Mimpi Reuni Talking Heads: David Byrne Bilang ‘Nggak Dulu,’ Tapi Siap Bikin Candu dengan Album Solo Baru!
The global fandom, terutama mereka yang tumbuh besar dengan irama khas 80-an, mungkin sering merasakan patah hati kolektif ketika band idola tak kunjung bereuni. Bayangkan saja, harapan setinggi langit untuk melihat kembali para legenda di panggung, lalu tiba-tiba harapan itu dibalas dengan penolakan paling telak. Inilah yang terjadi pada para penggemar Talking Heads, setelah sang ikon musik, David Byrne, sekali lagi dengan tegas menyebut ide reuni penuh sebagai “misi bodoh.” Seolah ingin membuktikan bahwa ‘move on’ itu penting, Byrne justru siap menghadirkan karya solo terbarunya yang siap mengguncang jagat musik.
David Byrne, sosok jenius di balik Talking Heads, kembali menyuarakan pendapatnya tentang prospek reuni penuh band tersebut. Dalam sebuah wawancara terbaru dengan The Times, Byrne merefleksikan 50 tahun sejak band itu pertama kali terbentuk. Ia juga membahas harapan besar penggemar agar Talking Heads dapat bersatu kembali, terutama setelah pembubaran mereka pada tahun 1991. Bagi Byrne, gagasan ini jelas bukan prioritas utamanya.
Harapan untuk reuni memang sempat mendapat momentum baru pada bulan Juni lalu. Kala itu, band legendaris ini menggoda publik dengan pengumuman besar yang memicu spekulasi liar di kalangan penggemar. Namun, janji manis itu berakhir dengan realita yang sedikit berbeda: mereka hanya merilis video musik perdana untuk lagu ikonik “Psycho Killer,” yang menampilkan aktris ternama Saoirse Ronan. Pengumuman ini, meski membahagiakan, ternyata belum menjadi sinyal reuni yang diidamkan.
Talking Heads sendiri terakhir kali tampil bersama secara penuh pada tahun 1984, sebuah fakta yang mungkin mengejutkan banyak orang. Meskipun sempat ada reuni singkat pada tahun 2023, rumor mengenai kembalinya mereka ke panggung terus-menerus dibantah selama bertahun-tahun. Bahkan, beberapa laporan menyebutkan bahwa para anggota band pernah menolak tawaran menggiurkan senilai 80 juta dolar AS (sekitar 59,2 juta poundsterling) dari Live Nation untuk kembali melakukan tur. Angka fantastis itu seolah tak mampu meluluhkan tekad mereka.
Berbicara kepada The Times, Byrne menjelaskan alasan di balik keengganan para anggota band untuk mengejar gagasan reuni tersebut. Menurutnya, mencoba menciptakan kembali perasaan yang dialami orang-orang saat berusia awal 20-an, ketika pertama kali mendengar musik mereka, adalah “misi bodoh.” Ia menambahkan, lebih dari itu, Byrne mengaku sangat menikmati apa yang sedang dilakukannya saat ini. Baginya, ada batasan yang jelas antara nostalgia dan realitas.
Bagian terakhir dari pernyataannya merujuk pada kesibukannya mempersiapkan perilisan album solo terbarunya dalam tujuh tahun terakhir, bertajuk ‘Who Is The Sky?’. Album ini dijadwalkan rilis pada tanggal 5 September melalui Matador Records dan sudah tersedia untuk pra-pesan. Ini menunjukkan fokus Byrne yang kuat pada proyek-proyek personal. Tak hanya itu, Byrne juga diketahui berkolaborasi dengan vokalis Paramore, Hayley Williams, untuk sebuah lagu baru. Lagu ini secara khusus ditulis untuk adaptasi terbaru dari kisah Roald Dahl, The Twits. Ini memperlihatkan eksplorasi musikal Byrne yang semakin luas dan beragam, jauh dari bayang-bayang masa lalu.
Mimpi Reuni: David Byrne Bilang Itu ‘Misi Bodoh,’ Bukan ‘Remastered’
Meskipun harapan reuni muncul kembali tahun ini, seiring dengan perayaan 50 tahun formasi band dan video baru “Psycho Killer,” rumor kembalinya Talking Heads telah beredar selama bertahun-tahun. Spekulasi ini juga sempat mendapat momentum tahun lalu, ketika band mengumumkan edisi deluxe dari album live ikonik mereka, ‘Stop Making Sense’, untuk merayakan hari jadinya yang ke-40. Kala itu, mereka bahkan sempat tampil bersama dalam acara game show populer AS, Jeopardy!, menyajikan pertanyaan dalam kategori mereka sendiri.
Kode Keras yang Bikin Fans Auto Patah Hati
Namun, Byrne dengan cepat menepis semua penampilan tersebut sebagai “tugas promosi” belaka. Ia menjelaskan kepada The Times, “Kami tampil di TV bersama dan orang-orang berpikir, ‘Wah, sepertinya mereka semua rukun.'” Byrne kemudian segera memadamkan harapan penggemar dengan tegas, “Tapi tidak, saya rasa tidak akan ada reuni penuh.” Sikapnya konsisten dan tidak tergoyahkan.
Komentar-komentar dalam wawancara terbaru ini muncul setelah Byrne juga menepis harapan reuni dalam wawancara lain dengan Rolling Stone minggu sebelumnya. Di sana, ia menegaskan bahwa reuni live sudah tidak ada dalam rencana. Namun, Byrne memberikan sedikit angin segar dengan mengatakan bahwa ia akan memainkan beberapa lagu Talking Heads yang diaransemen ulang dalam pertunjukan solo mendatangnya.
Menurut Byrne, langkah ini memungkinkannya untuk mencampur dan mencocokkan serta menyesuaikannya dengan sound yang sedang ia kerjakan saat ini. Ia menekankan bahwa hal tersebut dilakukan tanpa harus sepenuhnya menghancurkan integritas lagu-lagu lama. Ini menunjukkan pendekatan artistik yang menghargai warisan, namun tetap berinovasi.
Antara Jebakan Nostalgia dan Kebebasan Berkarya
“Namun, saya juga menyadari ada jebakan nyata,” ujarnya melanjutkan. “Jika Anda memainkan terlalu banyak materi lama, Anda akan menjadi legacy act yang hanya datang dan memainkan hits lama.” Ia menambahkan bahwa meskipun bisa menghasilkan uang dengan cepat, itu berarti artis tersebut telah menggali lubang untuk diri sendiri. Byrne seolah ingin menghindari label sebagai “band nostalgia.”
Resep Rahasia di Balik Album Solo yang Siap Bikin Candu
Album solo Byrne yang akan datang, ‘Who Is The Sky?’, diproduseri oleh Kid Harpoon, yang dikenal atas karyanya bersama Harry Styles dan Miley Cyrus. Album ini juga menampilkan kolaborator-kolaborator ternama seperti St. Vincent, Hayley Williams dari Paramore, dan drummer The Smile, Tom Skinner. Daftar kolaborator ini menunjukkan kualitas musikal yang tinggi dan beragam.
Dua belas lagu dari album tersebut diaransemen oleh orkestra berbasis di New York City, Ghost Train Orchestra. Byrne merekrut mereka setelah menemukan album tribut mereka tahun 2023 yang didedikasikan untuk komposer dan penyair jalanan New York yang buta, Moondog. Ini adalah detail menarik yang menunjukkan inspirasi di balik proyek terbarunya. Untuk merayakan perilisan album, Byrne akan memulai tur keliling dunia. Tur ini akan dimulai dengan serangkaian tanggal di AS pada bulan September, sebelum melanjutkan perjalanan ke Inggris pada bulan Maret 2026. Ini adalah kesempatan bagi penggemar untuk menyaksikan evolusi musikalnya secara langsung.
Pada akhirnya, pernyataan David Byrne bukan sekadar penolakan reuni, melainkan deklarasi tegas tentang arah artistiknya di masa depan. Byrne seolah memberikan “kuliah singkat” tentang bagaimana seniman sebaiknya menghindari jebakan nostalgia yang dapat membatasi kreativitas. Ia memilih untuk terus berinovasi dan menjelajahi wilayah musik baru, membuktikan bahwa seorang legenda tidak harus selalu hidup di masa lalu. Dengan album solo barunya yang penuh kolaborasi menarik dan tur global yang menanti, Byrne membuktikan bahwa “misi bodoh” adalah tetap terjebak dalam harapan lama, sementara dunia musiknya terus berevolusi.