Dark Mode Light Mode
Patrick "Thor" Gass, Insinyur Aksesibilitas Marvel's Spider-Man 2, Meninggal Dunia
Casey Dienel Kembali dengan Album Baru Setelah Delapan Tahun, Hadirkan Video Musik dengan Sentuhan Indonesia
KSAU-BGN Luncurkan 54 Dapur TNI AU untuk MBG: Dampak Gizi Lebih Luas

Casey Dienel Kembali dengan Album Baru Setelah Delapan Tahun, Hadirkan Video Musik dengan Sentuhan Indonesia

Bayangkan, delapan tahun tanpa album baru dari artis yang musiknya bikin kita vibing sendirian di kamar. Casey Dienel, atau yang dulu kita kenal sebagai White Hinterland, akhirnya kembali dengan My Heart Is an Outlaw. Apakah penantian panjang ini sepadan? Mari kita bedah.

Dunia musik indie-pop memang penuh kejutan. Dari band-band yang tiba-tiba viral di TikTok sampai artis yang comeback setelah lama menghilang, selalu ada sesuatu yang menarik untuk diikuti. Salah satu nama yang sempat mewarnai playlist kita adalah White Hinterland, proyek musik dari Casey Dienel. Setelah berganti nama menjadi Casey Dienel dan merilis Imitation of a Woman to Love pada tahun 2017, kini Dienel kembali dengan album baru yang penuh janji.

Perjalanan Dienel di dunia musik tidaklah singkat. Dari White Hinterland hingga Casey Dienel, ia terus bereksperimen dengan sound dan lirik. Album-album sebelumnya seperti Baby dari White Hinterland, mendapatkan pujian atas inovasi dan keunikan musikalitasnya. Sekarang, dengan My Heart Is an Outlaw, kita bisa melihat evolusi Dienel sebagai seorang seniman.

Album baru ini dirilis melalui Jealous Butcher, sebuah label rekaman independen yang dikenal dengan koleksi artis-artis anti-mainstream. Single pertama dari album ini, “Your Girl’s Upstairs”, sudah bisa dinikmati di berbagai platform musik. Video musiknya yang disutradarai oleh Alex Basco Koch menampilkan cuplikan di balik layar proses rekaman, memberikan kita sedikit gambaran tentang kerja keras di balik layar.

“Your Girl’s Upstairs” menampilkan Meg Duffy dari Hand Habits pada gitar, menambah warna tersendiri pada lagu ini. Liriknya menggali tema-tema seperti otonomi dan kerja emosional dalam hubungan intim. Dienel menjelaskan bahwa lagu ini adalah refleksi dari kontradiksi internal yang ia rasakan, antara keinginan untuk hidup mandiri dan kebutuhan akan cinta. Relateable, kan?

Melawan Arus: Kenapa My Heart Is an Outlaw Layak Didengar?

Judul album ini saja sudah bikin penasaran, My Heart Is an Outlaw (Hatiku Seorang Penjahat). Apa yang membuat hati Dienel jadi seorang penjahat? Apakah ini tentang cinta terlarang, pemberontakan terhadap norma, atau sekadar badass attitude dalam menghadapi kehidupan? Yang jelas, album ini menjanjikan sesuatu yang lebih dari sekadar musik pop biasa. Album ini sepertinya akan sangat personal dan jujur.

Album ini melibatkan sejumlah kolaborator, termasuk Adam Schatz sebagai produser, Spencer Zahn pada bass, Carly Bond dari Meernaa dan Meg Duffy pada gitar, Max Jaffe pada drum, Jake Aron sebagai mixing engineer, dan Heba Kadry sebagai mastering engineer. Kolaborasi ini menjanjikan sound yang kaya dan beragam, dengan sentuhan dari berbagai musisi berbakat. Kolaborasi yang solid adalah kunci album yang dahsyat.

“Your Girl’s Upstairs”: Single yang Menggoda

“Your Girl’s Upstairs” bukan sekadar lagu pop biasa. Liriknya yang jujur dan provocative menggali tema-tema kompleks tentang seksualitas, identitas, dan hubungan antarmanusia. Dienel tidak takut untuk mengeksplorasi sisi-sisi gelap dan kontradiktif dari dirinya sendiri. It’s all about being real, bukan pencitraan belaka.

Lagu ini juga menyoroti emotional labor yang seringkali tidak terlihat dalam hubungan intim. Dienel mempertanyakan peran dan ekspektasi yang dibebankan pada perempuan, terutama dalam hal merawat dan memuaskan pasangan. Ini adalah isu penting yang jarang dibahas secara terbuka dalam musik pop. Lagu ini cerdas, insightful, dan pastinya bikin kita mikir.

Tracklist: Petualangan Musikal yang Menanti

My Heart Is an Outlaw terdiri dari 11 lagu yang menjanjikan petualangan musikal yang seru. Dari “People Can Change” hingga “Tough Thing”, setiap lagu menawarkan cerita dan sound yang berbeda. Judul-judul seperti “The Butcher Is My Friend” dan “Junkyard Dog” semakin membuat kita penasaran tentang apa yang ingin disampaikan oleh Dienel. Berikut daftar lagunya:

  • People Can Change
  • Seventeen
  • Your Girl’s Upstairs
  • I’m So Glad You Came
  • 3 of Cups
  • The Butcher Is My Friend
  • Turncoats
  • Outlaws
  • Junkyard Dog
  • Sucker
  • Tough Thing

Lebih Dari Sekadar Musik: Sebuah Pernyataan Identitas

Dienel secara terbuka berbicara tentang queerness dan identitasnya. Ia menggunakan musiknya sebagai wadah untuk mengekspresikan diri dan menantang norma-norma yang ada. Baginya, menjadi queer berarti hidup di luar batasan dan menciptakan masa depan sendiri. Ini adalah pesan yang kuat dan inspiratif bagi banyak orang.

My Heart Is an Outlaw bukan hanya sekadar album musik; ini adalah pernyataan identitas, pemberontakan terhadap norma, dan eksplorasi diri yang jujur dan provocative. Dienel tidak takut untuk menunjukkan sisi-sisi gelap dan kontradiktif dari dirinya sendiri, dan itulah yang membuat musiknya begitu relateable dan bermakna. Musik adalah bahasa universal yang menyatukan kita.

Setelah penantian panjang, My Heart Is an Outlaw akhirnya hadir untuk menemani kita dalam perjalanan self-discovery. Album ini bukan hanya sekadar kumpulan lagu; ini adalah cerminan dari jiwa yang berani, jujur, dan tidak takut untuk menjadi dirinya sendiri. Siapkah kalian mendengarkan suara hati seorang “penjahat”? Tentunya dengan speaker atau headphone terbaikmu, ya!

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Patrick "Thor" Gass, Insinyur Aksesibilitas Marvel's Spider-Man 2, Meninggal Dunia

Next Post

KSAU-BGN Luncurkan 54 Dapur TNI AU untuk MBG: Dampak Gizi Lebih Luas