Dark Mode Light Mode

Dalang Jenius di Balik Banyaknya Hit The Beach Boys

Siapa bilang jenius itu harus selalu rapi dan tertata? Coba kita lirik Brian Wilson, otak di balik melodi-melodi catchy The Beach Boys. Lagunya bikin kita pengen langsung nyebur ke pantai, padahal hidupnya sendiri seringkali bagai ombak yang menerjang karang. Dari puncak popularitas hingga jurang keterpurukan, roller coaster banget!

Dari Inglewood ke Puncak Popularitas

Brian Douglas Wilson lahir di Inglewood, California, pada tahun 1942. Bayangkan, di usianya yang masih belia, bapaknya sudah nyuruh latihan alat musik mainan. Alhasil, umur delapan tahun udah jago main piano dan jadi andalan di paduan suara gereja. Ayahnya memang keras, tapi ya sudahlah, namanya juga orang tua zaman dulu.

Wilson sering mengajak adik-adiknya, Carl dan Dennis, buat nyanyi bareng, menyelaraskan harmoni-harmoni rumit yang sudah ia rancang. Multitasking banget, sekolah oke, olahraga juga jago. Tapi, di umur 19 tahun, dengan satu telinga yang kurang berfungsi, barulah bakat musiknya benar-benar meledak. Dia dikasih tape recorder dan langsung jago overdubbing. Inilah cikal bakal suara khas The Beach Boys yang legendaris.

"Surfin' USA" dan Impian Remaja Amerika

Ketika orang tuanya liburan ke Meksiko, Brian ngajak sepupunya, Mike Love, dan temen deketnya, Al Jardine, buat latihan lagu yang dia sama Mike tulis. Duit jajan yang ditinggalin orang tuanya malah dipake buat nyewa alat musik. Lahirlah "Surfin'", lagu yang jadi tonggak awal The Beach Boys. Dari sinilah awal mula band ini melambung.

Setahun kemudian, berkat kesuksesan "Surfin'", mereka dikontrak Capitol Records. Di tengah surf boom yang lagi nge-hits di Amerika, The Beach Boys langsung jadi idola baru. Lagu-lagu kayak "Surfin' Safari", "Fun, Fun, Fun", dan "I Get Around" merayakan impian remaja tentang surfing, balap mobil, dan cinta monyet. Padahal, dari semua anggota, cuma Dennis Wilson yang beneran demen surfing. Lucu ya?

Brian Wilson, sebagai otak di balik sebagian besar lagu-lagu hits itu, juga nunjukin sisi yang lebih dewasa dan introspektif di lagu kayak "In My Room". Jadi, gak cuma party dan hura-hura aja, bro! Sebagai satu-satunya band Amerika yang bisa nyaingin The Beatles, The Beach Boys harus ngejalanin jadwal rekaman, tur, dan promosi yang gila-gilaan. Hal ini yang bikin Wilson mulai ngerasa tertekan dan takut.

Pet Sounds: Mahakarya di Tengah Tekanan

"Gue selalu gugup setiap kali konser," kenang Wilson. "Minimal ada empat atau lima menit gue ngerasa kayak neraka." Tanda-tanda kondisi mentalnya yang rapuh mulai kelihatan di tahun 1964, waktu dia mental breakdown di pesawat. Di usia 22 tahun, dia mutusin buat berhenti tur dan fokus nulis dan produksi lagu. Keputusan yang berani, mengingat popularitas mereka lagi di puncak.

Setelah dengerin album Rubber Soul dari The Beatles yang bikin dia terpesona, Wilson bales dengan mahakaryanya sendiri, Pet Sounds. Album ini, dengan lagu-lagu sublime kayak "God Only Knows", "Wouldn't It Be Nice", dan "Sloop John B", dapet pujian dari kritikus. Tapi, perubahan arah artistik dan lirik-lirik yang lebih angst, bikin banyak pendengar bingung. Mungkin mereka masih kangen sama lagu-lagu tentang surfing dan mobil.

"Smile": Simfoni Remaja yang Tak Pernah Selesai

Waktu The Beatles bales dengan Revolver di tahun 1966, Brian Wilson mulai nulis apa yang dia sebut "simfoni remaja untuk Tuhan". Hasilnya adalah album Smile, yang butuh waktu 37 tahun buat diselesain. Proses pembuatan album ini justru bikin Wilson mental breakdown dan secara efektif mengakhiri hubungannya dengan The Beach Boys. Epic fail? Mungkin. Tapi juga epic ambition.

Album Smile, yang ditulis bareng lirikis Van Dyke Parks dan direkam bareng banyak musisi session, menampilkan lagu-lagu inovatif kayak "Good Vibrations", "Heroes and Villains", dan "Surf's Up". Wilson, yang makin paranoid, sampe bikin kotak pasir gede di ruang tamunya dan ngerjain albumnya sambil main piano di pasir. Sesi rekamannya kacau banget, ada ember berisi api dan musisi yang ngunyah sayuran. What a time to be alive!

Karya ini ditolak sama anggota The Beach Boys lainnya karena dianggap terlalu eksperimental. Yang paling nyelekit, Mike Love—rekan penulis Wilson di banyak lagu hits The Beach Boys—nyebut Smile sebagai "album kegilaan Brian". Karena ngerasa gak didukung dan berjuang melawan penyakit mental, Brian Wilson berenti ngerjain Smile di tahun 1967. Dia jadi recluse dan cuma ngurung diri di rumah, di tempat tidur, sama pikiran dan kokainnya.

Kebangkitan dari Keterpurukan

Di tahun 1976, Carl dan Dennis, yang khawatir sama kakaknya, nyewa Dr. Eugene Landy, seorang terapis psikiatri kontroversial. Landy pindah ke rumah Wilson dan ngawasin penggunaan narkoba 24 jam sehari. Awalnya, hasilnya menggembirakan. Wilson nurunin berat badan dan pulih dari ketergantungan narkoba. Tapi, Landy malah jadi rekan bisnis Wilson dan bertindak sebagai produser eksekutif di album-albumnya. Alhasil, Landy dinyatakan bersalah karena melanggar hubungan dokter-pasien dan langsung cabut dari sana.

Tapi, di tahun 1990-an, keadaan mulai membaik. Wilson nikah lagi (istri pertamanya, Marilyn, udah ninggalin dia di tahun 1978), balik ke studio (awalnya kurang sukses), dan baikan sama anak-anaknya, Carnie dan Wendy. Tapi, yang bener-bener ngebangkitin dia adalah waktu dia nemuin band muda dari California, The Wondermints. Mereka nginspirasi dia buat ngebangkitin Pet Sounds dan Smile. Setelah berjuang melawan personal demon selama 30 tahun, dia bikin comeback spektakuler dengan ngerjain ulang lagu-lagu klasiknya The Beach Boys dan ngebangkitin album Smile yang legendaris dan lama hilang.

"Smile" Akhirnya Tersenyum

Wilson nampilin Smile yang udah dirombak secara live pertama kali di Royal Festival Hall di London tahun 2004 dan lanjut bikin penonton di seluruh dunia terpesona. Yang bikin kritikus dan penggemar kagum adalah kebahagiaan yang terpancar dari wajah Wilson waktu dia manggung. Orang yang berhenti tur di usia 22 tahun karena gak bisa ngadepin live performance akhirnya berhasil ngalahin ketakutannya. Salut!

Dia juga balik ke performa kreatifnya. Di tahun-tahun berikutnya, dia ngeluarin beberapa rekaman, termasuk interpretasi lagu-lagu klasiknya Gershwin yang jadi nomor satu di tangga lagu jazz Billboard. Pada tahun 2012, Wilson resmi reunian sama anggota The Beach Boys yang masih hidup, buat tur dan album That's Why God Made The Radio, yang jadi rekaman orisinal pertamanya bareng band itu dalam lebih dari 15 tahun. Reunian itu juga ditandai sama rilisnya The Smile Sessionsbox set lima CD yang menampilkan koleksi rekaman dan outtake komprehensif dari album "hilang" yang legendaris itu, yang akhirnya ngasih kesempatan ke penggemar buat ngebayangin gimana album itu seharusnya.

Walaupun mendapat pujian dan penghargaan, The Smile Sessions tetap menjadi pengingat akan kerumitan Brian Wilson, seorang jenius dengan beban masa lalu. Kombinasi kreativitasnya sebagai penulis lagu dan keterampilan teknisnya di studio menjadikannya salah satu tokoh terhebat dalam musik populer abad ke-20. Kisah hidup Brian Wilson, dari kejayaan masa muda hingga perjuangan dengan kesehatan mental dan akhirnya comeback yang menginspirasi, nunjukin kalo bakat dan ketekunan bisa ngalahin segala rintangan. Jadi, jangan pernah nyerah sama impian kamu, ya! Siapa tau, kamu juga bisa bikin "simfoni" yang menginspirasi dunia.

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Databricks Rilis Sumber Terbuka Framework ETL Deklaratif: Pembangunan Pipeline 90% Lebih Cepat

Next Post

Ketahanan dan Raksasa Tanggul Laut Warnai Konferensi Jakarta