Dark Mode Light Mode

Dewan Pakar Infosys Dibentuk: Langkah Strategis Perkuat Wawasan di Indonesia

Oke, inilah artikelnya:

Siapkah kita menghadapi masa depan yang literally ditentukan oleh algoritma? Jangan panik dulu! Kabar baiknya, ada yang menyiapkan strategi jitu. Infosys, salah satu raksasa IT India, baru saja membentuk tim elite untuk membantu kita semua bernavigasi di dunia teknologi yang makin canggih. Ibaratnya, mereka ini adalah GPS untuk perjalanan kita di rimba disruptive technologies.

Mengapa Infosys Membutuhkan “Dewan Penasihat”?

Di era AI dan inovasi yang terus melaju kencang, bahkan perusahaan sebesar Infosys pun sadar bahwa mereka membutuhkan pandangan dari luar. Mereka membentuk Expert Advisory Council (EAC), yang terdiri dari para ahli top dunia di bidang teknologi strategis dan emerging technology. Bayangkan punya dream team yang siap memberikan masukan independen dan objektif. Tujuan utamanya? Membuat kemajuan yang dipimpin AI relevan untuk klien mereka. Ini bukan sekadar ikut-ikutan tren, tapi benar-benar memikirkan bagaimana teknologi bisa membantu orang lain.

Tugas EAC ini bukan main-main. Mereka akan memberikan external insight, menantang pemikiran yang sudah ada, membawa wawasan terkini, membantu mempertajam fokus teknologi Infosys, dan yang paling penting, memastikan semua itu relevan bagi klien. Singkatnya, mereka adalah brain trust yang akan membantu Infosys tetap menjadi yang terdepan dalam inovasi.

Anggota EAC ini bukan sembarang orang. Ada Chris Painter, pakar keamanan siber yang juga presiden Global Forum on Cyber Expertise Foundation. Lalu, ada Jeremy Bailenson, seorang cognitive psychologist dan pendiri Human Interaction Lab di Stanford University. Juga, Barbara Wixom, seorang AI strategist dari MIT Sloan Center for Information Systems Research. Dan yang tak kalah penting, Azeem Azhar, pendiri Exponential View. Wow, keren, kan?

Setiap anggota EAC memiliki spesialisasi yang unik, mulai dari cybersecurity hingga human-computer interaction. Keberagaman ini penting karena memastikan bahwa masukan yang diberikan komprehensif dan mempertimbangkan berbagai aspek. Mereka akan membantu Infosys melihat gambaran besar dan memahami implikasi jangka panjang dari teknologi baru.

Manajemen Infosys bahkan sudah memulai diskusi dengan masing-masing ahli untuk merancang model dan rencana teknologi bersama. Ini menunjukkan keseriusan mereka dalam memanfaatkan keahlian EAC. Mereka tidak hanya ingin sekadar meminta saran, tetapi benar-benar ingin berkolaborasi untuk menciptakan sesuatu yang baru.

Strategi Cerdas: Dari Riset Hingga “Living Labs”

EAC tidak hanya akan memberikan saran strategis, tetapi juga membantu mengidentifikasi peluang riset yang bisa dimonetisasi. Mereka akan membantu Infosys menemukan model kolaborasi baru dan menghubungkan perusahaan dengan ekosistem inovasi global. Ini akan membuka pintu bagi peluang baru dan membantu Infosys tetap relevan di pasar yang terus berubah.

Inisiatif ini akan memengaruhi strategi internal dan penawaran client-facing, termasuk Living Labs, sebuah program yang dipimpin oleh Infosys Center for Emerging Technology Solutions (iCETS). Living Labs adalah tempat di mana Infosys mengembangkan solusi inovatif untuk klien mereka. Dengan bantuan EAC, Living Labs akan menjadi lebih efektif dan menghasilkan solusi yang lebih relevan.

Keamanan Siber: Prioritas Utama di Era Digital

Chris Painter, sebagai pakar keamanan siber, akan memberikan masukan berharga tentang bagaimana melindungi data dan sistem dari ancaman cyber. Di era di mana serangan siber semakin canggih dan sering terjadi, keamanan siber menjadi prioritas utama. Painter akan membantu Infosys mengembangkan strategi keamanan siber yang komprehensif dan efektif.

Painter juga menjabat sebagai ketua komite risiko di Centre for Internet Security. Pengalaman ini akan membantunya memberikan masukan tentang bagaimana mengelola risiko yang terkait dengan teknologi baru. Ia akan membantu Infosys mengidentifikasi potensi ancaman dan mengembangkan rencana mitigasi yang efektif.

Bagaimana Teknologi Mempengaruhi Interaksi Manusia?

Jeremy Bailenson, dengan keahliannya di bidang human-computer interaction, akan membantu Infosys memahami bagaimana teknologi memengaruhi cara manusia berinteraksi satu sama lain. Ini penting karena teknologi tidak boleh hanya canggih, tetapi juga harus user-friendly dan meningkatkan kualitas hidup manusia.

Bailenson akan membantu Infosys merancang teknologi yang intuitif dan mudah digunakan. Ia juga akan membantu mereka memahami bagaimana teknologi dapat digunakan untuk meningkatkan kolaborasi dan komunikasi. Tujuannya adalah menciptakan teknologi yang memberdayakan manusia, bukan menggantikannya.

Menuju Masa Depan yang Lebih Cerdas

Barbara Wixom, sebagai AI strategist, akan membantu Infosys mengembangkan strategi AI yang efektif dan bertanggung jawab. AI memiliki potensi besar untuk mengubah dunia, tetapi juga memiliki risiko yang perlu dikelola dengan hati-hati. Wixom akan membantu Infosys memastikan bahwa mereka menggunakan AI secara etis dan bertanggung jawab.

Azeem Azhar, dengan pengalamannya di bidang inovasi eksponensial, akan membantu Infosys melihat peluang dan tantangan yang terkait dengan teknologi yang berkembang pesat. Azhar adalah seorang futurist yang mampu melihat tren yang akan datang dan membantu Infosys mempersiapkan diri untuk masa depan.

Kesimpulan: Investasi untuk Masa Depan

Pembentukan EAC adalah bukti bahwa Infosys berinvestasi serius untuk masa depan. Dengan menggandeng para ahli terbaik di dunia, mereka memastikan bahwa mereka tetap berada di garis depan inovasi dan mampu memberikan solusi terbaik bagi klien mereka. Ini bukan hanya tentang bisnis, tetapi juga tentang menciptakan masa depan yang lebih baik melalui teknologi. Ingat, teknologi tanpa visi dan arah, sama saja dengan gadget mahal tanpa baterai. Investasi pada expertise ini adalah power bank untuk inovasi Infosys.

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Rayakan Hari Anak Nasional 2025: 23 Twibbon Keren Siap Pakai

Next Post

Indonesia Pangkas Tarif Demi Gapai Kesepakatan Dagang AS