Dark Mode Light Mode

CEO Ubisoft Titipkan Anak Pimpin Anak Perusahaan Tencent

Siap-siap, para gamer! Ada drama baru di jagat Ubisoft yang bikin kita semua garuk-garuk kepala. Konon katanya, struktur organisasi mereka lagi dirombak total. Kira-kira, apa ya yang sedang mereka rencanakan? Apakah ini pertanda era baru atau justru… malah bikin game kita makin buggy? Mari kita selami lebih dalam.

Di tengah persaingan ketat di industri gaming, Ubisoft mencoba manuver baru yang cukup bikin alis kita terangkat. Mereka membentuk entitas baru bernama Creative Houses. Ini bukan sekadar perubahan nama divisi, tapi restrukturisasi besar-besaran yang konon katanya akan mempertajam fokus dan kreativitas mereka.

Rumornya, Creative Houses ini didukung penuh oleh Tencent, raksasa teknologi dari Tiongkok. Mereka akan menjadi semacam “rumah” bagi franchise andalan Ubisoft seperti Assassin’s Creed, Far Cry, dan Rainbow Six. Bayangkan, tiga pilar utama ini kini punya “rumah” sendiri. Semoga saja ini bukan sekadar ganti alamat.

Yang menarik, Creative Houses ini dipimpin oleh dua Co-CEO. Satu nama yang cukup familiar adalah Christophe Derennes, veteran Ubisoft dengan pengalaman hampir 30 tahun. Kehadirannya memberikan sedikit rasa aman bahwa ada orang dewasa yang bertanggung jawab.

Tapi, inilah bagian yang bikin kita bertanya-tanya. Co-CEO yang satunya lagi adalah Charlie Guillemot, putra dari CEO Ubisoft, Yves Guillemot. Nepotisme? Mungkin. Strategi family business? Bisa jadi. Yang jelas, ini keputusan yang berani, atau mungkin sedikit… nekat.

Yang lebih mengejutkan, Charlie justru yang akan bertanggung jawab penuh atas konten game, arah merek, pengembangan, pemasaran, dan performa komersial dari ketiga franchise tersebut. Sementara Derennes, dengan segudang pengalamannya, terkesan lebih berperan sebagai pengawas.

Apakah ini berarti Ubisoft memberikan kunci mobil sports ke anak magang yang baru belajar nyetir? Kita tunggu saja. Yang pasti, ini pertaruhan besar bagi masa depan Assassin’s Creed, Far Cry, dan Rainbow Six. Jangan sampai mobilnya nabrak tiang ya, Charlie!

Ubisoft Creative Houses: Masa Depan Assassin’s Creed, Far Cry, dan Rainbow Six di Tangan Siapa?

Intinya, Ubisoft Creative Houses adalah upaya Ubisoft untuk merampingkan struktur organisasi mereka dan memberikan fokus yang lebih besar pada franchise-franchise utama mereka. Ide besarnya sih bagus, tapi eksekusinya… itu yang perlu kita awasi. Ini seperti janji diet: teorinya mudah, praktiknya… nah, itu dia.

Dengan adanya struktur baru ini, Ubisoft berharap bisa menghasilkan game yang lebih berkualitas dan inovatif. Mereka ingin memastikan bahwa Assassin’s Creed tetap menjadi franchise open-world terlaris, Far Cry terus menghadirkan villain ikonik, dan Rainbow Six tetap menjadi game tactical shooter yang kompetitif.

Namun, pertanyaan besarnya adalah: apakah perubahan ini benar-benar akan membawa dampak positif? Atau justru hanya menjadi reorganisasi kosmetik yang tidak mengubah apa-apa? Kita semua berharap ini bukan hanya sekadar rebranding demi meningkatkan harga saham.

Tantangan Charlie Guillemot: Mampukah Ia Mengemban Amanah?

Charlie Guillemot, dengan pengalamannya yang (relatif) terbatas, kini memegang kendali atas tiga franchise besar. Tekanan pasti besar. Apakah dia punya visi yang cukup kuat untuk membawa Assassin’s Creed, Far Cry, dan Rainbow Six ke arah yang lebih baik? Atau justru malah bikin gameplay jadi makin grindy?

Derennes, sebagai Co-CEO yang lebih berpengalaman, diharapkan dapat memberikan bimbingan dan arahan yang tepat. Perannya sangat penting untuk memastikan bahwa visi Charlie tetap realistis dan dapat diimplementasikan dengan baik. Intinya, Derennes ini seperti co-pilot yang memastikan pesawat tidak terbang ke bulan.

Tentu saja, keberhasilan Charlie juga bergantung pada tim di belakangnya. Dia membutuhkan game developer yang berbakat, marketing team yang kreatif, dan community manager yang responsif. Gaming community ini seperti juri yang sangat kritis, jadi jangan sampai mengecewakan mereka.

Potensi dan Risiko: Mengurai Benang Merah di Balik Creative Houses

Perubahan struktur organisasi ini tentu memiliki potensi dan risiko tersendiri. Potensinya adalah terciptanya game yang lebih inovatif dan berkualitas tinggi. Dengan fokus yang lebih tajam, Ubisoft bisa lebih leluasa bereksperimen dan mengambil risiko kreatif.

Namun, risikonya juga tidak kecil. Jika Charlie tidak mampu mengelola ketiga franchise dengan baik, kualitas game bisa menurun, brand image bisa rusak, dan gamer bisa kabur ke game lain. Kita semua tahu, gamer itu seperti kucing: setia tapi gampang pindah hati kalau ada yang lebih menarik.

Kesimpulan: Kita Pantau Terus Perkembangannya!

Singkatnya, pembentukan Creative Houses oleh Ubisoft merupakan langkah berani yang bisa berbuah manis atau pahit. Masa depan Assassin’s Creed, Far Cry, dan Rainbow Six kini berada di tangan Charlie Guillemot, dengan pengawasan ketat dari Christophe Derennes. Mari kita pantau terus perkembangannya dan berharap yang terbaik untuk industri gaming! Yang penting, semoga saja game kita nggak makin lag ya!

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Kunjungan Prabowo ke Prancis: Babak Baru Hubungan Indonesia-Prancis setelah 75 Tahun

Next Post

Nilai klinis CT spiral dosis rendah dikombinasikan dengan CEA serum dalam skrining kanker paru