Dark Mode Light Mode

Cegah Karhutla, Jaga Ketahanan Pangan dan Energi

Eh, guys, pernah gak sih kepikiran, sambil ngopi santai, ternyata ada hero tanpa jubah yang lagi berjibaku di lapangan buat nyegah hutan kita kebakar? Spoiler alert: bukan cuma petugas pemadam kebakaran, tapi juga kita semua!

Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) bukan cuma soal asap yang bikin batuk-batuk dan langit jadi oranye Instagram-able. Ini soal kehilangan keanekaragaman hayati, kerusakan lingkungan, dan ancaman buat ketahanan pangan serta energi nasional. Bayangin aja, lagi enak-enak mau makan nasi, eh berasnya gagal panen gara-gara asap karhutla. Kan gak lucu.

Nah, Kalimantan Barat (Kalbar) ini, sayangnya, jadi salah satu langganan hotspot karhutla di Indonesia. Makanya, pemerintah lagi gencar banget nih ngajakin semua pihak buat gercep (gerak cepat) sebelum api berkobar. Ibaratnya, sedia payung sebelum hujan abu.

Kalbar Siaga Karhutla: Jangan Sampai Nasi Jadi Arang!

Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, dengan nada serius tapi santai, udah wanti-wanti pentingnya kesiapsiagaan buat nyegah karhutla di Kalbar. Tujuannya? Ya, biar program ketahanan pangan dan energi nasional kita tetep lancar jaya. Intinya, jangan tunggu api datang, baru heboh cari air.

Beliau juga menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat. Gak bisa nih, cuma pemerintah yang kerja. Kita semua punya peran. Mulai dari memantau daerah rawan kebakaran, memberikan edukasi ke masyarakat, sampai memastikan peralatan pemadam kebakaran tersedia.

Data terbaru sih menunjukkan ada penurunan jumlah hotspot (titik panas) di Kalbar dibanding tahun lalu. Tapi, jangan keburu euforia dulu. Soalnya, musim kemarau udah di depan mata. Ibaratnya, musuh bebuyutan udah siap-siap buat nyerang.

"Kita gak boleh lengah. Hotspot bisa muncul lagi begitu cuaca kering. Semua harus siaga mulai sekarang," begitu pesan Pak Menteri. Intinya, jangan kayak jangkrik di musim kemarau, bengong aja.

HGU Kebakaran: Tanggung Jawab Siapa?

Data dari Kementerian Lingkungan Hidup juga menunjukkan fakta yang agak bikin geleng-geleng kepala. Dari tahun 2015 sampai 2024, ada 79 area dengan Hak Guna Usaha (HGU) yang tercatat mengalami kebakaran, dengan luas lahan yang hangus sekitar 42.476 hektar. Angka yang cukup bikin nangis bombay, kan?

Parahnya lagi, beberapa lokasi mengalami kebakaran berulang. Ini indikasi yang jelas bahwa upaya pencegahan dari beberapa perusahaan masih lemah. Ibaratnya, udah tau kompor bocor, masih aja masak sambil main TikTok.

Pemerintah pun mengimbau perusahaan-perusahaan buat gak cuma fokus pada pemadaman api. Tapi, juga aktif melakukan upaya pencegahan. Harus punya sistem tanggap darurat internal yang lengkap, termasuk tim pemadam kebakaran, peralatan, dan saluran komunikasi yang handal.

Karhutla dan Ketahanan Pangan: Korelasi yang Bikin Mikir

Hubungan antara karhutla dan ketahanan pangan ini complicated tapi penting banget buat dipahami. Asap karhutla bisa mengganggu proses fotosintesis tanaman, yang akhirnya berujung pada gagal panen. Selain itu, lahan yang terbakar juga kehilangan kesuburannya. Jadi, buat nanem lagi butuh proses yang panjang dan biaya yang gak sedikit.

Belum lagi dampak kesehatan yang ditimbulkan oleh asap karhutla. Masyarakat jadi rentan terkena penyakit pernapasan, yang otomatis menurunkan produktivitas kerja. Intinya, karhutla ini efek dominonya panjang banget.

Cegah Karhutla: Investasi Masa Depan

Mencegah karhutla itu bukan cuma tugas pemerintah atau perusahaan. Kita sebagai individu juga punya peran penting. Mulai dari hal-hal kecil seperti tidak membuang puntung rokok sembarangan, tidak membakar lahan sembarangan, sampai melaporkan jika melihat ada potensi kebakaran.

Ingat, pencegahan itu jauh lebih murah dan efektif daripada pemadaman. Ibaratnya, lebih baik mencegah daripada mengobati. Selain itu, dengan mencegah karhutla, kita juga ikut menjaga lingkungan dan menjamin masa depan generasi penerus.

Jadi, guys, yuk kita mulai aware dengan isu karhutla ini. Jangan sampai Indonesia, khususnya Kalbar, terus-terusan jadi langganan hotspot. Mari kita jaga hutan dan lahan kita demi ketahanan pangan dan energi nasional. Let's be the heroes without capes, together!

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Latto Rilis "Somebody": Gebrakan Musim Panas Berlatar Jamaika

Next Post

Craig Levine Mundur dari Jabatan Co-CEO ESL FACEIT Group: Masa Depan Perusahaan Dipertaruhkan