan?
Pertanyaan pertama yang diajukan adalah tentang rencana Capcom untuk pengembangan dan dukungan Street Fighter 6 ke depannya. Jawabannya cukup standar, namun tetap memberikan sedikit pencerahan. Capcom menyatakan bahwa mereka akan terus mengembangkan inisiatif yang memungkinkan pemain menikmati game ini dalam jangka panjang, sambil terus memantau tren pengguna.
Lebih lanjut, mereka mengonfirmasi bahwa Street Fighter 6 akan dirilis untuk Nintendo Switch 2 pada Juni 2025, dan karakter-karakter baru juga akan ditambahkan sebagai bagian dari Year 3. Jadi, buat kalian yang menantikan kehadiran Sagat, C. Viper, Alex, dan Ingrid, siap-siap ya! Sagat, si raja Muay Thai, akan hadir lebih dulu pada tanggal 5 Agustus. Selain itu, Outfit 4 DLC pertama untuk SF6 juga akan dirilis pada waktu yang sama. Worth the wait, kan?
Mengatasi Keluhan: Konten Minim dan Optimasi yang Kurang Oke
Salah satu pertanyaan yang cukup tajam adalah tentang keluhan mengenai insufficient content volume dan masalah optimasi pada beberapa title terbaru Capcom, termasuk Monster Hunter Wilds. Well, siapa yang tidak kesal kalau sudah hype, ternyata hasilnya kurang memuaskan?
Jawaban Capcom kali ini lebih diplomatis. Mereka mengklaim bahwa tim pengembang carefully reviews all feedback received from our users. Mereka juga berkomitmen untuk meningkatkan kepuasan pengguna melalui future updates and will continue to act accordingly. Semoga saja janji ini bukan cuma lip service, ya.
Doping di eSports: Seriusan Perlu Tes Urine?
Nah, ini dia pertanyaan yang paling menarik. Seseorang bertanya tentang apakah tes doping sudah diterapkan di event eSports. Jawaban Capcom cukup mengejutkan: mereka belum menerapkan tes semacam itu di turnamen yang mereka selenggarakan.
Namun, mereka menekankan bahwa mereka telah menetapkan peraturan resmi, termasuk controller usage guidelines, untuk memastikan lingkungan bermain yang adil. Pemain wajib mematuhi peraturan ini sebagai syarat partisipasi, sehingga semua pesaing memiliki kesempatan yang sama. Jadi, fokus mereka saat ini masih seputar memastikan tidak ada kecurangan dari segi hardware, bukan substance abuse.
Konteks pertanyaan ini mungkin dipicu oleh kasus Arslan Ash, juara Tekken, yang sempat terkena sanksi karena terbukti menggunakan steroid anabolik pada tahun 2022. Walaupun sanksi tersebut sudah dicabut, dan penggunaan steroid tersebut diduga tidak memberikan dampak signifikan pada performanya, isu ini tetap menjadi perhatian.
Realitas di Lapangan: Tantangan Implementasi Tes Doping
Pertanyaannya sekarang, mungkinkah tes doping diterapkan secara luas di komunitas fighting game? Mengingat sebagian besar turnamen FGC (Fighting Game Community) bersifat open bracket, di mana ratusan bahkan ribuan pemain mendaftar untuk berkompetisi, melakukan drug screening secara rutin tentu bukan perkara mudah. Dari segi logistik dan biaya, ini akan menjadi tantangan yang sangat besar.
Namun, bukan berarti tidak ada solusi sama sekali. Sirkuit atau turnamen invitational tertentu bisa saja mengadakan tes doping sendiri jika mereka mau. Yang jelas, isu ini masih jauh dari mainstream di dunia fighting game, dan kemungkinan besar tidak akan ada perubahan signifikan dalam waktu dekat. Kecuali, mungkin, ada game yang membutuhkan reaksi secepat kilat, dan stimulant jadi kunci kemenangan? Just kidding!
Lebih dari Sekadar Fighting Game: Masa Depan Capcom yang Lebih Luas
Capcom, seperti yang kita tahu, bukan cuma tentang Street Fighter. Mereka punya banyak IP (Intellectual Property) lain yang juga sangat menarik. Dalam sesi tanya jawab dengan investor, Capcom juga membahas tentang masa depan Mega Man, perpanjangan waktu pengembangan game, dampak peretasan besar yang mereka alami pada tahun 2020, dan rencana untuk IP yang masih tidur.
Intinya: Capcom Terus Berbenah
Dari jawaban-jawaban Capcom tersebut, kita bisa melihat bahwa mereka aware dengan berbagai isu yang dihadapi, mulai dari keluhan pemain tentang konten dan optimasi, hingga pertanyaan tentang integritas kompetisi eSports. Apakah mereka akan benar-benar menindaklanjuti semua feedback tersebut? Waktu yang akan menjawab. Yang jelas, Capcom menunjukkan komitmen untuk terus berbenah dan memberikan yang terbaik bagi para penggemarnya.
Jadi, buat kalian para gamer, jangan lupa untuk terus memberikan feedback yang konstruktif. Siapa tahu, masukan kalian bisa menjadi penentu arah game favorit kalian di masa depan. Dan buat Capcom, semoga saja semua rencana dan janji mereka bisa terealisasi dengan baik. Keep fighting!