Dark Mode Light Mode

Daron Malakian Ungkap Album Baru Scars On Broadway, Harapan Baru untuk System Of A Down

Siapa yang bilang rock sudah mati? Daron Malakian dari System Of A Down baru saja merilis album baru dengan Scars On Broadway, berjudul Addicted To The Violence, dan ini bukan musik latar untuk yoga sore Anda. Album ini, yang sudah lama dinantikan, menjanjikan dosis energi yang kuat dan refleksi jujur tentang dunia kita. Mari kita kulik lebih dalam apa yang membuat album ini layak untuk diputar keras-keras.

Dari System Of A Down ke Scars On Broadway: Evolusi Seorang Gitaris

Daron Malakian, nama yang tidak asing bagi penggemar System Of A Down, memiliki perjalanan musik yang kaya. Sebelum Addicted To The Violence lahir, Malakian telah menjelajahi berbagai sudut musik dengan proyek sampingannya, Scars On Broadway. Proyek ini memberikan ruang baginya untuk bereksperimen dengan ide-ide yang mungkin tidak sepenuhnya cocok dengan sound System Of A Down, tetapi tetap mencerminkan gaya penulisan lagu yang khas.

Sejarah Scars On Broadway sendiri cukup berliku. Meskipun sudah ada sejak lama, album ini baru menjadi kenyataan setelah melalui berbagai rintangan dan penundaan. Malakian mengungkapkan bahwa beberapa lagu bahkan sudah ada sejak era Mezmerize dan Hypnotize dari System Of A Down di tahun 2005. Bayangkan, lagu-lagu yang terpendam selama hampir dua dekade akhirnya menemukan jalannya ke telinga kita!

Pandemi COVID-19, tentu saja, turut berperan dalam penundaan tersebut. Malakian mengakui bahwa dia terus-menerus mempertanyakan dan merekam ulang sebagian materi hingga merasa puas. Selain itu, jadwal System Of A Down yang padat dengan berbagai festival dan tur juga turut menghambat proses penyelesaian album ini. Namun, penantian itu akhirnya berakhir!

Addicted To The Violence: Lebih dari Sekadar Musik Keras

Addicted To The Violence bukan sekadar album musik keras; ini adalah cerminan dari dunia yang kita tinggali, dilihat melalui lensa Daron Malakian. Walaupun beberapa lagu ditulis bertahun-tahun lalu, tema-tema yang diangkat terasa relevan dengan kondisi sosial dan politik saat ini. Ini adalah bukti bahwa masalah-masalah tertentu tampaknya tidak pernah benar-benar berubah.

Album ini tidak secara eksplisit berfokus pada politik, tetapi lebih pada bagaimana masyarakat memengaruhi individu dan bagaimana individu mengamati masyarakat. Lagu-lagu tersebut mencerminkan pengamatan Malakian terhadap dinamika kompleks dalam masyarakat modern. Beberapa lagu bahkan tidak mengambil sudut pandang tertentu, melainkan hanya menggambarkan apa yang diamati, seperti dalam lagu “Killing Spree.”

Salah satu aspek menarik dari Addicted To The Violence adalah kejujuran brutal yang terkandung di dalamnya. Malakian tidak takut untuk menghadapi isu-isu kontroversial dan menyajikannya tanpa filter. “Killing Spree,” misalnya, adalah representasi mentah tentang peningkatan kekerasan dan kurangnya empati dalam masyarakat. Dia bahkan bercanda bahwa lirik lagu tersebut datang kepadanya saat dia sedang “high off my ass,” yang menunjukkan bahwa kadang-kadang, kejujuran paling mendalam berasal dari tempat yang tak terduga.

Centrist Rocker: Ketika Politik Bertemu dengan Musik

Malakian menggambarkan dirinya sebagai seorang “centrist,” yang berarti dia tidak memihak pada satu sisi politik pun. Dia percaya bahwa kedua belah pihak sering kali melakukan hal-hal yang konyol dan bahwa masyarakat sering kali terpecah belah oleh isu-isu yang dimanipulasi oleh mereka yang berkuasa.

Dalam lagu “Your Lives Burn,” Malakian mengkritik politisi dan media karena sengaja menciptakan perpecahan untuk mengalihkan perhatian dari tindakan mereka. Pesan utamanya adalah bahwa sementara kita sibuk berdebat tentang isu-isu seperti hak kepemilikan senjata atau aborsi, pemerintah dan elit terus melakukan hal-hal yang merugikan kita. Dia bahkan menyarankan agar kita semua berhenti berkelahi satu sama lain dan mulai menyerang pemerintah sebagai gantinya – sebuah ide yang cukup radikal, bahkan untuk seorang rocker.

Walaupun begitu, Malakian mengakui bahwa dia tidak selalu yakin bahwa musisi adalah orang yang tepat untuk memberikan komentar tentang isu-isu besar. Dia menyatakan bahwa dia merasa nyaman dengan kehidupannya dan tidak ingin menggurui orang lain tentang apa yang benar dan salah. Dia bahkan bercanda bahwa dia tidak akan mencari nasihat politik dari Green Day, yang mungkin membuat beberapa penggemar musik politik kecewa.

Masa Depan System Of A Down: Harapan atau Sekadar Nostalgia?

Setelah tur mereka di Amerika Selatan, yang tampaknya berjalan dengan sukses, banyak penggemar yang bertanya-tanya apakah ini berarti akan ada musik baru dari System Of A Down. Malakian mengakui bahwa tur tersebut telah membantu mereka terhubung kembali sebagai teman dan menikmati kebersamaan satu sama lain.

Namun, dia juga menyatakan bahwa “urusan album” sering kali menjadi sumber konflik di antara mereka. Dia khawatir tentang memasuki kembali wilayah itu dan lebih memilih untuk mempertahankan persahabatan mereka dan merayakan band yang mereka bentuk lebih dari 30 tahun lalu.

Meskipun dia tidak sepenuhnya menutup kemungkinan adanya album baru di masa depan, dia menegaskan bahwa saat ini bukan itu fokus mereka. Pada intinya, mereka hanyalah empat pria Armenia yang membentuk band dan menciptakan beberapa album yang masih dicintai oleh dunia. Cukup keren untuk bisa menjual stadion sepak bola di seluruh dunia, kan? Album baru atau tidak, mereka tetaplah legenda.

Jadi, apakah Addicted To The Violence adalah suara pemberontakan, refleksi sosial, atau sekadar musik keras yang enak didengar? Mungkin semuanya. Yang jelas, Daron Malakian kembali dengan proyek solonya, siap untuk mengguncang dunia dengan cara yang hanya bisa dia lakukan. Sekarang, mari kita putar musiknya dan sedikit berpikir. Mungkin saja, di balik riff gitar yang keras, ada pesan yang layak untuk kita renungkan.

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Hemat Ekstra 25% untuk Audio Refurbished: Jangan Sampai Ketinggalan

Next Post

Upacara Kemerdekaan di Jakarta: Implikasi Pembangunan IKN