Dark Mode Light Mode

David Draiman Sebut Tom Morello “Memalukan” karena Dukung Kneecap

Industri musik memang penuh drama, lebih seru dari sinetron azab di TV! Kali ini, vokalis Disturbed, David Draiman, dan gitaris legendaris Rage Against the Machine, Tom Morello, terlibat dalam perseteruan opini yang cukup panas. Semua ini bermula dari dukungan Morello terhadap grup hip-hop asal Irlandia, Kneecap. Mari kita telaah lebih dalam apa yang sebenarnya terjadi.

Musik, Politik, dan Opini: Ketika Panggung Jadi Arena Debat

Musik seringkali menjadi wadah ekspresi, bukan hanya soal melodi dan lirik, tetapi juga pandangan politik dan sosial. Kneecap, grup hip-hop yang dimaksud, memang dikenal dengan lirik-lirik kontroversial mereka yang pro-Palestina dan anti-Israel. Hal ini yang kemudian memicu reaksi dari berbagai pihak, termasuk David Draiman.

Kneecap sendiri sempat membuat heboh di festival Coachella dengan menampilkan pesan “Fuck Israel, free Palestine” di layar belakang panggung mereka. Tindakan ini menuai pujian dari sebagian kalangan, tetapi juga kecaman keras dari yang lain. Kontroversi ini kemudian merambat ke dunia musik rock, melibatkan Draiman dan Morello.

Sharon Osbourne, istri dari Ozzy Osbourne, bahkan sempat menyerukan agar visa kerja anggota Kneecap dicabut, menunjukkan betapa seriusnya kontroversi ini. Isu ini bukan hanya soal musik, tapi juga menyentuh ranah politik internasional yang sensitif.

Tom Morello, dalam sebuah wawancara, menyebut Kneecap sebagai “Rage Against the Machine masa kini.” Pujian ini tentu saja memicu reaksi dari banyak orang, termasuk Draiman, yang secara terbuka mengkritik pandangan Morello.

Kenapa Draiman Sewot? Sentimen Pribadi dan Konflik Global

David Draiman, yang beragama Yahudi dan memiliki keluarga di Israel, merasa tersinggung dengan dukungan Morello terhadap Kneecap. Baginya, pandangan grup hip-hop tersebut dianggap mendukung terorisme dan menyebarkan kebencian terhadap orang Yahudi.

Draiman mengekspresikan kekecewaannya melalui akun X/Twitter, menyebut tindakan Morello sebagai “memalukan.” Ia juga menambahkan bahwa keluarganya seolah tidak berarti dalam “virtue signaling” Morello terhadap pihak-pihak yang mendukung teror. Ups, pedas!

Konflik ini memperlihatkan bagaimana isu politik yang kompleks dapat memengaruhi hubungan antar musisi, bahkan yang sebelumnya dikenal baik. Perbedaan pandangan tentang konflik Israel-Palestina menjadi pemicu perpecahan di antara mereka.

“Rage Against the Machine Masa Kini”? Klaim yang Kontroversial

Apakah Kneecap benar-benar “Rage Against the Machine masa kini”? Klaim ini tentu saja debatable. Rage Against the Machine dikenal dengan musik rap-metal mereka yang berapi-api dan lirik-lirik revolusioner yang menentang ketidakadilan sosial. Sementara Kneecap, dengan gaya hip-hop Irlandia mereka, membawakan pesan-pesan politik yang juga radikal, tapi dengan nuansa yang berbeda.

Meskipun keduanya sama-sama vokal dalam menyuarakan ketidakadilan, gaya musik dan latar belakang budaya mereka sangat berbeda. Lebih tepatnya mungkin, keduanya adalah representasi dari generasi dan konteks yang berbeda dalam menyampaikan pesan perlawanan. Semacam estafet obor pemberontakan, gitu deh.

Ketika Panggung Bersatu, Opini Terpisah

Ironisnya, Draiman dan Morello sempat tampil bersama di konser “Back to the Beginning” yang menandai penampilan terakhir Black Sabbath dan Ozzy Osbourne. Namun, di balik panggung yang sama, terdapat perbedaan pandangan yang mendalam.

Draiman bahkan sempat mendapatkan boo dari sebagian penonton karena dukungannya terhadap Israel. Meskipun ia mengklaim bahwa laporan tentang boo tersebut dibesar-besarkan, insiden ini menunjukkan betapa polarisasi opini dapat memengaruhi bahkan pertunjukan musik.

Free Speech dan Tanggung Jawab: Batasan Ekspresi dalam Seni

Kasus ini memunculkan pertanyaan penting tentang batasan ekspresi dalam seni. Apakah seorang seniman memiliki kebebasan mutlak untuk menyampaikan pandangan politiknya, terlepas dari konsekuensinya? Di mana batas antara kebebasan berpendapat dan tanggung jawab untuk tidak menyebarkan kebencian?

Tentu saja, semua orang berhak atas kebebasan berpendapat. Namun, kebebasan ini juga harus diimbangi dengan kesadaran akan dampak dari perkataan dan tindakan kita. Apalagi jika kita memiliki platform yang besar dan berpengaruh.

Akhir Kata: Musik Memang Kadang Bikin Mumet!

Perseteruan antara David Draiman dan Tom Morello ini menjadi pengingat bahwa musik bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga arena perdebatan ideologi dan politik. Perbedaan pandangan adalah hal yang wajar, tetapi penting untuk tetap menghargai pendapat orang lain, bahkan jika kita tidak setuju. Yang penting, jangan sampai berantem beneran, ya! Damai itu mahal, bro!

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Hadiah Besar, Nama Besar: Esports World Cup ke-2 di Riyadh Dimulai, Pengaruhnya Mendunia

Next Post

Prabowo Dorong Investasi Uni Eropa Lebih Besar Jelang Pengesahan Perjanjian Dagang