Dark Mode Light Mode
Siap Liburan Musim Panas? Speaker Tahan Air Sony Diskon Gila-Gilaan Sebelum Prime Day
DAVID ELLEFSON Merenungkan ‘Risk’ MEGADETH: Album yang Paling Kontroversial dalam Katalog, Mungkin Dampaknya Terbesar
Kode Volleyball Legends Juni 2025: Raih Keunggulan

DAVID ELLEFSON Merenungkan ‘Risk’ MEGADETH: Album yang Paling Kontroversial dalam Katalog, Mungkin Dampaknya Terbesar

Pernahkah kamu merasa jadi satu-satunya orang yang suka lagu yang dibenci semua orang? Mungkin kamu fans berat album Risk dari Megadeth, album yang sering jadi bahan bully-an di kalangan metalhead. Jangan khawatir, kamu tidak sendiri. Bahkan, mantan bassis Megadeth, David Ellefson, sendiri membela album kontroversial ini. Mari kita bedah kenapa Risk masih relevan sampai sekarang.

Mengapa Album ‘Risk' Megadeth Masih Diperdebatkan Hingga Kini?

Album Risk, yang dirilis pada tahun 1999, memang menimbulkan reaksi beragam. Kritikus memberikan ulasan campuran, dan banyak penggemar Megadeth garis keras merasa dikhianati karena arah musiknya yang lebih komersial dan pop rock. Alih-alih thrash metal yang menjadi ciri khas Megadeth, Risk justru menawarkan sesuatu yang berbeda.

Album ini memang debut di posisi ke-16 tangga lagu Billboard dan kemudian mendapatkan sertifikasi gold karena terjual setengah juta kopi di Amerika Serikat. Namun, kesuksesan komersial ini tidak lantas membuat album ini diterima dengan tangan terbuka oleh semua orang. Pertanyaan besarnya, kenapa?

Eksperimen musik Risk bertepatan dengan perubahan lanskap musik pada akhir 90-an. Grunge dan nu metal mendominasi tangga lagu, memaksa band-band metal lawas untuk mempertimbangkan ulang strategi mereka. Era 90-an adalah era yang sangat penting bagi perkembangan musik metal, baik secara artistik maupun komersial.

Beberapa band memilih untuk tetap setia pada akar mereka, sementara yang lain mencoba bereksperimen dengan suara yang lebih modern. Megadeth, dengan Cryptic Writings dan kemudian Risk, jelas memilih jalur eksperimen, walaupun dengan hasil yang beragam. Strategi ini melibatkan adaptasi terhadap tren pasar demi kelangsungan band.

David Ellefson menjelaskan bahwa Risk adalah upaya Megadeth untuk tetap relevan di tengah perubahan tren musik. Sama seperti Starbucks atau Chevrolet, band juga perlu aware dengan perubahan pasar dan mampu beradaptasi. Cryptic Writings adalah contoh sukses adaptasi ini, tetapi Risk mungkin terlalu jauh.

‘Risk' Adalah Gerbang Menuju Megadeth?

Salah satu pembelaan paling menarik untuk Risk adalah argumen bahwa album ini berfungsi sebagai gateway bagi banyak penggemar baru ke dunia Megadeth. Ellefson menceritakan kisah seorang penggemar yang mengakui bahwa Risk adalah album Megadeth pertama yang dia beli, dan kemudian dia membeli semua album lainnya.

Analoginya adalah seperti album Destroyer dari KISS. Beberapa orang mungkin menganggap Destroyer sebagai titik balik yang negatif bagi KISS, tetapi bagi penggemar baru, album itu adalah pintu masuk ke dunia KISS. Begitu pula dengan Risk, mungkin banyak metalhead muda yang awalnya tertarik dengan Risk dan kemudian menjelajahi katalog Megadeth yang lebih heavy.

Intinya adalah bahwa setiap orang punya selera yang berbeda, dan tidak mungkin memuaskan semua orang sepanjang waktu. Megadeth, menurut Ellefson, lebih fokus untuk menciptakan musik yang mereka sukai, dengan harapan bahwa ada cukup banyak "knucklehead" bert-shirt hitam seperti mereka yang juga akan menyukainya. Fokus pada audiens inti adalah kunci keberhasilan.

Lalu, Apa yang Salah Dengan Pembuatan ‘Risk'?

Meski begitu, Ellefson mengakui bahwa ada beberapa faktor yang berkontribusi pada kegagalan Risk untuk memenuhi ekspektasi penggemar setia Megadeth. Salah satunya adalah kurangnya waktu untuk "memasak" album ini. Ide-ide musik belum sepenuhnya matang dan meresap ke dalam jiwa band.

Ellefson juga menyoroti peran manajer mereka saat itu, yang sangat menekankan pada pendekatan radio. Setelah keberhasilan Cryptic Writings, ada tekanan untuk membuat album yang lebih radio-friendly. Sayangnya, upaya ini justru membuat keseimbangan album terganggu, dengan terlalu banyak lagu yang dibuat untuk radio dan terlalu sedikit lagu metal murni.

Gitaris Megadeth saat itu, Marty Friedman, juga pernah berkomentar bahwa Risk adalah representasi akurat dari posisi band pada saat itu. Mereka melakukan yang terbaik yang mereka bisa. Album, menurut Friedman, adalah seperti buku tahunan sekolah yang menangkap momen dan semangat pada saat itu. Album adalah catatan sejarah dari sebuah band.

Mengukir Jalur Sendiri Pasca-90an

Dave Mustaine sendiri pernah menyatakan bahwa Risk adalah hasil dari "kapitulasi" terhadap keinginan Marty Friedman untuk menjadi band yang lebih alternative. Mustaine bahkan bergurau bahwa jika album itu disebut The Dave Mustaine Project dan bukan Megadeth, mungkin akan lebih sukses.

Setelah periode eksperimen dengan Cryptic Writings dan Risk, Megadeth akhirnya memutuskan untuk kembali ke akar mereka dengan album The World Needs A Hero. Pada titik ini, mereka menyadari bahwa prioritas utama adalah menyukai musik yang mereka buat sendiri. Dengan begitu, mereka dapat fokus pada komunitas penggemar setia mereka.

Kesimpulannya, Risk adalah album yang kompleks dan kontroversial. Meskipun mungkin tidak memenuhi harapan semua penggemar Megadeth, album ini tetap memiliki tempat khusus dalam sejarah band dan berfungsi sebagai entry point bagi banyak penggemar baru. Lebih dari itu, Risk adalah pengingat bahwa band juga perlu bereksperimen dan beradaptasi, bahkan jika itu berarti mengambil risiko. Album ini adalah pengingat bahwa inovasi adalah kunci untuk tetap relevan, namun jangan sampai melupakan akar yang membuatmu unik.

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Siap Liburan Musim Panas? Speaker Tahan Air Sony Diskon Gila-Gilaan Sebelum Prime Day

Next Post

Kode Volleyball Legends Juni 2025: Raih Keunggulan