Mari kita jujur, siapa yang tidak pernah bergoyang mengikuti “Panda” di tahun 2016? Lagu itu seperti virus, menyebar ke seluruh dunia dan membuat Desiigner, seorang rapper dari Brooklyn, menjadi sensasi dalam semalam. Tapi, seperti meteor, bersinar terang lalu meredup, karir Desiigner tidak se-meledak yang diperkirakan banyak orang. Apakah ini karena kurangnya bling? Mungkin saja, tapi mari kita telusuri lebih dalam.
Nama Desiigner sempat harum di bawah naungan Kanye West dan G.O.O.D. Music. Bergabung dengan label besar seharusnya menjadi tiket emas menuju kesuksesan. Sayangnya, kenyataan tidak seindah ekspektasi. Banyak yang menyalahkan tingkat talentanya, tetapi beberapa berpendapat bahwa masalahnya terletak pada manajemen label. Persaingan di industri musik memang sekejam Game of Thrones, bukan?
Meskipun sempat menghilang dari radar, Desiigner tidak sepenuhnya berhenti berkarya. Ia kembali dengan amunisi baru, mencoba membuktikan bahwa ia lebih dari sekadar “Panda”. Album terbarunya, ii, dirilis di bawah labelnya sendiri, LOD Entertainment, sebuah langkah yang menunjukkan kemandirian dan keinginan untuk mengendalikan nasibnya sendiri.
ii menawarkan nostalgia bagi para penggemar lama sekaligus mencoba menjangkau pendengar baru. Desiigner bereksperimen dengan berbagai genre, mencoba melampaui batas-batas trap yang menjadi ciri khasnya. Apakah eksperimen ini berhasil? Mari kita telaah lebih lanjut.
Desiigner Bangkit Kembali? Mengulas Album “ii”
Album ini, ii, menampilkan Desiigner yang sedang bereksplorasi. Tracklistnya cukup panjang, terdiri dari 16 lagu, mulai dari “Money Time” hingga “Money Time (Extended)”. Ini menunjukkan ambisi, tetapi apakah kuantitas sebanding dengan kualitas? Itu pertanyaan jutaan dolar, teman-teman.
Dalam ii, Desiigner menjajal vibes yang lebih melodis. Lagu seperti “All Night” adalah usahanya memasuki ranah pop rap dan R&B. Ini merupakan perubahan yang signifikan dari gaya trap yang agresif. Apakah ini evolusi atau hanya mencoba-coba? Pendengar yang akan menilai.
Namun, ada yang masih mengganjal. Inspirasi dari Future masih terlalu kentara. Terdengar seperti Desiigner mencoba meniru HNDRXX, album Future yang ikonik. Imitasi memang bentuk pujian tertinggi, tapi originalitas tetaplah raja.
Benarkah Album ii Layak Didengar?
Jika kita bisa mengabaikan kemiripan dengan Future, ii sebenarnya adalah album yang enjoyable. Cocok untuk didengarkan saat santai atau saat berkendara. Beat-nya asik, melodinya mudah diingat, dan liriknya… ya, liriknya Desiigner banget.
Berikut adalah beberapa highlight dari album ii:
- “Money Time”: Lagu pembuka yang enerjik dan langsung membuat kita ingin nge-dance.
- “All Night”: Usaha Desiigner dalam genre pop rap yang patut diapresiasi.
- “Good Night (feat. Koda)”: Kolaborasi yang memberikan warna baru pada album ini.
Tetapi, mari kita bersikap jujur, album ini bukanlah mahakarya yang mengubah dunia musik. It’s good, but not groundbreaking. Apakah Desiigner mampu mengukir jalannya sendiri di industri musik yang semakin kompetitif? Ini yang perlu kita lihat.
Strategi Marketing atau Sekadar Nostalgia?
Kembalinya Desiigner memunculkan pertanyaan: apakah ini strategi marketing yang cerdas atau sekadar nostalgia? Mungkin keduanya. Nama Desiigner masih memiliki daya tarik, terutama bagi mereka yang tumbuh besar di era “Panda”. Namun, untuk benar-benar bangkit kembali, ia perlu lebih dari sekadar nostalgia.
Desiigner harus menemukan identitasnya sendiri, melampaui bayang-bayang Future, dan menciptakan musik yang benar-benar orisinal. Ini adalah tantangan besar, tetapi bukan tidak mungkin. Dengan kerja keras, dedikasi, dan sedikit keberuntungan, Desiigner masih bisa membuktikan bahwa ia lebih dari sekadar one-hit wonder.
Masa Depan Desiigner: Cerah atau Suram?
Masa depan Desiigner masih belum pasti. Album ii adalah langkah awal yang menjanjikan, tetapi masih banyak yang harus dilakukan. Ia perlu terus bereksperimen, mengembangkan skill, dan membangun fanbase yang loyal.
Industri musik kejam, dan tidak ada jaminan kesuksesan. Tapi, dengan semangat pantang menyerah dan visi yang jelas, Desiigner memiliki potensi untuk menulis ulang narasinya. Apakah ia akan berhasil? Hanya waktu yang bisa menjawab.
Desiigner memiliki platform-nya sendiri, LOD Entertainment. Dia memiliki kontrol penuh atas musiknya, dan ini adalah sesuatu yang banyak artis lain inginkan. Dia dapat merilis musik pada waktunya sendiri dan bereksperimen.
Kesimpulan: Pelajaran dari “Panda”
Kisah Desiigner adalah pengingat bahwa kesuksesan instan tidak menjamin keberlanjutan. Talent hanyalah sebagian dari persamaan. Kerja keras, ketekunan, dan kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan adalah kunci untuk bertahan di industri musik yang kejam. Semoga Desiigner sukses dengan comeback-nya. Siapa tahu, mungkin kita akan melihat “Panda 2.0” di masa depan. Intinya, jangan pernah meremehkan kekuatan musik yang catchy.