Bayangkan, lagi asik-asikan kerja di pabrik, tiba-tiba didatangi sekelompok orang yang ngaku-ngaku berhak atas pabrik itu. Bukan adegan film aksi, tapi kejadian nyata di Kalimantan Tengah. Serem, kan?
Ormas: Dari Aspirasi Masyarakat ke Aksi Pemerasan?
Indonesia, negara dengan keberagaman yang luar biasa, juga punya banyak organisasi masyarakat (ormas). Jumlahnya fantastis, mencapai sekitar 550.000 yang terdaftar di Kementerian Dalam Negeri. Sebagian besar sih, niatnya baik, menyalurkan aspirasi masyarakat, memberikan bantuan sosial, atau kegiatan positif lainnya.
Namun, sayangnya, ada juga segelintir ormas yang namanya tercoreng karena ulah oknum anggotanya. Beberapa ormas ini dikenal karena anggotanya sering terlibat tindakan kriminal seperti penganiayaan, pemerasan, bahkan kekerasan. Ini jelas meresahkan masyarakat dan mencoreng citra ormas secara keseluruhan.
Kejadian di Kalimantan Tengah tadi hanyalah satu contoh kecil. Sebelumnya, di sekitar Jakarta, beberapa pengusaha juga mengaku menerima surat "permintaan" sumbangan hari raya dari ormas tertentu. Modusnya halus, tapi esensinya ya… Anda pasti paham.
Ketika "Urun Rembuk" Berubah Jadi "Urun Dana": Investasi Jadi Taruhan?
Praktik-praktik seperti ini tentu merugikan banyak pihak. Para pengusaha merasa terintimidasi dan enggan berinvestasi. Kalau sudah begini, pertumbuhan ekonomi bisa terhambat. Investasi yang seharusnya masuk, malah lari ke negara lain yang lebih aman dan kondusif.
Investasi menjadi kata kunci penting di sini. Iklim investasi yang sehat sangat krusial bagi pertumbuhan ekonomi. Jika pengusaha merasa terancam oleh aksi premanisme yang mengatasnamakan ormas, tentu mereka akan berpikir dua kali untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Ini bukan hanya soal uang, tapi juga soal kepercayaan dan kepastian hukum.
Pemerintah sebenarnya sudah berupaya menertibkan ormas-ormas yang meresahkan ini. Polisi bahkan melancarkan operasi besar-besaran untuk menindak tegas pelaku premanisme yang mengatasnamakan ormas. Lebih dari 3.300 kasus premanisme berhasil diungkap. Sebuah pencapaian yang patut diapresiasi.
Premanisme Berkedok Ormas: Menggerogoti Ekonomi Bangsa
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta Kamdani, mengungkapkan bahwa para pengusaha semakin resah dengan ulah oknum ormas ini. Mereka seringkali dimintai uang keamanan, THR, bahkan dipaksa menggunakan jasa catering atau transportasi dari ormas tersebut.
Jika permintaan tidak dipenuhi, tak segan-segan mereka melakukan aksi demonstrasi atau memblokir akses ke pabrik atau lokasi konstruksi. Nggak kebayang deh berapa kerugian yang dialami perusahaan akibat ulah seperti ini.
Asosiasi Kawasan Industri Indonesia (HKI) memperkirakan bahwa gangguan dan ketidakstabilan yang disebabkan oleh ormas-ormas ini merugikan Indonesia hingga puluhan miliar dolar AS dalam bentuk hilangnya investasi. Angka yang fantastis, bukan? Padahal, uang sebanyak itu bisa digunakan untuk membangun infrastruktur, meningkatkan kualitas pendidikan, atau program-program sosial lainnya.
Solusi Jitu: Penegakan Hukum Tanpa Kompromi dan Pengawasan Ketat
Lalu, bagaimana solusinya? Jawabannya sederhana: penegakan hukum tanpa kompromi. Polisi harus menindak tegas setiap tindakan premanisme, tanpa pandang bulu. Jangan biarkan ada oknum ormas yang merasa kebal hukum.
Selain itu, pengawasan terhadap ormas juga perlu ditingkatkan. Pemerintah harus lebih selektif dalam memberikan izin pendirian ormas. Ormas yang terbukti melanggar hukum harus dibubarkan. Dana bantuan pemerintah juga harus dialokasikan dengan bijak, jangan sampai malah disalahgunakan untuk kegiatan-kegiatan yang merugikan masyarakat.
Perlu diingat, ormas seharusnya menjadi wadah untuk menyalurkan aspirasi masyarakat, bukan menjadi alat untuk melakukan pemerasan atau tindakan kriminal lainnya. Jika semua pihak, baik pemerintah, aparat penegak hukum, maupun masyarakat, bersinergi, kita bisa memberantas premanisme berkedok ormas ini sampai ke akar-akarnya.
Saatnya Berbenah: Ormas Sehat, Investasi Meningkat, Ekonomi Kuat!
Kita semua punya tanggung jawab untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif di Indonesia. Dengan memberantas premanisme berkedok ormas, kita tidak hanya melindungi para pengusaha, tapi juga membuka peluang bagi terciptanya lapangan kerja baru dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Ingat, ekonomi yang kuat adalah fondasi bagi bangsa yang maju.